Bye

36 8 2
                                    



Jung Norae duduk termenung di kelas, kepalanya terangkat dan melihat lurus ke depan. Namun pikirannya kosong, sampai gurunya tersadar dengan keanehan itu.



Berkali-kali beliau memanggil namun tak digubris oleh Rae, dengan sabar gurunya mendatangi meja Rae dan melihat pandangan kosong itu. Rae baru tersadar ketika dahinya diraba oleh sebuah tangan.



"Badan kamu panas Norae, pergilah ke ruang kesehatan!"



Rae menunduk minta maaf dan akhirnya pergi ke ruang kesehatan diantar oleh salah satu temannya. Rae berterima kasih dan berbaring di salah satu ranjang, mencoba tidur.



Sesaat matanya terpejam dan....




"Rae...."




Rae kembali membuka matanya, duduk kembali dan menyadari Hakmin di sampingnya dengan senyuman tipis.




"Gue kira lu tidur."




Rae menatap kedepan, "Buat apa lu celakain Hohyeon?"



Hakmin tertegun kemudian menjawab dengan mantap, "Dia mencoba membunuhku."



Kali ini Rae yang tercekat, menoleh pada Hakmin yang berwajah datar. Tidak mungkin.. Hohyeon? Untuk apa?




"Ga usah boong, pembohong." ucap Rae pedas.



Hakmin dengan cepat berpindah dihadapan Rae, menatap tajam ke dalam mata Rae. "Gue gak pernah bohongin lu. Dan gak bakalan."



Rae diam, airmata yang beraksi. Hakmin ikut menangis, namun airmata hantunya menetes mengenai kulit Rae dan menghilang, meninggalkan sensasi dingin yang menyakitkan.



"Dia iri, karena tariannya kalah keren sama gue. Jadi dia singkirin gue, supaya dia jadi yang terbaik."



"Gak sadar marga kami sama?"




Rae menahan isakan dan mencoba berbicara, "Kalo begitu lu sama aja."



Hakmin mengangguk, dan tangis Rae pecah seketika. Pada akhirnya saat ini akan tiba, tapi kenapa harus sekarang? Kenapa saat Rae baru menyadari bahwa Hakmin ada?



"Jangan pergi... pliss.. Hakmin sunbae.. hiks.. hiks.."



Hakmin mengelus kepala Rae, berusaha meredakan tangisannya namun Rae semakin merasa kehilangan dan mengeraskan isakannya.



"Jung Norae.. sst.. uljima.."


"Hajima.. jebalyo.. hiks.."




Rae tahu, seorang arwah yang telah menyelesaikan urusannya di dunia ini pasti akan pergi dari dunia ini. Hakmin adalah seorang arwah, dan urusannya adalah membalas dendam pada Hohyeon selesai. Hakmin akan pergi.



"Gue mau minta sesuatu.. berhenti nangisnya Rae.."




Rae mendongak, berusaha meredakan isakan meskipun airmata masih bersisa di pipinya. Hakmin mengelus kedua pipinya, Rae terdiam sejenak menatap mata Hakmin.



"Gue sayang lu Rae.."




Deg

Perasaan Rae selama ini tidak bertepuk sebelah tangan rupanya, tapi...

Hakmin akan pergi, bukan?




"Gue.. mau.. lu jadi first kiss gue."



Blush




Hakmin berusaha tersenyum, menunggu jawaban Rae. Gadis itu berpikir segala macam. Ciuman? Bibir yang bersentuhan? Pipinya semakin panas, dia pernah melihatnya di beberapa film.



Anggukan Rae membuat Hak tersenyum semakin lebar, kebahagiaan terakhirnya yang selalu diimpikannya semenjak merasakan apa itu rasa sayang. Kehangatan terakhir dari gadis yang disayangi olehnya, Rae.




Hakmin menutup mata Rae dengan telapak tangannya, mendekatkan wajah mereka sampai ujung hidung mereka bertemu.

Rae sedikit tersentak dengan sentuhan di hidungnya, karena Hakmin menggesek hidungnya disana terlebih dahulu.

Rae heran, kenapa terasa sangat lama?




Hakmin mulai menutup mata dan tepat saat Rae bertanya dalam hati, bibir mereka bertemu. Rae menahan ledakan dalam tubuhnya, bibir Hakmin.....




Hangat.




Airmata Rae kembali menetes ketika Hakmin dengan lembutnya menggerakkan bibirnya diatas bibir miliknya. Jantung Rae terpompa keras, mengalirkan darah dengan deras.




Dan akhirnya Rae tidak bisa lagi merasakan sentuhan Hakmin, baik di matanya maupun bibirnya. Saat membuka mata...




Hakmin memudar, ujung kakinya menghilang. Menjalar ke atas dengan perlahan, Rae menggeleng keras-keras dan berusaha menggapai puluhan kilauan dari tubuh Hakmin.



Hakmin tersenyum tipis. Matanya terpaku pada wajah Rae yang teramat menyedihkan, memanfaatkan sisa waktu terakhirnya hanya untuk melihat wajah cantik gadis yang disayanginya.




"Jung Norae, itu ciuman yang sangat manis.."




Rae menggeleng, "GAAAAKKK!!! ITU FIRST KISS GUE, HAJIMAAAA!!!"




"Gomawo, saranghaeyo...."




Rae turun dari kasur, melakukan hal yang sia-sia. "Saranghaeyo... hiks, jebalyooo... sunbae.."




Sepenuhnya tubuh Hakmin hilang digantikan serbuk berkilauan tertimpa sinar matahari pagi itu. Kilauan lain dari airmata Rae mengiringi.




"Hakmin sunbae... saranghaeyo.."

Ray Of Light ~ Lee Hakmin TRCNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang