a bride replacement| DUA

6K 475 13
                                    

"Begitu Tuhan mempertemukanku dengannya kembali, saat itu aku bertanya-tanya. Tuhan takdir apalagi ini."

-Raina Shasilia Wijaya-

☘☘☘

Hari ini rumah Shasi terlihat ramai. Mama sibuk merapihkan rumah bersama Bibi, membereskan barang yang terlihat berantakan. Mengelap guci yang kotor, mengganti bunga yang lama dengan bunga yang baru, membersihkan dinding dan jendela yang kotor dengan kemoceng, lalu setelah itu beberapa pembantu lainnya juga tampak sibuk di dapur, memasak makanan dengan porsi banyak. Tidak seperti biasanya Shasi melihat mereka memasak sebanyak ini. Jika biasanya mereka hanya memasak dengan jumlah porsi sesuai keluarganya, tidak dengan hari ini. Ada beberapa menu masakan yang Shasi lihat sudah tertata rapih di atas meja makan. Shasi merasa penasaran, dia jadi ingin tahu. Ada acara apa di rumahnya, pikir gadis itu. Dia baru turun dari kamar selepas tidur siang jadi tidak mengetahui apa yang terjadi. Melihat keadaan rumahnya yang tampak sedang pada kerepotan mungkinkah ada acara besar?

Karena merasa penasaran Shasi mendekati salah satu pembantu rumahnya yang sedang memindahkan sayur ke dalam mangkuk.

"Tumben masak banyak, Mba?" tanya Shasi sambil tersenyum, saat sudah disamping Mba Siti yang sedang meletakan garang asem di atas meja makan.

Mba Siti menoleh, melihat anak majikannya bertanya dia tersenyum. "Mba juga tidak tahu, Non." Mba Siti menjawab setelah meletakan penggoreng di wastaffle, menggabungkannya dengan cucian kotor lainnya. "Tadi Ibu cuma bilang, suruh masak yang banyak karena mau ada orang yang datang nanti malam." Mba Siti menambahkan.

Tidak biasanya akan ada tamu yang datang. Pikir Shasi.

"Siapa ya, Mba?" Sambil membantu Mba Siti menaruh sayur terakhir ke meja makan Shasi kembali mengajukan pertanyaan.

"Mba juga tidak tahu jelas siapa, Non. Tapi kalau tidak salah dengar Non Fiera mengatakan kalau pacarnya yang mau datang ke sini," beritahu Mba Siti, saat ia tak sengaja mendengar obrolan antara Nyonya dan Anak majikannya. "Katanya si akan datang bersama orang tuanya." Mba Siti lagi-lagi menambahkan.

Shasi termenung. Dia tidak tahu tentang hal ini, tak ada satu pun yang bercerita padanya karena tak pernah menganggap penting dirinya. Seolah dia bukan siapa-siapa di rumah ini. Padahal meski bukan anak kandung Mama Shasi tetap anak kandung Papa.

"Pacarnya?" gumam Shasi, setengah bingung karena tak pernah tahu kalau Ka Fiera memiliki pacar. Padahal mereka dekat namun kakaknya tidak pernah menceritakan kehidupan asramanya pada Shasi.

Mba Siti yang sedang mencuci piring menatap Shasi saat mendengar ucapan Shasi yang dikiranya tengah bertanya kepadanya.

"Kalau Mba enggak salah dengar si begitu, Non!" ujar Mba Siti. Shasi memilih tak bertanya lagi, baginya pertanyaannya sudah cukup terjawab.

"Makasih, ya, Mba." Shasil memilih meninggalkan dapur untuk membiarkan Mba Siti kembali melanjutkan pekerjaannya. Sementara dia kembali ke depan saat hendak kembali ke kamar dia berpapasan dengan Mama.

"Nanti malam akan ada yang datang ke sini. Kuharap kamu tetap di dalam kamar dan tidak keluar," katanya dengan suara dinginnya, tak menghendaki dirinya bergabung di acara keluarganya.

"Tapi k-kenapa, Ma?" Shasi menunduk memberanikan bertanya.

Melihat wajah dingin Mama yang selalu memandangnya seperti itu membuat hati Shasi sakit. Pandangan sinis serta tatapan penuh kebencian dan kalimat pedas yang terlontar dari mulut Mama membuat hatinya perih. Kapan Mama akan merubah pandangannya pada Shasi, menatapnya lembut penuh kasih sayang. Shasi rasa hal itu tidak akan pernah terjadi. Mama punya cara sendiri ketika memperlakukan anak haram sepertinya. Berbeda ketika dengan Fiera. Hanya ketika menatap kakaknya tatapan Mama berubah lembut.

a bride replacement (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now