MMBB 2 Chapter 4

3.9K 84 44
                                    

Aline melirik kearah arlojinya.

7:00 PM

'Udahan aja kali ya belajarnya. Lagian bentar lagi Harry udah pulang.' Batin Aline.

Ia mengemas barangnya. Lampu di perpus memang agak redup saat ini. Ia heran, kenapa orang di perpus tinggal dia saja? Padahal kan tidak jarang ada mahasiswa/i yang kuliah malam.

Aline membuka pintunya, itu terkunci. Aline mengedor-gedor pintunya

"Pak security..." jerit Aline. Ia mengambil ponselnya

"No, Aline. Jangan panik. Huuuuh haaaaa." Aline berusaha mengatur nafasnya sebisa mungkin. Namun itu semua sia-sia disaat lampunya padam. Aline berjalan kearah jendela, lampu di gedung-gedung lain masih menyala. Aline menelfon Harry

"Halo, Har. Kamu masih kerja nggak?"

"Ini lagi mau di jalan pulang."

"Bisa tolongin aku nggak? Aku dari sore itu belajar di perpus, anehnya masih jam tujuh malem perpusnya udah tutup, dan... masa mereka nggak bilang sih? Langsung maen kunci aja. Terus lampunya mati sekarang, kamu masih jauh nggak?"

"Masih 5 km dari Campus kamu."

"Emm, jangan sampe kejebak macet ya."

"Iya, aku akan hubungi pihak keamanan dulu. Jadi kamu nggak perlu nunggu kelamaan."

"Yaudah, makasih ya."

Aline menutup telfonnya, kondisi disana memang agak horror. Namun Aline bukan tipe yang penakut yang akan meringkuk dan menangis histeris, Aline hanya akan mengatur nafasnya dan mencari bantuan. Aline memakai headphone-nya dan mendengarkan musik.

Aline mendengar suara pintu digedor dari luar. Aline menurunkan headphone-nya ke leher dan menoleh.

"Pak Security?" Gumam Aline.

***

Harry mendapatkan telfon saat ia berhenti di lampu lalu lintas.

"Halo."

"Halo, tuan. Ini dari keamanan Campus."

"Oh, terus.. dimana orangnya?"

"Maaf, tuan. Jalur masuk ke gedung sudah di blokir, penjaga perpus udah dilarikan ke rumah sakit." Harry menutup telfonnya tanpa berucap sepatah katapun. Harry menginjak pedal gas tak peduli warna lampu yang terpampang.

80 km/jam

Harry menelpon Aline.

***

'Drrt.. drrt..'

Dering ponselnya membuat Aline menghentikkan langkahnya menuju pintu.

"Halo, Har. Kamu udah dateng?"

"Kamu masih disana?"

"I--iya. Ini kayaknya keamanan udah dateng deh. Pintunya mau dibuka."

Harry memukul keras stir mobil.
"Line, tolong! Cepat sembunyi."

"Sembunyi?"

"Jalur masuk kesana udah di blok, dia bukan keamanan. Tapi orang yang sudah buat kamu terperangkap disana."

"Udah di blok?"

"Aline, aku lagi di perjalanan. Sekarang sembunyi, sampai 15 menit aja ya."

Aline bersembunyi di bawah meja perpus.

"Harry?" Gumam Aline pelan. Ternyata telponnya sudah diputus. Aline merasa sangat takut saat ini. Ia membayangkan yang datang adalah psikopat gila yang membawa ceruling di tangannya. Tunggu.

'Apa jangan-jangan... dia..'

Pintu terbuka. Aline mengintip dari bawah meja. Dugaannya benar, orang yang memblokir jalan masuk itu memang orang cabul yang hampir menyekapnya di jalan dekat Mansion.

"Keluar dong, Honey. Aku tahu kamu disini." Ucap orang cabul itu. Air mata Aline tak dapat ditahan lagi, ia menangis dalam diam.

"Aku tahu kamu disini." Orang cabul itu berjalan menuju rak saat ia menyenter dan Aline tidak ada, ia merobohkan masing-masing rak itu. Aline mengintip kearah pintu, orang itu masuk tanpa mengunci pintunya ulang. Aline berdiri perlahan dan berjalan jinjit cepat keluar dari perpus.

Aline berlari kencang ke pintu keluar gedung. Saat itu ia baru ingat perkataan Harry, kalau pintu masuk ke gedung itu diblokir. Aline melihat rantai yang mengikat pintu itu.

"Tolong!" Jerit Aline sambil menggedor-gedor pintunya.

"Sweetie." Aline berbalik ke belakang.

"Andra, ngapain kamu kesini?" Tanya Aline histeris. Nafasnya sudah tak teratur.

"Pengen keluar? Nggak semudah itu, sayang." Ujar Andra sambil mengatur anak rambut Aline. Aline menyingkap tangan Andra.

"Jangan berani macam-macam sama saya!" Aline memperingati Andra sambil menunjuk kasar kearah Andra.

"Oh, mana suami kamu itu? Yang katanya Millyunner, anak buah dimana-mana, tapi sayangnya istrinya terperangkap disini.. dan dia nggak berdaya, sama sekali." Ucap Andra sambil tertawa keras. Andra memegang bahu Aline. Aline langsung menamparnya

"Lancang kamu ya!" Bentak Andra keras.

"Kamu kenapa sih masih ngincer saya? Bukannya diluar sana masih banyak model cantik, yang sexy. Ngapain kamu malah pilih ibu satu anak kayak saya ini?" Balas Aline.

"Hahaha, kamu tanya kenapa? Aline... Aline..." bukannya menjawab, Andra malah menarik paksa Aline ke sebuah ruangan

'Har, tolong..' batin Aline

TBC

Hai! Pada seru nggak? Jangan lupa sunahnya ya? Vote and komen selalu, hehehe (author modus)

Jujur aku aja nulis part ini sampe deg-degan sama cerita yang aku buat sendiri 😆😆. Apalagi waktu di orang cabulnya masuk (author aneh)

Thank you for reading 😉

Don't forger vomment 🙆😍😘❤❤💘

Married My Bad BoyWhere stories live. Discover now