dulu

116 17 1
                                    

"Berhentilah menggoda kang daniel dasar sialan"

Teriakan para gadis di kantin itu membuat seongwoo sangat jengah. Akhir-akhir ini harinya memang di penuhi caci maki dari seluruh penghuni kampus karena tersebarnya foto yang menunjukan dirinya tidur di kamar kang Daniel si pangeran kampus.

Seongwoo berani bersumpah kalau hal itu terjadi secara suka sama suka antara ia dan kang Daniel, hanya saja seongwoo tidak tau kalau malam itu daniel akan mengabadikan memont mereka.

"Aku tidak menggodanya, sungguh. Aku tidak pernah menggodanya sama sekali"

Entah sudah keberapa kalinya seongwoo mengatakan hal itu tapi tidak ada yang percaya satupun. Dan daniel memilih tidak terlibat lebih jauh dalam hal ini lalu pergi liburan meninggalkan seongwoo sendirian menghadapi semua tuduhan-tuduhan yang tertuju padanya.

"Seongwoo kau benar-benar memalukan kaum pria. Pantas saja kau di panggil pria yang tidak punya penis, karena kerjamu hanya mencari penis pria lain untuk memuaskan dirimu"

"Jaga ucapan mu"

"MEMANG BEGITU KENYATAN NYA"

Seongwoo tidak tau lagi harus bicara bagaimana, bahkan ketika ia menangis tidak ada yang peduli padanya. Dan bodohnya disaat seperti ini dia malah berharap daniel berada disisinya.

*****

Seongwoo menjalani harinya dengan penuh cobaan dan tetap berusaha sabar menjalani semuanya.

Daniel juga telah kembali, tapi mereka tidak saling menyapa seakan tidak pernah kenal. Daniel memandangnya dengan jijik sama seperti yang lain.

Seongwoo tidak ingin berharap lebih pada pria itu lagi dan memutuskan untuk menjalani semua ini sendiri karena ia fikir tidak ada gunanya berharap pada pria brengsek macam daniel. Namun hati memang tidak bisa di ajak kompromi, karena sejujurnya dalam hatinya masih ada daniel.

Dan hari ini, entah untuk yang keberapa kalinya seongwoo kembali menangis di sudut ruangan kelas yang telah kosong dan terkunci karena matahari telah lama tenggelam.

Seongwoo tidak tau apa yang terjadi padanya selama beberap waktu kebelakang karena ia pingsan, tapi melihat dari tampilannya sekarang, seongwoo yakin kalau ia telah di lecehkan, entah oleh siapa.

Apa lagi yang bisa dilakukannya selain menangis sekarang? Minta bantuan pun tidak akan ada yang mau membantu.

Para dosen pun seongwoo yakini sudah tau, tapi seongwoo tidak mengerti kenapa mereka hanya diam.

Dengan tertatih-tatih seongwoo berjalan menuju jendela ruang kelas sambil menyeret tas nya. Ia menggeser kursi dengan tenaganya yang masih tersisa untuk bisa meraih jendela dan keluar dari kelas.

Air mata kembali tak bisa lagi seongwoo tahan ketika rasa sakit di bagian belakangnya kembali terasa, ketika ia telah berhasil terjun dari jendela ruang kelasnya, rasa sakit itu semakin menjadi.

Sambil terisak seongwoo terus berjalan menyusuri lorong, ia akan berhenti sesekali untuk beristirahat dan menyeka air mata nya.

Hari itu, untuk pertama kalinya seongwoo berpikir rasa sakit akan menjadi kawan hidupnya.

Rasa sakitlah yang akan menemaninya menghabiskan sisa hidupnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita SeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang