The Reason

699 48 28
                                    

Peringatan!! Bab ini mengandung konten dewasa!! Bagi yang belum 18+ diharapkan untuk tidak membacanya.
.

.

.

.

.

Sunyi. Di meja makan, tidak ada yang memulai pembicaraan diantara Hijikata dan Gintoki. Apa yang terjadi semalam adalah pertanyaan besar untuk keduanya karena tidak ada satupun yang mengingatnya.

Hijikata merasa khawatir dengan apa yang terjadi tadi malam. Dia dan Gintoki yang tidak berpakaian dan Gintoki yang sakit dibagian pinggang dan bokongnya. Mungkinkah…

Hijikata menggelengkan kepalanya tidak mau mempercayai dugaannya. Kalau memang dia melakukan itu, bukankah artinya keperjakaan nya hilang bersama laki-laki? Hijikata merasa sedikit kecewa tapi disaat yang bersamaan juga senang karena pasangannya adalah Gintoki.

Hijikata melirik Gintoki. Entah mengapa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Rambut yang bergelombang itu terlihat sangat indah dengan warna peraknya. Begitu serasi dengan wajah Gintoki.

Tiba-tiba ia teringat saat pertama kali bertemu dengan laki-laki itu. Rambut ikalnya yang tertiup angin musim semi dan didukung dengan bunga sakura yang berguguran di balik tubuhnya, menambah nilai keindahan pada rambut perak itu.

“Hijikata-kun?” panggil Gintoki menyadarkan lamunan Hijikata. Gintoki memanggil nama Hijikata yang tanpa sadar dia mengelus rambut perak Gintoki. Begitu tersadar, wajah Hijikata memerah hingga ke telinganya dan menjadi salah tingkah.

“A-aah.. aku hanya berpikir rambutmu itu terlalu berantakan dan aku mencoba merapikannya.” Kata Hijikata beralasan. Dia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

“Hmm..” Gintoki mengalihkan pandangannya. Wajahnya sedikit memerah karena Hijikata yang tiba-tiba mengelus-elus rambutnya.

“Aku pulang!” salah satu penghuni rumah Sakata datang. Dia adalah Sakata Kagura, adik tiri Gintoki yang baru berumur enam belas tahun. “Oh, ada Toshii!”

“Berhentilah memanggilku seperti itu, Kagura!” kata Hijikata kesal mendengar panggilannya itu. Kagura hanya terkekeh geli melihat Hijikata yang kesal karenanya.

“Aku ke kamar dulu ya, Toshii.” Kata Kagura lalu berlari ke kamarnya sebelum Hijikata memarahinya karena panggilannya itu.

“Dia habis dari mana?” tanya Hijikata yang heran melihat Kagura baru pulang di pagi hari.

“Dia habis menginap di rumah temannya.” Jawab Gintoki tanpa menatap Hijikata.

“Hmm..”

Keduanya kembali menyantap sarapan dan kesunyian kembali datang di meja makan itu.

XxXxXxX

Hijikata sering melamunkan bayangan Gintoki akhir-akhir ini. Entah kenapa setiap kali dia membayangkan Gintoki, dadanya selalu berdebar lebih kencang dari biasanya. Wajahnya selalu terasa panas setiap kali teringat senyuman di wajah tampan Gintoki.

Tunggu. Kenapa dia berpikiran seperti ini? Tingkahnya itu sama seperti seorang gadis yang baru pertama kali menemukan cinta pertamanya. Dia menyukai Gintoki? Hahaha.. itu tidak mungkin.

Want to be With YouWhere stories live. Discover now