Rasa yang Menelusup

4.1K 196 1
                                    

Happy reading you guys!!! Jangan lupa votenya...

Diliatin Mbak Lore tuh! (btw ini Dasha kan? Kok agak beda yes, apa perasaan gw aja

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Diliatin Mbak Lore tuh! (btw ini Dasha kan? Kok agak beda yes, apa perasaan gw aja...)


***

Katanya kalo sering ngejahilin atau dijahilin sama lawan jenis, lama-lama jadi suka. Sama kayak benci, lalu jadi suka. Udah beberapa semester ini Lorena suka jahilin dosennya yang satu itu, Revkan namanya. Orangnya ganteng, masih muda tapi keliatannya mengayomi banget, alias suamiable banget. Lorena suka ngerjain dia, dengan kata-kata dan perilaku. Duh, pokoknya yang ada Revkan sakit kepala deh kalo ngurusin Lorena. Tapi kok cewek kayak Lorena ini yang ngangenin ya, aneh sih... Tapi lucu aja. Revkan lama-lama nggak masalah dijahilin sama Lorena. Dikatai jomblo akut pun dia nggak keberatan asalkan bisa ngobrol dan liat senyum Lorena yang manis. Makin kesini makin susah buat ngilangin bayangan wajah cantik Lorena. Jadilah dia rela buat kasih bimbingan khusus untuk mahasiswi spesialnya itu.

Kalo dipikir-pikir belum tahu juga sih apa makna perasaannya itu. Seneng kalo liat Lorena ada di dekatnya, rindu kalo Lorena nggak masuk kampus. Seringnya sih rindu. Karena Lorena jarang masuk kelasnya. Kalo ke kampus palingan cuma nongki-nongki nggak jelas abis titip absen. Biar nggak ketahuan daddynya kalo bolos. Tapi ya gitu, tingkah Lorena emang ngangenin. Bikin anyel sekaligus mangkel, namanya juga Lorena, cewek hits yang hobinya anarkis.

"Saya cuma kasih bimbingan Lorena, bukan buatin kamu skripsi." Lorena nyengir mendengar kata-kata Revkan.

"Iya, bapak Revkan yang ganteng. Okelah kalo gitu, saya pamit pulang karena sekarang udah malem." kata Lorena. Dia merapikan laptop dan bukunya.

"Lorena, mengenai pertanyaan kamu tadi... Kalo saya belum punya pacar memang kenapa?" Revkan beralih menatap Lorena.

"Hmmm... Karena saya..." Revkan menunggu kalimat Lorena dengan penasaran.

"Karena saya... Suka." kata Lorena yang membuat Revkan dag dig dug.

"Apa?" tanya Revkan memastikan.

"Karena saya suka... Saya suka ngatain bapak jomblo... Hahaha," Lorena ngakak melihat ekspresi dosennya itu. Duh, kasian kan... Lorena sih PHP hobinya.

"Lorena, mungkin kamu sudah berhasil." kata Revkan dengan mimik wajah serius.

"Berhasil apa pak?" tanya Lorena bingung.

"Nggak apa-apa, sekarang kamu pulang aja. Minggu depan ikut saya ke Bogor," tutup Revkan. Lorena kemudian keluar dari apartemen Revkan masih dengan raut wajah bingung. Terkadang ia nggak paham sama orang lain yang begitu mudah berganti mood. Nggak Revkan nggak Rhafael, sama-sama suka gonta-ganti mood.

Lorena kembali ke apartemen Rhafael. Dia mengernyit melihat Rhafael yang sedang melakukan hal mencurigakan di sofa depan tv. Perlahan Lorena berjalan mendekati Rhafael yang menunduk mengerjakan sesuatu. Sesekali keluar desisan dari bibirnya.

Bitter Sweet Destiny [MDS ¦ 2]✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ