LFB-27

3.1K 309 17
                                    

End-Begining

"Yoongi hyung?" suara serak taehyung membangunkan Yoongi yang sedang tertidur di sofa rumah sakit, tempat dimana kedua adiknya dirawat. Semalam Yoongi memang berada disana, menjaga kedua adiknya yang belum sadar ketika kedua orang tuanya kembali untuk bekerja. Yoongi menggeliat pelan kemudian membuka matanya dan mendapati Taehyung yang sedang menatapnya.

"Astaga, Taehyung! Kau sadar sayang! Sebentar, aku akan memanggilkan dokter untukmu." Tanpa menunggu persetujuan Taehyung, Yoongi melesat pergi begitu saja meninggalkan Taehyung. Yoongi berlari menuju ruang informasi dan memanggil beberapa dokter disana. " Dokter! Adik saya bernama Min Taehyung telah sadar dari operasinya!" teriak Yoongi kala itu. Kemudian salah seorang dokter bernama Boo Seungkwan bergerak dengan cepat. Ia mengikuti langkah Yoongi menuju ruang rawat inap kedua adiknya.

Seungkwan memeriksa Taehyung dengan seksama. Lalu, ia menghembuskan napas lega. "Min Taehyung dalam keadaan baik. Luka-luka yang ia alami juga sedang dalam proses pengeringan. Kinerja ginjalnya juga akan baik-baik saja." Dokter itu tersenyum kearah Yoongi. "Kalau begitu saya permisi. Kau bisa menggunakan tombol darurat yang sudah di sediakan di kamar pasien." Yoongi tersenyum kikuk. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Kemudian menunduk canggung dan mengucapkan terimakasih.

Yoongi mendesah lega. Ia berjalan mendekati Taehyung. Tersenyum hangat. Tangan kanannya terulur, mengusap pelan dahi Taehyung yang masih dibalut dengan perban. "Bagaimana perasaanmu, sayang?" Taehyung mengangguk.

"Aku baik-baik saja, hyung. Bahkan lebih baik dari sebelumnya." Mendengar jawaban Taehyung, Yoongi beralih mengusap pipi tirus milik Taehyung.

"Setelah kau keluar dari rumah sakit, aku akan membelikan banyak makanan untukmu." Yoongi terkekeh. "Lihat! Pipimu bahkan terlihat sangat tirus! Aku menyukai pipimu yang chubby seperti sebelumnya, Taehyung-ah." Taehyung tertawa pelan menanggapi gumaman Yoongi. Tangan Taehyung menggenggam tangan milik Yoongi, mengusap permukaannya dengan sayang menggunakan ibu jari miliknya.

"Apapun yang kau inginkan, hyung. Aku akan menurutinya." Setelahnya mereka tertawa bersama. Mereka, kakak beradik yang seakan telah terpisah lama kembali mengingat masa lalu. Membicarakan hal-hal yang terkadang terlupakan. Kenangan masa kecil mereka, sebelum satu malaikatnya datang ke dunia. Min Jungkook.

"Hyung, dimana Jungkook?" Taehyung berhenti tertawa. Merasa ada yang kurang, ia menanyakan adiknya itu kepada Yoongi. Sedangkan Yoongi yang awalnya bahagia berubah menjadi muram. Ia menundukkan kepalanya dalam. Tak berani menatap Taehyung lama. Karena Yoongi takut, jika Taehyung tidak bisa menerima keadaan adiknya yang seperti sekarang.

"Jungkook, tertidur di sampingmu." Yoongi tersenyum samar, menyembunyikan rasa sakit yang baru ia pendam. Taehyung mengerutkan alisnya heran. Jungkook tidak mungkin tidur begitu saja di sampingnya. Pikir Taehyung saat itu.

"Ada apa, hyung? Ceritakan saja. Aku berjanji tidak akan melakukan apapun kepada Jungkook." Yoongi mendesah gelisah. Manik matanya berpendar panik.

"J-Jungkook, telah menjalani operasi untukmu." Yoongi gugup. Ia tak tahu harus berkata seperti apa. Karena ia takut jika Taehyung akan sangat merasa bersalah setelahnya.

"Katakan saja, hyung. Katakan dengan jelas." Taehyung masih berbicara dengan lembut. Yoongi menghela napas panjang, kemudian melanjutkan kalimatnya.

"Jungkook, mendonorkan ginjalnya untukmu, Taehyung." suara rendah milik Yoongi hampir tidak terdengar. Jika saja Taehyung tidak menajamkan pendengarannya, ia pasti berpikir jika Jungkook hanya terlelap seperti biasa.

"Argh! Hyung! Mengapa kau membiarkan anak itu mendonorkan ginjalnya kepadaku?! Kau tau kan? Jika aku tidak pantas mendapatkan sesuatu dari dirinya! Terlebih ia mengorbankan diri untukku!" Taehyung menggeram emosi. Rasanya Taehyung ingin sekali merobek perutnya sendiri, kemudian mengembalikan ginjal yang Jungkook berikan.

Learning From Butterflies Where stories live. Discover now