Part 2

30.2K 5.2K 871
                                    

SUARA ketukan di pintu kamar Jeno mengalihkan asitensi sang pemilik kamar yang sedang menatap layar laptop; menampilkan adegan dewasa dimana seorang lelaki sedang mengagahi seorang wanita.

Menutup laptop dengan kasar. Jeno membenarkan letak celananya, sialan! Ia sudah hampir sampai dan ketukan di pintu itu membuat dirinya tidak jadi keluar!

"Masuk!" ujarnya setelah membereskan semua kekacauan yang baru saja ia buat. Tadinya Jeno ingin sekali marah, namun melihat wajah sendu seseorang yang kini berdiri di hadapannya membuat emosi Jeno meluap.

"Aku nginep disini lagi ya Jen?" ujarnya sesudah menutup pintu; menghampiri Jeno yang sedang duduk diatas kasur.

Jeno mengangguk. "Sejak kapan aku ngelarang kamu buat nginep? Bukannya rumah ini udah kamu anggap kaya rumah sendiri?" ujarnya langsung membuat Jaemin tertawa pelan.

Benar. Rumah Jeno memang sudah Jaemin anggap sebagai rumah keduanyaㅡtidak, mungkin hanya satu-satunya rumah untuk Jaemin. Itu karena ia merasa tidak nyaman berada di dalam rumahnya sendiri. Semuanya begitu rumit.

"Sini, kenapa lagi?" Jeno menarik tangan Jaemin; membuat lelaki bersurai cokelat terang itu langsung terduduk di sebelah Jeno.

Menghela nafas, Jaemin menipiskan bibir. "Lelaki itu datang lagi, aku sudah bilang sama Mommy buat jangan pernah ngebukain pintu buat lelaki itu lagi. Tapi kenapa Mommy gamau denger?" ujar Jaemin dengan nada sendu.

Ah.

Jeno mengerti sekarang. Ia sudah bisa membaca raut wajah Jaemin ketika masuk ke kamarnya tadi, jika bukan karena lelaki itu mungkin Jaemin tidak akan seperti ini. "Na.. Kamu tahu kan kalo lelaki itu pantes dapet kesempatan? Mungkin dia kembali juga buat kalian.."

Mendesah keras. Jaemin menatap Jeno dengan bola mata yang berkaca-kaca. "Engga No! Dia ga pantes dapat kesempatan, dia udah ninggalin aku, Mommy sama Koeun! Kamu tau kan gimana hancurnya Mommy waktu dia ninggalin keluarganya sendiri demi cewe yang gak jelas? Kamu tahu kan Koeun sampe berenti sekolah karena gaada yang biayain dia? Dan kamu tahu kan kalo Mommy sampe mau bunuh diri?!" meluapkan emosi, Jaemin menangis dengan keras.

Dengan cepat Jeno langsung merengkuh Jaemin ke dalam pelukan hangatnya; memberikan usapan di punggung yang selalu membuat Jaemin merasa nyaman. Ya, Jeno tahu tentang semua cerita itu. Saat dimana
Ayah Jaemin pergi meninggalkan keluarga serta kedua anaknya. Hal tersebut membuat pukulan keras yang cukup membekas di hati Jaemin, setiap malam Jaemin menangis di pelukannya.

Atau terkadang dulu Jaemin sering mengigau. Mengucapkan nama sang Ayah. Jeno tahu Jaemin tidak akan mudah menerima keberadaan lelaki itu lagi. Tapi dengan mudah Mommy Jaemin serta Koeunㅡadiknya. Menerima keberadaan sang kepala keluaga kembali.

"Shhh udah jangan nangis ya?" Jeno berbisik, memeluk Jaemin semakin erat. Terus mengusap punggung Jaemin dengan lembut; membuat tangisan Jaemin perlahan terhenti. Nafasnya yang tadi tersendat kini berubah teratur.

Merenggangkan pelukan; Jeno tekekeh saat melihat wajah damai Jaemin menyapa Indra penglihatan nya. Ah ini sudah menjadi kebiasaan Jaemin, jika lelaki itu menangis pasti sesudahnya akan tertidur seperti ini.

Membernarkan letak tubuh Jaemin. Jeno menaruh Jaemin diatas kasurnya, mengusap surai cokelat terang itu dengan sayang. "Goodnight Mia." lalu setelah itu Jeno turun dari kasur; tenggorokannya terasa kering.

[1] Rewrite The Stars《Nomin》✔Where stories live. Discover now