01.

113 10 1
                                    


^Happy Reading^

Terlambat.

Suatu momok yang paling ditakuti oleh siswa-siswi yang anti dengan segala jenis hukuman. Tak terkecuali Park Seulbi. Siswi yang sedang menduduki kelas XI-2 itu tampak gelisah di depan gerbang yang menjulang tinggi dengan tulisan Hannyang Senior High School.

Pancaran sinar matahari disertai pacuan lari membuatnya mengeluarkan keringat berlebih dari pelipisnya. Digigit bibirnya kuat-kuat untuk mengurangi kegelisahannya. Tangannya mencengkram sela-sela gagang gerbang, seraya mata hazzelnya mencari-cari seseorang yang sudi membukakan gerbang untuk dirinya. Sesekali melirik jam tangan berwarna pink rose yang sedang menunjukkan pukul 08.15 kst.

Gawat! Ia sudah telat 15 menit. Hukuman pasti sedang melambai-lambai padanya.

"Aissh, Jinjaa. Seharusnya tadi aku lari lebih kencang. Dasar kaki bodoh!" umpatnya.

Tak lama tampak pria paruh baya berseragam satpam lengkap berjalan cepat mendekati Seulbi.
"Seulbi-ah tidak biasanya kau telah, eoh." Han ahjussi membukakan gerbang.

"Hehe, tadi aku habis menolong anak kucing yang tersangkut di pohon. Ahjussi dari mana kok tidak ada di pos?" Seulbi dengan cengiran khasnya membuat lelaki paruh baya itu terkekeh kecil.

"Kamu itu kebiasaan, nak. Kalau mau bantu harus liat jam dulu. Saya habis dari toilet. Cepat segera masuk ke kelasmu!"

"Habisnya aku ga tega kalau cuma diliat doang, hehe. Terima kasih. Aku pamit dulu. Sampai jumpa, Han ahjussi,"
Seulbi membungkuk 90° lalu berlari melewati koridor-koridor yang akan mengatantarkan dirinya ke ruang kelasnya. Tak lupa ia sibuk memikirkan hukuman apa yang akan ia terima dari guru yang mengajar jam pertama hari ini. Ia khawatir sekali ini akan berpengaruh buruk pada beasiswanya. Pasalnya, ini adalah kali pertama ia terlambat sekolah.

Sesampainya di depan pintu ruang kelas. Ia menenangkan dirinya dengan mengambil napas secara teratur agar tidak terlalu gugup. Setelah dirasa tenang, ia mengetuk pintu pelan dan memutar kenop pintu lalu masuk menuju tempat singgasana sang guru.

"Jeosonghamnida, Kim Ssaem. Saya terlambat memasuki kelas anda." Seulbi membungkukkan dirinya 90°. Ia menunduk tak berani menatap gurunya.

"18 menit 26 detik. Aku sangat membenci murid yang terlambat. Segera keluar dari sini dan bersihkan seluruh toilet lantai 2 sekarang!" Perintah guru itu dingin.

Tunggu? Suaranya sangat asing. Ini bukan Kim Ssaem. Batin Seulbi risau. Dengan pelan ia mengangkat wajahnya menatap sumber suara yang baru saja memberikan vonis hukuman padanya.

Mata Seulbi terbius akan sorot tajam guru yang baru dia temui detik ini. Dia bukan guru tapi seorang dewa Yunani kah? Betapa tampannya orang yang dihadapannya. Sungguh, Seulbi ingin meleleh saja meskipun ditatap tajam seperti itu.
"Kenapa malah melamun? Cepat lakukan apa yang saya katakan!" Ujar guru itu marah.

Seulbi kelabakan dan merasa malu telah menatap balik gurunya dengan tatapan memuja.
"Ah nd.. Nde," Seulbi membungkuk 90° dan berlalu dari kelas. Seulbi sempat melirik ekpresi sedih Minji yang sedang duduk manis dibangkunya.

✨✨✨✨✨✨

"Aissh Jinjjaa! Tampan-tampan tapi sangat dingin. Gunung es di kutub saja kalah. Gila, aku sampai merinding."

"Untung guru, kalo ngga udah aku jitak kepalanya."
Seulbi membersihkan closet seraya mendumel kesal. Ia buru-buru membersihkannya sebelum jam istirahat berbunyi. Jika tidak, sia-sia saja membersihkannya.

Toilet yang tadinya sangat bau sekarang sudah berubah menjadi harum. Seulbi sudah menyelesaikan hukumannya. 3 menit lagi bel istirahat berbunyi. Segera ia meninggakan toilet sesudah ia meletakkan peralatan bersih-bersihnya dengan rapi.

✨✨✨✨✨✨

"Saya akhiri dulu pelajaran hari ini. Jangan lupa tugas rumah dikerjakan dan dikumpulkan tepat waktu. Saya tidak mentoleransi anak yang tidak disiplin menyelesaikan tugas dengan alasan apapun. Kalian mengerti?" Cho Kyuhyun mengatakannya dengan tajam dan dingin pada murid yang baru ia ajari beberapa jam tadi.

"Mengerti, ssaem." Ujar murid XI-2 serempak.

Cho kyuhyun mengangguk pelan dan segera berlalu setelah mendengar bel istirahat tiba.

"Jinjja, guru baru kita sangat tampan!"

"Meskipun dingin dan killer tapi tetap saja aku suka guru baru ini ketimbang Kim Ssaem. Lumayan cuci mataa,"

"Eeyyy,"

"Wahhh, jodohku itu!'

"Aku akan buat fansclubnya!"

"Dia orang kaya atau miskin yah? Kalau miskin, mungkin aku, nooo!" Ucapan siswi primadona Hannyang Senior High School itu mendapat respon pelototan karena bertolak belakang dengan pendapat teman-temannya. Minji hanya tersenyum manis, membalasnya.

"Minji-ah, seleramu benar-benar sangat tinggi yah," celetuk Haena.
"Miskin atau kaya, tetap saja aku suka padanyaa."

"Dia benar-benar tipe ideal!"

"Jam pelajarannya adalah surgaku,"

Siswi-siswi kelas XI-2 itu tampak riuh sepeninggal guru baru mereka. Membicarakan Cho Kyuhyun mungkin menjadi hal favorit mereka setelah ini.

Namun siswa laki-lakinya hanya bersikap tak peduli dan mendengus mendengarkan gosip perempuan.

Na Minji berjalan keluar kelas karena teman-temannya antusias sekali membicarakan Cho ssaem, guru baru mereka. Itu yang membuatnya jengkel setengah mati. Meskipun tampan, Minji tidak suka dan mungkin akan membencinya. Karena tipikal Minji adalah orang yang hangat dan humoris, dia benar-benar tidak suka pria dingin dan datar.

"Minji-ah," panggil Seulbi. Minji tersentak dari lamunannya lalu mencari sumber suara yang memanggil namanya.

Seulbi melambaikan tangannya setinggi mungkin agar dapat dilihat sahabatnya yang sedang mencari-cari suaranya.

"Disini!" Seru Seulbi.

Minji berhasil menemukan dirinya. Seulbi tersenyum menyambut Minji menghampirinya lalu mereka melakukan high five andalan.

"Seulbi-ah, kenapa kau terlambat heh? Kau bangun kesiangan? Atau kau menolong nenek kakek atau orang buta yang mau menyebrang jalan? Setidaknya telpon aku jika gerbang sudah ditutup. Aku kan bisa mmbantumu! Oh ya, kau tau Seulbi-ah aku sangat tidak suka guru baru kita. Dia pria dingin dan datar, dia mengajar terlalu serius. Membosankan!"

Seulbi hanya memangut-mangutkan kepala mendengarkan cerocosan Minji yang seperti kereta tidak ada rem.

"Bi, kau mendengarkanku tidak sih?" Minji menatapnya jengkel lalu memakan ramen miliknya.

"Aku mendengarkanmu, nona muda Na. Yak! Pesan sendiri sana!"

Minji hanya menyengir kecil lalu melanjutkan santapan ramen milik Seulbi.

"Kau pesanlah lagi, aku sudah kelaparan,"

Seulbi menatap sinis dan segera pergi untuk membeli se cup ramen lagi. Tak sampai 15 menit, Seulbi sudah kembali ke meja kantin.

"Kenapa tidak menelpon?"

"Aku tidak kepikiran. Ini kan pertama kalinya aku kekunci di luar gerbang."

"Baiklah baiklah, lain kali kalau terlambat segera telpon aku!"

"Siap 86! Em, oh ya, apa yang tadi itu guru baru kita. Kenapa sangat tampan sekali ya Tuhann!" Jerit Seulbi tertahan.

"Cih, lebih baik Kim ssaem"

"Tidak, aku suka guru ini. Meskipun menyebalkan sih. Melihat tatapannya tadi kenapa seperti bertemu orang lama ya?"

"Kau aneh sekali."

"Namanya siapa, Ji?"

"Cho ssaem, Cho Kyuhyun. Umurnya 24 tahun. Dia datang sangat misterius. Identitasnya benar² tertutup."

"Apa? Tunggu, kau bilang Cho Kyuhyun?"

"Iya, Cho Kyuhyun. Kenapa? Kau mengenalnya?

"Ah tidak. Aku pertama kali ini mendengar namanya,"

----------- To Be Continue --------------

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hope You See Me, Ssaem [CHO KYUHYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang