💢Berbeda

68 4 0
                                    

~Para readers yang terhormat, jangan lupa tekan ⭐ di pojok paling bawah 👇 dan jangan lupa tinggalkan kritik dan saran kalian.
Karna, itu semua sangat berarti untuk author~Trims🙏

-----👑-----

Kanza tau masuk ke pondok pesantren bukanlah hal yang buruk bahkan sangat baik, hanya saja waktunya tidak mendukung sama sekali apalagi seperti sekarang ini. Memang dari dulu Kanza mempunyai keinginan untuk tinggal di sebuah pesantren tapi itu dulu dan untuk sekarang mungkin sudah tidak berlaku lagi keinginan nya itu. Ia hanya ingin membahagiakan orang-orang tercinta nya itulah alasan mengapa ia bisa ada ditempat yang sering disebut 'penjara suci' ini.

FlashBack on

"Gimana Za, hasil seleksi Univ negeri? Ada yang masuk gak? ". Ibnu, ayah Kanza memulai pembicaraannya

" Kemarin sii sempet ditolak beberapa kali, tapi lagi nyoba jalur lain yah. Doain yaa semoga lulus".

"Do'a ayah selalu menyertai mu nak, tapi jikalau kamu tidak lulus seleksi itu apa kamu berkenan mengikuti saran ayah? ".

" Insya Allah jika itu yang terbaik untuk semuanya".

"Jangan lupa selalu berdoa dan berharap hanya kepada Allah, karna Dia-lah yang mempunyai segalanya". Pesan Ibnu

Waktu pengumuman seleksi Perguruan tinggi khusus kesehatan pun tiba dan betapa senangnya Kanza bahwa namanya tertera di daftar nama yang dinyatakan lulus dengan prodi 'radiologi' yang sangat ia dambakan sebelum akhirnya ia memilih menjadi seorang pendidik.
Sepulang sekolah Kanza langsung bergegas menuju rumahnya untuk memberitahu kabar gembira ini walaupun Kanza tau ia mendaftar nya secara diam-diam

" Mah..... ". Teriak Kanza dari gerbang rumah

Khadijah, mama Kanza yang sedang berada di dapur pun bergegas menuju pintu utama, takut terjadi sesuatu dengan putrinya

" Ada apa nak? Kenapa kamu teriak-teriak? ". Tanya Khodijah khawatir

" Gak ada apa-apa sih mah, cuman mau ngasih tau sesuatu aja". Kanza menjawab dengan polosnya dan cengengesan

Khadijah menghela napasnya

"Mah kalo misalkan Kanza lolos seleksi Perguruan tinggi gimana? "

"Yaa alhamdulillah dong, berarti usaha kamu gak sia-sia"

"Tapi kalo misalkan di bidang kesehatan gimana? ". Tanya Kanza kembali

" Apapun itu selama kamu senang dan tidak terpaksa, insya Allah mama selalu mendukung ".

Kanza pun memeluk sang mama dan menceritakan tentang dirinya yang lolos seleksi. Kini tinggal satu lagi seleksi yang akan ia ikuti yaitu SBMPTN yang akan dilaksanakan nanti.

Waktu makan malam pun tiba, seperti biasa mereka makan dalam diam sampai selesai walau kadang diselingi oleh candaan dari umar, adik Kanza. Setelah makan malam selesai semua anggota keluarga berkumpul diruang TV untuk sekedar mengobrol-ngobrol

" Za, ayah seneng kamu lolos seleksi di perguruan tinggi kesehatan ". Ucap Ibnu memulai pembicaraan yang matanya masih terfokus kearah TV

Ketika Dia merinduWhere stories live. Discover now