Part 12 | Menginap

299 40 0
                                    

Udah cek picture sampul part ini belum? Kalau udah fokusnya ke babeh Coups aja ya. Jangan yang lain, hihi..

Yuna's pov

Sekarang di sinilah kami berada.

Kami?

Ya benar kami, aku dan Seokmin. Di apartemen milikku.

Jangan salah sangka dulu! Aku memutuskan untuk membawanya bersamaku karena aku tak tahu lagi harus kuapakan lagi pria tampan ini.

Pertama, aku sudah berusaha mencari tahu informasi tentang keluarganya melalui ponsel yang ia miliki. Namun, percuma saja. Ia malah memberikan sandi pada ponselnya. Aku yang notabenenya sangat malas untuk bermain tebak-tebakan. Sehingga aku mulai mencari jalan lain.

Kedua, jalan pintas yang aku ambil adalah dengan menghubungi sekertarisnya, Kim Mingyu. Sayang sekali, dewi fortuna tidak berada dipihak padaku.

Mingyu sangat susah untuk dihubungi. Begitu juga dengan Eunha. Ck! Ada apa dengan mereka berdua? Maka dari itu aku terpaksa membawanya kemari.

Saat ini aku telah merebahkan badannya di tempat tidurku. Apartemen ini memang dikhususkan untuk penghuni lajang sepertiku. Hanya ada satu kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, serta ruang tamu.

Simple bukan? Bahkan dari ruang tamu pun aku dapat mengintip keadaan kamar tidurku. Karena keduanya hanya dibatasi dengan sekat berupa rak buku. Perlulah kalian ketahui, aku cukup hobi mengoleksi beberapa buku.

Kembali pada situasi saat ini. Setelah aku berhasil membawanya kemari, aku putuskan untuk membersihkan diri dengan mandi sejenak.

Setelah puas berendam air panas, aku keluar dari kamar mandi dan berinisiatif untuk mengambil selimut. Aku putuskan untuk tidur di sofa ruang tamu saja.

Oh ayolah, mana mungkin aku tidur seranjang dengannya. Kalau itu terjadi, mau kutaruh mana mukaku ini. Rasa-rasanya aku seperti wanita tak tahu diri yang mencari kesempatan dalam kesempitan.

Sebelum itu, aku sedikit menoleh padanya. Ternyata ia begitu lelap dalam tidurnya. Bahkan sepertinya, ia telah melupakan kejadian beberapa jam yang lalu.

Kurebahkan tubuh ini pada sofa empuk. Ya, setidaknya ini lebih baik bukan. Kucoba untuk memejamkan mata ini. Namun, nyatanya hal tersebut tidak berhasil.

Masih tergambar jelas dalam memoriku tentang kejadian tadi. Ketika bibir manis nan lembab tersebut menyapu hangat bibirku. Bahkan sesekali ia menggerakkannya dengan lembut, sangat lembut. Bahkan terlampau lembut malah.

Seakan ia takut mencelakaiku. Walau nyatanya setelah beberapa saat kemudian ia terjatuh tertidur karena pengaruh alkohol. Yah, begitulah akhir dari cerita ciuman pertamaku.

Miris sekali.

Kuyakin sekali jika besok dia pasti tak mengingat semuanya.

Segera kuggelengkan kepala. Berusaha mengusir pikiran kotor ini dan memutuskan untuk mencoba memejamkan mata kembali.

***

Author's pov

Pagi telah menyapa, burung berkicau merdu. Matahari dengan semangatnya bersinar di ufuk timur. Yuna telah bangun dan kini tengah disibukkan dengan kegiatan memasak di dapur.

Tanpa ia sadari, seseorang melangkah dengan gontai menyusuri setiap ruangan di apartemen ini. Berharap menemukan jawaban atas pertanyaan di benaknya saat ini.

Netra tersebut membelalak, tatkala ia melihat pemandangan di depannya. Benar dugaannya, jika dia sedang berada di apartemen seseorang yang ia yakini terakhir kali bersamanya kemarin malam.

Rahasia Secangkir Kopi | Dokyeom SeventeenWhere stories live. Discover now