Part 1 Awal Dari Semuanya

65.5K 1.6K 22
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi nyaring dan terdengar di seluruh penjuru sekolah SMA Panca Darma. Semua muridnya langsung berhamburan keluar kelas menuju kantin.

Begitupun dengan Tata bersama ketiga sahabatnya. Mereka langsung masuk ke dalam kantin yang sudah hampir penuh dengan murid-murid Panca Darma yang kelaparan.

"Pesenan kalian kayak biasa, kan?" tanya Viona. Ia dan Qilla yang bertugas hari ini untuk memesankan makanan mereka.

Tata menggeleng. "Gue lagi males makan, mesen minum aja," ungkapnya.

Viona dan Qilla mengangguk paham. Mereka berdua pun segera pergi menuju bibi kantin yang menjual makanan dan minuman. Sedangkan Iren dan Tata mencari tempat duduk kosong.

"Tumben gak makan, Ta. Diet?" tanya Iren kepo.

"Gak usah diet-diet an, body gue yang sekarang aja udah ideal." seru Tata merasa bangga.

Iren mendengus.

"Iya-iya yang body goals."

Setelah itu hening, mereka tidak lagi membuka suara. Lagipula di kantin terlalu ramai, suara mereka tidak terdengar jelas.

Selang beberapa menit, Viona dan Qilla datang dan kali ini telah membawa makanan yang dipesan.

"Gue boleh duduk sini?" tanya seseorang yang datang secara tiba-tiba.

Mereka berempat melihat orang itu.

"Boleh, Kak." jawab Qilla. Artha tersenyum lalu segera duduk di sebelah Tata.

Artha melihat Tata yang hanya memainkan sedotan.

"Lo gak makan?" tanya nya seketika.

Tata menggeleng tanpa melihat Artha.

"Gue liat ko kayak pucat. Lo sakit?" Terdengar suara Artha seperti khawatir.

Iren, Qilla, dan Viona pun langsung memperhatikan wajah Tata. Tata yang merasa risih langsung mengangkat kepalanya dan memberikan senyuman yang selebar mungkin.

"Gak, gue gak sakit." jawab Tata membuat mereka menghela napas lega.

"Kalo sakit bilang, yah. Biar gue ambilin obat di UKS," ujar Artha dengan lembut.

"Haduh-haduh, akang teh perhatian pisan." Viona mulai menggoda, yang lain tertawa sambil cie-cie tidak jelas. Sedangkan, Tata tampak kesal.

Tata melihat jam di layar hpnya laku beranjak pergi.

"Mau ke mana?" tanya Iren.

"Cari angin."

"Lah, emangnya di sini gak ada angin?"

"Lo kalo tanya lagi gue masukin ini sepatu ke mulut lo, yah!" Setelah mengatakan itu Tata segera pergi menuju taman belakang sekolah. Ia membutuhkan udara sejuk karena udara di kantin membuat dadanya sesak.

Tata duduk di kursi kayu yang berada di bawah pohon beringin yang rindang. Ini adalah tempat favoritnya ketika duduk di taman sekolah.

Tata mengeluarkan buku kecil dan pulpen dari dalam saku. Ia menuliskan sesuatu di halaman yang masih kosong. Tata tampak bergulat dengan pikirannya sendiri.

Ia kadang kebingungan dan merasa aneh ketika melakukan hal seperti ini, tapi ia tidak bisa berhenti, ia tetap melanjutkannya.

Setelah selesai melakukan hal itu, ia kembali menyimpannya di dalam saku lalu menatap ke langit, memejamkan mata, dan merasakan hembusan angin yang menerpa tubuhnya.

Nyaman sekali.

Ia kembali membuka matanya dan mengeluarkan earphone serta hp. Tata ingin mendengarkan sebuah lagu yang cocok didengarkan saat-saat seperti ini.

CatarinaWhere stories live. Discover now