22

5.9K 220 5
                                    

"Yaudahlah lupain aja tu cowok plinplan." Ucap dewa sambil memanggil pelayan. "Waktunya makan siang, laper gue. " Lanjutnya.

"Eh.. Hai.. " Pelayan itu Hanya tersenyum menanggapi sapaan laras. "Elo kerja disini juga? "

"Dewa.. Ini aldo, aldo ini dewa dan ini adri istrinya. "

"Iya. Gue dah kenal, Kan kita sering ketemu. Iya kan do? "

Aldo tersenyum "Yap. Ok mau pesan pa? "

"Hem pa ya... Klo gue stick ayam ajalah.. Pengen ayam nih... " Ucap adri.

"Loe ngidam bu.. ? "

"Belum tau Ras.. Belum gue cek. Mudah mudahan aja si., hehe. "

"Amin.. Gue doain deh.. "

"Makasih sayang.. Elo nggak akan cemburu kan kalo gue punya anak dari adri?. "

"Sarap lo. "

"Yaudah stick aja semua sama air putih dua, es teh satu. "

"Siap ditunggu ya... "

"Makasih aldo.. "

"Iya laras.. Sama sama. " Ucap dewa mencoba menggoda sahabatnya. Sayangnya cowok yang dipanggil aldo hanya menoleh sedikit dan tersenyum seadanya.

"Keren ya? " kagum adri

"Adri sayang. Di dunia ini yang paling keren cuma suamimu ini. "

"Kerenkan Ras. Kayaknya gue pernah liat tu cowok deh... Hem.. Dimana ya... "ucap ardi tanpa menghiraukan suaminya yang sok ganteng itu " Oh ya gue inget, dia kan satu kampus ma gue dulu. "

"Oh ya.. Dia kuliah? Terus klo dia kuliah kenapa kerja jadi pelayan sih. " tanya laras.

"Kenapa emang Ras?. Klo gue mah salut ma tu cowok. " bela dewa sambil memainkan hp yang tadi berbunyi tanda ada pesan masuk."Loe suka ma dia? " lanjutnya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Kok jadi bahas suka. Yang lain aja. " elak laras.

"Nggak papa lagi, dia OK kok. "

"Yadah."

"Yadah apaan?. Klo gue bilang dia ok ya memang ok.. "

"Kayaknya cocok ma elo Ras. "

Laras hanya bisa memutar mata bosannya "mulaideh."

[28&27]

Dipertengah makan tiba tiba aja gita datang menghampiri mereka bertiga dan duduk disebelah kiri laras.

"Eh hai...."sapa gita setelah mendaratkan pantatnya dikursi.

Laras tersenyum melihat sepupunya datang."nggak kuliah git?."

"Cabut mbk. Bosen."terang gita sambil mengikat rambut panjangnya kebelakang.

"Ou.. mau makan? Mbk panggilin pelayan ya.. pesan pa?"

"Nggak usah mbk, gita ada janji tadi ma temen. Mungkin dia udah dateng."

"Cuma bertiga nih?" Tanya gita.

"Yang elo liat." Sinis dewa.

"Slow bro.. gak usah ngegas." Ledek gita tanpa melihat kearah dewa. "Ehy.. mbk laras tau mas abi kemana? "

"Kok tanya mbk.. mana mbk tahu.."

"Siapa tahu. Soalnya dari kemaren susah dihubungi. Atau mas abi malu ya mbk.. kan kemaren mbk ngliat kita ciuman dirumah."

Laras hanya tersenyum kecut kearah gita. Begitupun juga dewa dan adri hanya bisa saling melihat penuh arti mendengar ucapan gita.

"Bener mbk nggak liat mas abi ?."

"Sorry.. mbk nggak pernah ngliat dia lagi sekarang."

"Kenapa? Mbk sama mas abi lagi ada masalah ? Berantem ?."

"Masalah pa? Nggak biasa ja."

"Atau kalian jaga jarak, soalnya sekarang gita mencium bau bau penghianatan dari sodara sendiri."

Laras kaget mendengar tuduhan gadis yang sekarang menatapnya, begitupun dewa dan adri.. mereka memasang sikap siaga, siapa tau ada masalah setelah ini.

"Mangsudnya git?"

"Upst gita salah ya mbk? Maaf deh..."

"Hem... kalian sering makan bertiga gini ?." Gita bertanya sambil menunjuk laras, dewa dan adri.

"Nggak papa si... buat jaga jaga ja.. jangan keseringan ngajak orang lain, kan baru musim pelakor, nggak mau kan suami mbk adri diambil orang." Lanjutnya.

"Bisa nggak pergi. Jangan kelewatan kalo ngomong." Gita hanya tersenyum sinis menimpali ucapan dewa dan tatapan tajamnya.

"mbk adri ingat ya pesan gita. Bisa juga kan orang terdekat kita itu berbahaya."
Pamit gita sambil tersenyum culas, dan melambaikan tangan."bye semua."

Laras hanya bisa memijat kening yang tiba tiba terasa pusing setelah mendengar ucapan sepupunya itu.

"Nggak usah diambil hati ras." Adri mencoba menenangkan laras dengan menepuk tangan kanannya yang bebas.

"Iya dri. Nggak papa kok."

"Sepupu loe plinplan banget, kadang cari muka, kadang bermuka dua. Punya banyak muka tu orang." Laras hanya tersenyum mendengar ocehan adri.

"Ngomong ngomong pas gita kesini dari tadi aldo ngliat ke arah elo deh ras. Mungkin dia tau kalo sepupu elo itu nggak beres." Laras mencoba membalikkan tubuhnya kemudian dihalangi adri."jangan nengok kebelakang, nanti ketahuan kalau gue lagi ngomongin dia."

"Yaelah sayang... kalo kamu ngomongnya sambil ngliat aldo ya nggak ada bedanya to ya.."dewa tertawa melihat kelakuan istrinya yang sedikit demi sedikit tertular keanehan suaminya.

"Kalian jadian aja. Cocok kok."

"Itu lagi.. udah lah wa'"

"Gue ngomong gini, biar elo bisa move on dari abi. Tu cowok emang brengsek jadi nggak usah dipertahanin. Katanya mau ngambil sikap, sikap apaan!"

"Siapa yang mempertahanin. Gue nggak ada hubungannya kan sama abi."

"Yang gue maksud bukan diri elo tapi hati elo. Udah lupain aja."

"Gue pernah dengar ada yang bilang kalo didunia itu ada dua tipe cowok kalau nggak brengsek ya homo. Kalau elo masuk kategori mana?" Tanya laras kearah cowok yang sedari tadi melihat hpnya.

"Elo kan sudah tahu jawabannya..." dewa tertawa menjawab pertanyaan laras sambil menaruh hpnya diatas meja dan menghadap laras yang duduk disisi kanannya. "temen kita nggak ada satupun yang beres. abi seneng mainin ati orang, kalau tio seneng mainin anunya orang."ucap dewa masih dengan tawa membahananya.

"Hahaha.. bisa aja elo..." ucap laras dengan sisa sisa tawanya. "Udah ah.. gue cabut dulu." Lanjut laras.

"Mau kemana ?."

"Balik dri, wa' bayarin ya.."

"Siap... yadah balik sana gih.."ucap dewa dengan melambaikan tangannya.

Ucapan sepupunya tadi berputar putar terus dikepala laras. "Suatu saat pasti ini akan terjadi." Gumam laras dan melangkah pergi dari restoran.

-----------------------

Hai.. maaf ya.. kemaren ada kesalahan teknis bahasa kerennya salah pencet. Tapi ini sudah aq perberui... jadi selamat menikmati...

Maaf kalo banyak typo...

Enjoy ya guys.. 😉😉😚

Berawal dari TantanganWhere stories live. Discover now