25. Best Part

1.8K 102 14
                                    

Best Part Daniel Caesar feat H.E.R

Kalau kamu sendiri yang mau aku pergi, aku bisa apa? Aku pernah egois dan bertahan tapi kamu selalu berusaha buat aku pergi. Jadi untuk sekarang ... aku pergi.

⛄⛄⛄

Arvino berdiri di tengah kerumunan orang-orang. Di samping kirinya ada Bella yang terlihat sangat cantik dibalut oleh dress berlengan berwarna abu-abu. Sama seperti Arvino, cowok itu mengenakan tuxedo berwarna abu-abu. Malam ini adalah acara peresmian General Manager di Hotel milik Daffi, dan Banan adalah orang yang akan menjadi General Manager di hotel ini. Setelah kejadian yang menimpa Banan kemarin, Daffi langsung menawarkan pekerjaan di hotelnya.

Sebentar lagi acara akan dimulai, tetapi Arvino masih mencari seseorang di tengah kerumunan. Seperti biasa telepon dan chat-nya tidak pernah direspons sama sekali. Arvino memutar-mutar ponsel di genggamannya merasa sangat jenuh menunggu, hingga akhirnya kedua mata Arvino melihat sosok yang ditunggu. Siapa lagi jika bukan Karen, cewek dingin anak pemilik hotel dan penyelenggara acara ini. Cewek itu terlihat sangat cantik dibalut dress selutut berwarna hitam serta high heels dengan warna yang senada setinggi lima cm. Karen membiarkan rambutnya tergerai, sisi kiri sengaja ia jepit dan itu justru membuat cewek itu terlihat anggun serta cantik.

Karen mendekat bersama Misha yang mengenakan dress dengan warna yang sama dengannya, sedangkan Daffi dan Banan sudah bersiap untuk naik ke atas panggung karena acara akan segera dimulai.

"Hallo, Tante," sapa Arvino dan Bella sambil menyalami Misha.

"Hai, kalian cantik dan ganteng sekali." Misha memuji mereka.

"Tante juga cantik, apalagi kak Karen," balas Bella yang sedari tadi tersenyum kepada Karen.

Misha melihat Karen yang membuang pandangannya ke arah lain, sedangkan Arvino menatap Karen tanpa berkedip. Misha paham. Ia mengajak Bella untuk duduk di bangku yang telah disediakan, membiarkan anak gadisnya bersama Arvino.

"Ren," panggil Arvino.

"Hm."

"Lo cantik banget."

"Hm."

"Gue serius, lo nggak mau bilang makasih?"

"Buat?"

"Karena gue udah bilang lo cantik."

Karen menatap Avino dengan datar. "Emang gue maksa lo buat bilang gue cantik?"

Arvino tertawa mendengar jawaban Karen. Ia menyerahkan minuman yang diambilnya dari pelayan yang berkeliling. Dengan senang hati Karen menerimanya, karena sejak tadi ia merasa sangat haus.

Acara peresmian telah selesai, kini para tamu undangan dipersilahkan untuk menyantap hidangan yang disediakan. Hiburan pun dimulai, seperti musik dan tarian tradisional, karena bertepatan dengan hari ulangtahun hotel.

Keluarga Daffi dan Banan sedang duduk di bangku dengan meja bundar khusus para tamu terhormat. Mereka sedang berbincang-bincang. Karen hanya diam memakan beberapa kue bersama Bella, sedangkan Arvino memainkan ponselnya.

"Ren, kamu nggak nyanyi? Biasa nyanyi, kan? Gih, sana!"

Karen menatap ayahnya dengan datar.

"Karen sering nyanyi, Om?" sahut Arvino.

"Iya, hampir setiap tahun selalu nyanyi kalau ada perayaan seperti ini."

"Arvino boleh nyanyi juga nggak, Om?"

Stone Cold [COMPLETED] #watty2019Where stories live. Discover now