Bab 3 : Gone

25 5 17
                                    

Sebelum membaca ada baiknya vote terlebih dahulu dan comment setelahnya.

Happy Reading😊

*****

Ada satu hal yang paling kutakuti di dunia  ini,
Kehilanganmu untuk yang kedua kali

-Sean-

*****

Seorang pria 30-an sesekali tersenyum menyapa pada karyawan calon partnernya. Kantor itu terlihat sangat artistik. Wanita pemilik kantor ini pasti sangat menyukai gaya Italy dan Yunani kuno.

“Dimana Nona Shilla?” Tanyanya pada sekretaris calon partnernya itu. Sandra

“Nona sedang di atap, Tuan,” Balasnya sembari tersenyum. Wanita itu cukup cantik dengan dua lesung pipi terpatri diwajahnya.

“Atap?” Pria itu terlonjak.

“Iya, Tuan. Nona kami sangat menyukai atap. Jika sedang penat dia pasti kesana!” Jelas Sandra. Pria itu berbalik hendak meninggalkan Sandra.

“Tu-Tuan,” Panggilnya pelan. Pria itu berbalik dan tersenyum.

“Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Maksud saya di masa lalu apakah kita pernah saling bertemu?” Tanya Sandra ragu. Dahi pria itu mengerut.

“Bertemu? Sepertinya tidak pernah,” Balas pria itu kemudian benar-benar berbalik dan menaiki lift.

“Kau tidak berubah, Shilla. Apa perasaanmu juga masih sama?” Lirih pria itu.

Akhirnya lift terbuka. Sesekali pria itu tersenyum kecil, ada sedikit kebahagiaan dihatinya.

Ia melihat seorang wanita pertengahan 20-an disana sedang menutup matanya, merasakan semilir angin yang berhembus. Cantik. Hanya satu hal itu mewakili dirinya. Ia berperawakan tubuh mungil, dengan mata kecil yang cantik, dan juga wajahnya yang terlihat sangat imut. Mungkin bagi laki-laki yang baru mengenalinya, ia hanya terlihat sebagai wanita lugu yang manja. Nyatanya, ia hanyalah wanita kejam yang berani membunuh musuhnya sendiri. Wanita itu Ashilla Morincia.

“Shilla,” Panggil pria itu lembut. Pria itu terlonjak kaget, apa yang sudah ia lakukan? Bagaimana jika wanita itu mengenalinya?

Shilla mencari asal suara dan mendapati seorang pria disana.

“Ka…Kau,” Shilla terbata.

“Wah, Nona Shilla apa yang sedang Anda lakukan disini? Bagaimana dengan proposal yang saya ajukan?” Pria itu mencoba terlihat santai.

“Bagaimana Anda tahu bahwa saya disini, Tuan Sean?” Shilla mencuramkan alisnya heran. Ya, pria itu Sean.

Well, Sekretaris Anda yang memberi tahu saya!” Balas Sean, matanya menerawang menatap langit. “Saya tidak tahu bahwa Anda mempunyai taman yang cantik seperti ini, Nona Shilla,” Sean menghampiri Shilla yang tengah duduk di salah satu kursi taman di atas atap itu. Lalu menghempaskan pantatnya di samping Shilla.

“Lalu apa tujuan saya memberi tahu Anda?” Shilla mengalihkan pandangannya kearah bunga cantik yang berwarna kuning disana. Shilla terkekeh didalam hati. Bisa-bisanya ia menanam bunga itu. Sean melihat kemana pandangan Shilla pergi, ia mencuramkan alisnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 16, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Celandine [ON GOING]Where stories live. Discover now