6. knock, knock

8K 262 12
                                    

Setelah menerima panggilan telepon dari Debby, Gina segera bersiap untuk menemuinya. Entah apa yang terjadi hingga Debby begitu membutuhkannya. Dan meminta Gina untuk mendatanginya di apartemen. Gina merasa cemas. Tidak biasanya Debby sepanik dan segelisah itu. Biasanya ia sangat tenang dalam keadaan apapun.

Selesai bersiap ia segera turun dan mencari Pablo. Pablo baru saja memasukan mobil ke dalam garasi saat Gina turun kebawah.

"Pablo, tolong antarkan aku ke apartemen Debby. Sekarang."

"Sekarang nyonya?"ulang Pablo.

"Ya."

Tak butuh waktu lama, Pablo sudah mengantar Gina ke apartemen Debby. Sesampainya di apartemen, Gina segera bergegas mendatangi Debby. Gina meminta Pablo untuk menunggu saja didalam mobil.

Saat sampai didepan pintu apartemen, tangan Gina terangkat untuk mengetuk pintu namun pintu sudah dibuka lebih dulu oleh Debby dari dalam sebelum Gina mengetuknya.

"Akhirnya kau datang juga."ucap Debby dan mengajak Gina masuk kedalam.

"Ya ampun, apa yang terjadi disini Debby?"tanya Gina terkejut saat melihat keadaan ruangan apartemen Debby yang berantakan. Banyak barang berserakan dilantai. Pakaian yang berhamburan, pecahan kaca, beberapa perabotan yang rusak dan lainnya. Seperti ada badai yang memporak porandakan seluruh isi apartemen Debby.

Gina menatap Debby, dan Gina baru sadar jika ada luka dibibir Debby. Tepatnya disudut bibirnya.

"Astaga, kau terluka! Kita harus kerumah sakit sekarang!"ajak Gina sambil menarik lengan Debby.

"Aw! Pelan-pelan."jerit Debby saat Gina menyentuh lengannya. Gina segera melepaskan pegangan tangannya dari lengan Debby yang nampak kesakitan saat ia menyentuhnya.

"Sorry, apa yang terjadi? Siapa yang melakukan ini padamu?"tanya Gina.

"Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh es batu untuk mengompresnya."jawab Debby.

"Tidak, kau tidak baik-baik saja. Kau terluka Deb, kita harus segera kerumah sakit. Dan kau harus mengatakan padaku siapa yang melakukan ini padamu!"

"Aku tidak apa-apa Gina, aku akan baik-baik saja jika kau mengambilkanku es batu."kata Debby dengan suaranya yang terdengar lemah.

Gina pun berjalan, mengambil es batu berbentuk kubus dilemari pendingin. Gina mencari serbet bersih untuk membungkus es batu tersebut lalu memberikannya pada Debby.

"Thanks."Debby menerima es batu itu lalu menyentuhkannya ke lengannya yang memar.

"Jadi?"tanya Gina menunggu penjelasan dari Debby.

"Aku hanya berurusan dengan orang yang salah. Dan dia datang kemari menghambur tempatku, dan sedikit memukulku."jelas Debby singkat.

"Apa? Orang macam apa yang memukulmu? Apa kau menelepon polisi?"tanya Gina.

"No, "Debby menggelengkan kepalanya "aku tidak akan melapor pada polisi. Atau melibatkan polisi."

"Kenapa? Ia merusak tempatmu, dan juga melukaimu."

"Tidak, jika tahu aku melaporkannya pada polisi ia akan melakukannya lebih dari ini Gina."Debby menolak usulan Gina untuk menelepon polisi.

"Lebih dari ini? Ini saja sudah parah. Memangnya kau ini terlibat apa?"tanya Gina ingin tahu, Gina merasa Debby seperti menutupi sesuatu dari dirinya.

"Tidak apa-apa, sekarang orang itu sudah pergi. Jadi ia tidak akan kembali."jawab Debby dengan santai setelah mengalami kejadian yang menurut Gina penganiayaan dan kekerasan, namun Gina akan terus bertanya.

Trapped By YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora