Chapter 11 - Worry

3.9K 318 6
                                    

Author POV

Aku mengabaikan ajakan makan dari Yooeun dan lebih memilih mencari Yoongi.

Ya, sedari pagi tadi Yoongi tak menampakkan batang hidungnya. Bahkan sekarang sudah jam makan siang. Aku menyusuri taman sekolah, perpustakaan bahkan UKS namun hasilnya nihil.

Ah benar juga, rooftop. Pasti makhluk albino itu ada disana. Aku langsung berlari menuju rooftop. Nafasku terengah-engah begitu tiba disana.

Dan benar saja Yoongi ada disana. Tertidur dibangku dengan tas sebagai bantal dan telinga yang disumpal earphone.

Wajahnya babak belur dan tangannya juga terluka. Entah mengapa rongga dadaku terasa sesak melihat Yoongi terluka seperti ini. Ia membuka matanya dan terkejut melihatku.

Kemudian ia bangun dari posisi berbaringnya dan mempersilahkan aku duduk.

Kami berdua terdiam tanpa ada yang memulai pembicaraan. Ya, sepertinya aku mendapat fakta baru tentang Yoongi. Ia tidak akan berbicara jika tidak kau ajak bicara.

"Apa yang terjadi padamu?"

Ia melirikku dan menggaruk belakang lehernya yang aku yakin bahkan tak terasa gatal.

"Aku terjatuh dari tangga."

Aku berdecak kesal. Apa ia pikir aku anak kecil yang mudah dibohongi?

"Kau pikir aku bodoh? Mana mungkin jatuh dari tangga lukanya seperti itu."

"Kalau kau berguling terus lukanya jadi seperti ini."

Aku menghembuskan nafasku. Aku yakin Yoongi menyembunyikan sesuatu dariku.

"Lalu tanganmu? Kau berkelahi bukan?"

Ia tak menjawab melainkan beralih menatapku. Tatapannya terlihat tak biasa. Lebih sendu dan kosong. Sungguh, hatiku bertambah sakit saat ia menatapku seperti itu.

Dan secara tiba-tiba ia memelukku. Lalu menyandarkan kepalanya diceruk leherku.

"Mianhae."

Aku terkejut namun mulutku bungkam dan tak dapat mengeluarkan protes sama sekali.

"Yoongi-ya...Sebenarnya ada apa?"

Dia tak menjawab malah mengeratkan pelukannya. Semakin aku mencoba melepaskan diri ia semakin erat memelukku.

"Biarkan seperti ini sebentar saja. Aku perlu mengisi tenagaku."

Aku hanya dapat diam mendengar penuturannya. Tangan kananku terangkat mengusap punggungnya.

Aku memejamkan mataku dan merasakan hangat pelukan dari namja yang sedingin es.

"Baiklah. Jika kau tak mau menceritakannya. Jika ini membuatmu lebih baik akan ku biarkan untuk kali ini."

Setelah bel pulang Yoongi bersikeras mengantarku padahal aku berencana mampir ke toko buku terlebih dulu.

Berulang kali aku menyuruh Yoongi untuk pulang terlebih dulu. Namun dia selalu menempel denganku kemana pun.

Bahkan saat aku pergi ke toilet ia menungguku didepan pintu toilet wanita. Garis bawahi toilet wanita. Ia bisa saja dikira namja mesum yang mengintip gadis-gadis.

Namun saat aku memarahinya dia justru tak peduli dan mengatakan akan terus mengikutiku.

Dia seperti anak ayam yang selalu mengekor induknya. Oke, untuk yang satu ini dia benar-benar membuatku kesal.

Sampai ditoko buku aku langsung melesat masuk dan meninggalkan Yoongi. Masa bodoh meski dia berteriak memanggilku.

Aku berkeliling dan menyusuri rak-rak buku dan mencari buku yang ku inginkan. Mataku melebar begitu aku menemukan buku itu. Namun ketika hendak mengambilnya tanganku bersinggungan dengan orang lain.

Aku menoleh dan ternyata ia adalah Jinyoung. Aku kaget dan mengambil selangkah mundur. Sampai aku merasa punggungku menabrak sesuatu yang ternyata adalah Yoongi.

Dapat kulihat Yoongi menatap tajam ke arah Jinyoung. Sementara yang ditatap senantisa tersenyum.

"Ahh kebetulan sekali bertemu kalian disini. Aku sedang mencari beberapa buku. Oh iya, Ahreum beli saja bukunya aku tidak jadi membelinya."

"Ba-Baiklah. Aku akan membelinya."

Aku takut bahkan bicaraku pun sedikit terbata. Aku berniat meninggalkan tempat itu sesegera mungkin. Namun Yoongi menahan dengan memeluk bahuku.

"Kau bilang tadi kebetulan?"

Aku tahu kalimat itu ia tunjukkan untuk Jinyoung.

"Tentu saja. Kalau bukan lalu apa?"

Yoongi mengeratkan pelukannya padaku. Lebih tepatnya sedikit mencengkeram bahuku.

"Aku meragukannya."

Yoongi tersennyum miring usai kalimatnya itu. Jujur aku tak mengerti maksud perkataannya. Namun sepertinya itu bukanlah hal yang bagus.

Author POV

Ahreum merasa heran karena selama perjalanan Yoongi hanya diam. Ia tahu Yoongi memang bukan orang yang banyak bicara. Namum tetap saja hal ini mengganggunya.

Ahreum berniat memasuki rumah begitu turun dari motor. Namun Yoongi menahannya.

"Aku akan menjemput dan mengantarmu pulang besok."

Ahreum tersenyum kecil.

"Kau selalu menjemput dan mengantarku Tuan Min."

Yoongi terdiam ia nampak berfikir dengan mulutnya yang sedikit terbuka. Oh ayolah, wajahnya begitu imut dan sangat tidak sesuai dengan julukannya disekolah.

"Yang jelas kau harus selalu bersamaku. Jangan keluar sendirian dan jangan melewati tempat yang sepi. Jika kau ingin pergi je suatu tempat, telfon aku dan aku akan mengantarmu. Arraseo?"

Ahreum tertawa. Ini pertama kalinya ia mendengar Yoongi berbicara panjang lebar dan cukup cepat. Mungkin saja ia cocok untuk menjadi seorang rapper.

"Arasseo. Kau terdengar seperti Ayahku saat mengomel."

Yoongi tertawa mendengar kalimat yang Ahreum lontarkan. Namun tak dapat dipungkiri bahwa ia benar-benar khawatir.

"Yang jelas ingat kata-kata ku tadi. Jangan pergi sendiri. Oh iya, kau juga jauhi murid baru itu."

Bukannya Ahreum bodoh atau pura-pura tidak tahu. Namun ia kembali bertanya hanya untuk memastikan apa yang telah ia dengar.

"Menjauhi siapa?"

"Jinyoung atau Joonyoung atau berengsek siapalah itu aku tidak tahu namanya."

"Memangya kenapa?"

Yoongi tak menjawab malah mengenakan kembali helm nya.

"Yaa...! Min Yoongi..! Memangnya kenapa? Beritahu aku."

Yoongi menaikkan kaca helm nya dan menatap Ahreum datar.

"Karena aku cemburu."

Yoongi langsung pergi usai mengucapkan kelimat itu. Menginggalkan Ahreum yang tengah berusaha mengontrol detak jantungnya yang seperti ingin meledak itu.

Jadi Min Yoongi cemburu?

Ahreum kembali tersenyum setelah kesekian kalinya. Dan masih dengan wajah meronanya.

Berulang kali Ahreum menendang selimut yang ada diranjangnya saat ini. Pantas saja seusai dari toko buku Yoongi hanya diam.

Ahreum kembali tersenyum dan berusaha menahan diri agar tidak memekik. Jadi Min Yoongi cemburu? Bukankah itu artinya ia menyukai Ahreum?

Ahreum kembali menendang selimutnya dan tertawa sejadi-jadinya.

Oke salahkan Min Yoongi karena ia berhasil membuat Ahreum seperti orang gila sekarang.







TBC

I'm in trouble.

Bad Boy [MYG] HIATUSWhere stories live. Discover now