TOD 1

86.6K 2.9K 254
                                    


Linggar menyeruput minuman beralkohol di depannya sambil menatap lurus ke arah Rendi.
Dentuman musik EDM menghentak ruangan remang-remang tempat mereka berada.
Suara riuh teriakan dan tawa orang-orang memenuhi club hiburan malam itu.

Pemuda berparas tampan dengan rambut lurus berantakan itu mengelus tengkuknya beberapa kali sembari memperhatikan sekitar.
Dia mendesah lemah sebelum kembali menatap ke arah sahabatnya.
"Ren, pulang yuk...udah malem ni..."
Pinta Linggar saat pemuda itu melihat ada seorang pria berjalan menuju ke arahnya.

"Ini masih sore, kenapa ngajak pulang...?"
Tanya Rendi yang tidak paham maksud sahabatnya itu.

"Ini udah jam 11 malem nyet, sore apanya...?"

Rendi tersenyum dan meneguk minumannya sebelum menimpali ucapan Linggar barusan.

"Malem, Ren...Gar... boleh gabung ga'...?"
Tanya seorang pria yang berdiri di dekat meja tempat Linggar dan Rendi berada sambil membawa gelas berisi minuman.

"Boleh...."jawab Rendi sambil tersenyum ke arah lelaki yang sudah di kenalnya itu.

"Nggak boleh, minggir lo...itu kursi masih banyak yang kosong duduk aja disana"
Tolak Linggar sambil melotot ke arah lelaki di depannya.

"Gar...apaan sih...jangan begitu..."
Pinta Rendi sambil menyenggol tangan Linggar yang ada di atas meja.
Karena dia merasa ga' enak hati sama lelaki di depannya.

Linggar menoleh ke arah Rendi dengan ekspresi jengah.
"Loe nyuruh dia duduk di sini, Gua bakal pergi..."

Mulut Rendi terkatup kala mendengar ancaman dari sahabatnya itu.

"Udah ga' apa-apa Ren, gue aja yang pergi.
Sorry udah ganggu ya..."
Ucap pemuda tadi perlahan beranjak meninggalkan tempat Linggar dan Rendi berada.
Dia sempat menepuk bahu Rendi dan melirik ke arah Linggar.
Pemuda yang beberapa minggu lalu pernah dekat dengannya.

Rendi mencondongkan tubuhnya kedepan sambil melirik pemuda yang sudah pergi menjauh dari mejanya.
"Lo sadis amat sih Gar, dia itu mantan pacar lo..."

Linggar kembali meminum minumannya dengan santai.
Dia meletakkan kembali gelas yang baru saja di teguknya tadi.
"Dia bukan mantan pacar, tapi bekas temen ngesex"
Ucapnya seraya meraih rokok di atas meja dan menyelipkannya ke sela bibirnya.
"Gue ga' merasa punya hubungan khusus sama dia"
Imbuh Linggar sembari menyalakan rokoknya.

Rendi memutar bola matanya.
"Masak lo ga' ngerasa gimana gitu habis ngesex sama dia, emang lo ga' cinta dia...suka mungkin...?"

"Kalau gue ga' suka ga' mungkinlah gue biyarin dia nunggangi gue.
Kalau cinta...sampai mati gue ga' bakal percaya.
Cuma orang goblok yang percaya cinta"

"Jadi lo ngatain gue goblok dong, habisnya gue cinta mati sama Irwan"
Celetuk Rendi yang langsung menegakkan tubuhnya.

Linggar tertawa pelan.
"Kalian berdua itu pengecualian, Irwan itu termasuk makhluk langka.
Elo itu udah berapa tahun pacaran sama itu anak...?"

"6 tahun, dari masih di SMA"

Linggar menghembuskan asap rokoknya.
"Udah lama, ya..."

Rendi tersenyum.
"Iya, walaupun sempet putus nyambung tapi pasti balik lagi.
Kita berdua itu seperti udah di jodohkan bersama, lo ngerti maksud guekan...?"

"Nggak"
Jawab Linggar enteng, membuat Rendi melenguh kesal.

"Kapan lo itu iyain omongan gue"

"Kalau lo udah bangun dari khayalan lo nyet"
Jawab Linggar sembari mengacak-acak rambut Rendi.

"Haduh...jangan bikin berantakan...!!"
Protes Rendi yang segera mendorong kebelakang kursinya dan duduk sedikit menjauh dari jangkauan tangan usil Linggar.

Truth or Dare (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang