Chapter 8

987 115 7
                                    

H.O.U.N.D

Cast : Kim Namjoon a.k.a RM; Kim Seokjin a.k.a Jin; and many others

Rate : T

Length : Parts

H.O.U.N.D

Terkadang Seokjin memang adalah sosok yang sangat ingin tahu. Ia bisa mencari tahu sesuatu hingga ke akarnya agar rasa ingin tahunya terpuaskan. Dulu, Ia bahkan rela membayar berapapun demi mendapatkan sebuah jawaban yang Ia inginkan. Dulu Ia menggunakan segala kekuasaan keluarganya, juga kekayaan keluarganya, untuk mencari anak kecil yang tumbuh besar bersamanya, yang tiba-tiba menghilang. Seperti ditelan bumi.

Dan Seokjin menyerah ketika ditodong senjata di depan dahinya karena mencari anak itu.

Sejak saat itu, mungkin sejak saat itu, Seokjin memahami arti sesungguhnya dari kata privasi dan urusan pribadi. Sebelumnya Ia selalu tak peduli pada batasan dan bersikap harus tahu seluruh hal di dunia.

Tekadnya untuk berhenti mencari tahu semakin kuat ketika orang yang menodongkan senjata di depan dahinya itu mati tertembak di hadapannya, saat itu juga, ditembak oleh sniper yang bahkan Seokjin tak tahu keberadaannya. Tapi sungguh, Seokjin mengingatnya dengan jelas bagaimana lubang di dahi pria itu mengeluarkan darah dan otak.

Seokjin ingin dirinya mati saat itu juga.

.

.

.

Seokjin sudah paham luar dalam jika banyak yang menginginkan kematiannya. Banyak yang tersakiti karena keluarganya. Banyak pihak dirugikan langsung maupun tak langsung. Maka saat Namjoon mengingatkannya akan kematian, Seokjin malah tertawa. "Aku tahu," ucapnya ringan.

Mata Namjoon melebar beberapa detik, lalu kembali normal. "Kau tahu seberapa buruknya keluargamu?"

Seokjin mengangguk, sambil tersenyum manis.

"Kau," Namjoon menggantung kalimatnya, mempertimbangkan ucapannya. "Baik-baik saja dengan semua itu?"

Kini Seokjin benar-benar menatap lurus ke dalam matanya dan masih menampilkan senyuman di bibirnya. "Kau tahu, aku tak akan mengatakannya padamu sebelum aku tahu betul siapa dirimu."

Giliran Namjoon yang terdiam.

"Kau pasti tahu, aku bahkan belum percaya jika namamu yang sebenarnya adalah Kim Namjoon."

"Benar." Lirih pria itu. Kemudian dari ekor matanya, Seokjin melihat bagaimana Namjoon menarik satu sudut bibirnya, tersenyum mengerikan dengan matanya yang kelam. "Tapi bukankah kita sudah berjanji untuk saling percaya?"

.

.

.

Pukul empat sore, Seokjin melihat Namjoon sudah berdiri melipat tangannya di depan dada dengan ekspresi tak suka.

"Ada apa dengan ekspresimu?"

Pria itu memutar bola mata, "kau berjanji akan menemaniku ke kota."

Ekspresi Seokjin berubah terkejut dengan cepat. "Oh aku lupa! Aku harus pergi ke gereja. Jadwalku adalah Minggu Sore. Maaf, ya, besok bagaimana? Setelah aku selesai–?"

"Janji adalah janji."

Seokjin tanpa sadar menggigit bagian dalam bibir bawahnya, "Kita akan langsung pergi ke kota setelah aku selesai dari gereja. Bagaimana?"

Lelaki tinggi dengan tubuh gempal itu terdiam menatap Seokjin cukup lama. "Kau pergi ke gereja bersama tetanggamu?" lelaki itu bertanya dengan pandangan menelisik.

HOUNDWhere stories live. Discover now