Chapter 16

1.5K 254 76
                                    

Bingung antara mau publish sekarang apa nanti. Abisnya aku ga PD sama chapter ini.

.

Pendukung #TeamNistakanJungkook mana suaranya??

Oh iya, apa harapan kalian untuk Jungkook dan Jimin di chapter ini?

.

.

Jimin duduk dengan tidak tenang di dalam kantin itu, walaupun ia kini sedang bersama Ryujin, namun tidak biasanya dia seperti ini. Dirinya terus memikirkan sahabatnya yang sedang dalam keadaan tidak baik sehingga saat ini pikirannya tidak sepenuhnya tertuju pada Ryujin.

"Kenapa kau seperti itu? Kau tidak sedang menahan pup kan?" Ucap Ryujin yang heran karena Jimin terlihat seperti sedang menahan sesuatu.

"Hey! Kau mengabaikanku!" Ryujin membentak Jimin. Tentu saja dia kesal karena dirinya diabaikan.

"O-oh, maaf. Aku tidak bermaksud mengabaikanmu." Jimin berkata kemudian disusul senyum bodoh miliknya.

"Kenapa kau jadi pendiam hari ini?"

"Aku... sebenarnya aku sedang memikirkan temanku." Jawabnya.

"Kau sedang ada masalah dengannya?" Ryujin mencoba untuk bertanya. Dirinya memang tidak terlalu peduli dengan makhluk—yang menurutnya— aneh di sampingnya ini, tetapi sekali-kali membantu tidak apa kan?

"Tidak ada, hanya saja dia tidak sedang dalam keadaan yang baik. Sepertinya dia ada masalah, tetapi dia tidak ingin bercerita." Jimin tersenyum kecil, setidaknya Ryujin terlihat sedikit peduli kepadanya.

"Lalu kenapa kau kemari? Kau tidak menemani sahabatmu itu?" Jujur, Ryujin sedikit jengkel karena Jimin seolah tidak memperdulikan sahabatnya sendiri.

"Aku ingin bertemu denganmu, lagipula dia yang mengusirku." Singkat, tetapi perkataan Jimin mampu untuk menyulut amarah Ryujin.

"Kau ini keterlaluan! Sahabatmu sedang membutuhkanmu tetapi kenapa kau lebih memilih menemuiku? Bisa-bisanya dia memiliki sahabat sepertimu?!" Ryujin sedikit berteriak, membuat beberapa siswa yang berada disana menengok kearahnya.

"H-hey, kenapa kau begitu marah? Kau bahkan tidak mengenalnya kan?"

"Aku yang bukan siapa-siapamu pun kesal karena kau sangat tidak mengerti keadaan, apalagi yang dirasakan sahabatmu itu? Dia pasti sangat kecewa kepadamu. Sekarang lebih baik kau kembali dan temani dia!"

Jimin terperangah, ini adalah percakapan terpanjang antara dirinya dan Ryujin.

"T-tapi, Ryujin-ah!"

Ryujin tak sabar lagi, dirinya langsung mendorong Jimin agar menjauh darinya.

"Cepat kembali atau kau akan menyesal!" Ucapnya yang membuahkan hasil. Jimin mematung sebentar lalu bergegas kembali menuju kelasnya.

***

Jimin terus berlari disepanjang koridor kelas, sesekali dia menabrak beberapa siswa yang menghalangi jalannya. Ucapan Ryujin terngiang di kepalanya, dia akan menyesal? Menyesal seperti apa? Jimin menggelengkan kepalanya, ini bukan waktunya untuk berfikir. Saat ini perasaannya menjadi tidak enak.

Jimin tiba di depan kelasnya, membanting pintu kelasnya dengan keras. Kosong, kelasnya kosong. Dia tidak melihat Jungkook dimanapun dalam kelas itu. Bahkan Namjoon yang biasanya membaca buku di sudut ruangan pun tidak ada di kelas hari ini. Jimin semakin kacau, dia kira Jungkook benar-benar akan diam di kelas, namun sahabatnya itu malah menghilang entah kemana. Jimin memutar otak, berfikir tempat yang kira-kira akan dikunjungi Jungkook saat keadaan seperti ini. Pikirannya langsung menuju ke taman di belakang sekolah, Jungkook pernah bilang dia sering kesana untuk bertemu Yoongi saat dirinya tidak ada.

ALONE [KTH.JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang