4. Our Home

10.7K 271 7
                                    

Langit cerah tiba-tiba berubah menggelap. Awan mendunglah yang membuat langit biru cerah menjadi gelap, namun sudah lebih dari dua puluh menit tidak ada gerimis atau pun hujan yang turun membasahi tanah.

Sudah setengah jam juga Gina berada didalam mobil yang membawanya dari apartemen Debby. Tidak perlu pusing memikirkan siapa yang membawa dirinya secara tiba-tiba yang sempat membuat Gina kaget dan ketakukan. Gina juga merasa tidak nyaman dengan duduknya yang diapit kanan dan kiri oleh dua orang pria.

Mobil mulai memasuki perkarangan sebuah rumah mewah. Entah apa bisa dikatakan rumah atau tidak dilihat dari besarnya bangunan tersebut ditambah luasnya perkarangan depan dengan kolam dan air mancur ditengahnya. Pagar besinya yang tinggi hampir menyerupai istana kerajaan seperti di film-film.

Gina hanya bingung, buat apa dia dibawa kemari. Ia pikir ia akan dibawa pulang ke rumah sebelumnya.

"Sekali lagi kami mohon maaf nyonya, kami hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh tuan Carlos."ucap Pablo saat Gina turun dari mobil, ini sudah ketiga kalinya ia mengatakan maaf pada Gina karena sudah membawa Gina dengan cara sedikit memaksa, seperti hendak diculik.

Ada rasa iba dengan Pablo yang meminta maaf, bagaimanapun bukan salah Pablo jika Gina merasa takut sebelumnya. Pablo hanya menjalankan tugasnya sebagai orang yang dipercayakan oleh Carlos untuk mengawasi Gina.

"Sudahlah, aku tidak apa-apa. Aku mengerti, kau hanya menjalankan apa yang sudah diperintahkan."balas Gina. Pablo mengangguk lalu mengajak Gina untuk masuk ke dalam rumah.

Dari luar saja sudah terlihat bagaimana mewahnya rumah ini, tak heran jika didalamnya lebih mewah. Benar-benar mewah. Melebihi mewahnya dua rumah yang sebelumnya. Gina berusaha mengendalikan rasa tercengangnya. Gina memfokuskan dirinya dan ingin tahu mengapa ia dibawa kemari.

"Mengapa kita kemari?"tanya Gina.

"Tuan Carlos yang meminta kami untuk membawa nyonya kemari. Sebentar lagi tuan Carlos akan datang. Jadi nyonya tunggu dulu disini."jawab Pablo, setelah itu itu pergi meninggalkan Gina.

Gina melihat sekeliling ruangan, warna gold dan putih hampir menjadi dominasi interior living room. Gina berdiri mendekati meja, matanya menangkap sesuatu yang membuatnya ingin melihat lebih dekat. Gina mengambil sebuah bingkai foto di meja, sebuah foto yang terdiri dari dua orang pria. Pria yang satunya dengan seringai yang Gina hapal tampak seperti Carlos versi muda, yang satunya lagi seorang pria dengan senyum bahagianya sambil memegang sebuah piala. Terlalu asik mengamati foto tersebut hingga Gina tak sadar jika Carlos sudah datang dan berdiri didekat sofa.

"Itu aku dan kakakku."kata Carlos sambil berjalan mendekat ke arah Gina. Gina sedikit terkejut dengan kedatangan Carlos tanpa ia ketahui, lalu ia meletakkan kembali bingkai foto yang ia pegang seperti semula.

Carlos berdiri disamping Gina, dan mengambil bingkai foto yang baru saja diletakkan oleh Gina.

"Ini aku dan kakakku Juan, foto ini diambil saat ia berhasil menang dalam pertandingan tenis pertamanya."kata Carlos, dari suara yang didengar Gina ada rasa sedih saat Carlos memberitahukan pada Gina. Gina benar-benar tidak tahu apa-apa soal Carlos.

Carlos meletakkan kembali bingkai fotonya, dan menatap Gina.

"Jadi kau pergi kemana hari ini?"tanya Carlos.

"Aku hanya pergi menemui Debby."jawab Gina jujur.

"Aku sudah mengatakan padamu jangan coba-coba untuk kabur, tapi kau tetap melakukannya. Bagaimana jika aku mengizinkanmu pergi apa kau akan benar-benar pergi meninggalkanku?"tanya Carlos, mata tajamnya menatap mata sendu Gina.

Trapped By YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora