Bab 22 – Bagaimana Rubah Itu Ke Luar Dari Dunia Mimpi
(Nathan James Lumbert)
Status Garis Waktu: Normal. Telah diatur ulang.
Aku ingat saat itu aku berada di depan sebuah bandara. Orang-orang di sekitarku begitu girangnya bertemu dengan orang terkasihnya. Bau koper apek menguar ke udara, bersamaan dengan senyuman orang-orang yang tak pernah memudar.
Kemudian di ujung penantianku, wanita itu muncul di tengah cahaya mentari yang menyembul di cakrawala.
Wajahnya tak terlalu jelas, tetapi aku tahu betul dia habis menangis. Kami bertemu pandang dan dia kembali menangis. Dia berlari padaku. Memukuli dadaku. Menariakiku bahwa ini semua salahku dan aku harus bertanggung jawab.
“Kau sudah memiliki hatiku,” bisiknya putus asa. “Sekarang kau harus terjebak dengan kami berdua!” katanya dan entah mengapa aku langsung merangkul tubuhnya gemas.
Aku ingat harum aroma tubuhnya. Aku ingat desiran hatiku yang memanggil namanya. Aku ingat betapa hangat tubuhnya saat itu. Aku begitu mengingat semua detailnya sampai kurasakan detak jantung wanita itu lebih cepat dari punyaku. Ya, aku tahu … di dalam tubuh wanita itu kini hidup dua jantung yang membawaku sampai ke kehidupan ini.
“Aku akan mengganggu hidupmu, tahu!” sahut wanita itu masih mengerang sebal. “Kujamin kau akan menderita! Kau tidak akan bisa tidur tenang dan … kau harus menjalani semuanya seumur hidupmu, mengerti?”
Aku tertawa dan melepas pelukan itu. Aku kemudian berlutut di depannya, mengecup perutnya yang masih datar dan berkata, “Ganggulah aku seumur hidupku.”
Itulah mimpi terakhir yang kuingat sebelum akhirnya terbangun. Entah mengapa aneh sekali rasanya, seperti aku baru saja bepergian jauh dan baru kembali. Bisa kulihat cahaya mentari malu-malu mengintip melalui jendela. Terdengar suara mesin mobil dan klakson di luar yang membuatku bertanya-tanya, apa aku sudah berada di tempat yang seharusnya? Atau mimpi itu adalah duniaku?
Entahlah, yang pasti di sisi ranjang ini masih kosong seperti dunia mimpi itu.
Sampai kemudian pagi yang aneh itu di isi oleh aroma kayu manis yang khas. Menguar ke segala penjuru ruangan hingga aku terperanjat bangun dari tempat tidur. Aku menyadari kemudian kamar ini lebih kecil dari ingatanku, tetapi entah mengapa di saat yang sama aku tak merasa kekurangan.
Kakiku berlari menuju pintu, melesat ke luar dan menemui masa depan yang begitu nyata di mataku.
“Nathan, kamu kenapa?” tanya wanita itu membawa sepiring pancake lengkap dengan celemek merah apelnya. “Suamiku lapar, hm?”
Suamiku, katanya.
Maksudnya … aku, ‘kan?
Ah, benar. Cheryl … adalah istriku.
Dia istriku. Istriku satu-satunya.
Cheryl memekik pelan ketika aku langsung merenggut tubuhnya dalam dekapanku dan kemudian kucium bibirnya mesra. Bisa kurasakan tubuhnya bergetar menahan sensasi sentuhan nakalku yang perlahan menyelusup ke punggungnya. Aku begitu merindukannya saat ini. Entah mengapa aku hanya ingin membiarkan Cheryl tetap seperti ini. Tetap berada di dekatku. Tak kuizinkan dia mencoba menjauh bahkan untuk melirik kucing tetangga.
Cheryl istriku, Tuhan. Syukurlah, dia benar-benar istriku.
“Na-Nathan …,” erang wanita itu tertawa di tengah peraduan bibir kami.
Aku langsung berhenti ketika jemari wanita itu menyisir lembut rahangku sampai sepasang lengannya merangkul leherku. Cheryl kemudian menggelitik ujung hidung kami berdua dan menatapku geli, “Kamu kenapa, huh? Kamu seperti tidak melihatku berhari-hari.”
YOU ARE READING
The Replacing Husband (TAMAT) | 1.3
Romance"Aku ingin Nathan dan Cheryl tidak pernah bertemu dan ... dan biarkan aku menjadi suami Cheryl ...." Sebuah Cerita dari Dunia FIRST . . . . . . . Axelyon Alexander tidak puas dengan kehidupan pernikahan miliknya. Istrinya pemarah dan selalu membuat...