LFB-22

2.9K 373 37
                                    

Detik

Pukul lima dini hari, suara benturan alat-alat memasak sudah terdengar. Lirih, tanpa membangunkan penghuni rumah sama sekali. Karena ia sangat terampil untuk urusan dapur seperti itu.

Hanya saja aroma masakan yang bocah itu buat menyeruak ke penjuru rumah. Walaupun tidak mengetuk kamar milik hyungnya ataupun orang tuanya.

Jungkook, bocah itu sedari tadi sibuk mempersiapkan sarapan. Untuk orang tuanya, juga untuk kedua hyungnya. Dua bekal kotak nasi sudah siap disana.

Ia sengaja membuatnya, agar kedua hyungnya tidak kelaparan di sekolah.

Jungkook memang peka terhadap lingkungannya. Dimana semua anak seusianya masih meminta untuk dimanjakan, tapi Jungkook bisa untuk diandalkan dalam urusan hal seperti ini.

"Kookie? Kau sudah bangun?" itu suara Yoongi, matanya mengerjap. Tangannya mengucek kedua mata miliknya. Suara khas bangun tidur Yoongi membuat Jungkook terkikik.

Jungkook suka sekali terkikik. Terlebih ketika ia melihat tingkah lucu Yoongi.

"Hyung, apakah kau lapar?" aroma telur mata sapi memang menggunggah selera Yoongi. Ada roti bakar, juga susu cokelat yang sudah di siapkan oleh Jungkook.

"Tentu, apa yang kau masak, Kookie?" Jungkook mengerjap, kemudian tangan mungilnya menyodorkan telur mata sapi, roti tawar dengan selai kacang juga susu cokelat.

"Ini, hyung mau yang mana?" tawar Jungkook kepada Yoongi.

"Aku ingin semuanya. Boleh?" kembali, Jungkook terkikik. Kemudian mengangguk, menyiapkan pesanan Yoongi. Mulai dari susu cokelat yang ia tuangkan ke dalam gelas Yoongi, nasi dengan telur juga sepiring roti tawar dengan selai kacang disana.

"Terimakasih, Kookie," ujar Yoongi saat Jungkook menaruh makanan yang Yoongi inginkan. Jungkook tersenyum, kemudian ia melihat Yoongi yang dengan lahap memakan masakan buatannya.

"Hyung, apakah Taehyung hyung belum bangun?"

"Eum? Taehyung? Sepertinya sedang mandi. Aku mendengar kran air yang berbunyi dari dalam kamarnya. Ada apa?" Jungkook menggeleng.

"Lanjutkan saja sarapanmu hyung. Omong-omong kau tidak sedang libur bukan?" dahi Yoongi mengerut.

"Kenapa?"

"Karena Yoongi hyung, belum mandi. Hihihi." Yoongi menepuk dahinya. Ia ingat jika ia belum mandi. Yoongi langsung turun ke bawah saat mencium aroma menggiurkan dari dapur.

"Tidak apa, aku bisa memanfaatkan waktuku ini untuk sarapan terlebih dahulu." Yoongi masih sibuk menyuapkan sisa terakhir nasi dan telurnya. Ronde berikutnya ia akan memakan roti tawar dengan selai kacang.

"Kau tidak kenyang hyung?"

"Tidak, ini porsi yang pas untukku." Jungkook kembali mengangguk. Ia menemani sarapan Yoongi. Setelah dirasa selesai, Yoongi berdiri dari sana.

"Nah sayang, aku sudah selesai. Terimakasih untuk makanannya." tangan Yoongi mengusak surai Jungkook, kemudian mencubit hidung Jungkook dengan gemas. Membuat Jungkook tertawa dengan kelakuan hyungnya itu.

"Baiklah, hyung. Terimakasih kembali. Jangan lupa ambil bekalmu disini." Jungkook mengguncang satu kotak nasi berwarna merah untuk Yoongi. Sedangkan Yoongi mengacungkan ibu jarinya, pertanda siap untuk mengambil titah Jungkook.

Mata Jungkook membulat, sosok yang ia tunggu akhirnya turun juga. Taehyung sedang meminum susu cokelat yang sudah Jungkook siapkan.

"Hyung, kau tidak akan sarapan?" Taehyung diam. Ia juga tidak memandang kearah Jungkook.

Learning From Butterflies Where stories live. Discover now