Part 9

22.2K 3.9K 571
                                    

KELOMPOK yang di pimpin oleh Jeno berhasil mendapatkan juara 2, sedangkan juara 1 di berikan kepada kelompok Mark.

Harusnya Jeno dan kelompoknya yang mendapatkan juara 1, tapi akibat Jaemin dan Renjun yang terus berbeda pendapat. Mereka semua gagal mencari satu botol lagi, Jeno saja sudah pusing mendengarkan kedua lelaki manis itu berceloteh sedari tadi.

"Gara-gara kamu kelompok kita jadi dapet juara 2 kan!" tukas Jaemin kesal, ia dan Renjun tidak berhenti berbicara sedaritadi. Sedangkan Daehwi dan Jeongin bahkan sudah pergi dari sana karena tidak kuat mendengar kedua lelaki itu terus bertengkar.

Jeno hanya bisa menghela nafas, ia berada di tengah-tengah kedua orang itu. Tapi tidak mengeluarkan suara sedari tadi.

Renjun yang di salahkan seperti itu tentu tidak terima. "Kamu yang salah! Aku kan nunjuk kordinat yang ada di peta!"

Mata Jaemin melebar, ingin sekali ia menarik kepala Renjun hingga rambut lelaki itu lepas. "Kamu!"

"Kamu Jaemin!"

"Bukan aku!" Jaemin sudah bergerak, ia berdiri di hadapan Renjun dengan tatapan garang.

Oke, sebenarnya Renjun sedikit takut saat di tatap seperti itu oleh Jaemin. Karena bagaimanapun tenaga Jaemin itu lebih besar darinya.

Sekarang Jeno mulai jengah, ia menarik tubuh Jaemin agar kembali ke tempat semula. "Bisa berenti gak? Kuping aku sakit dengernya."

"Tapi kan bukan aku yang salah Jeno!" bela Jaemin, ia masih tidak ingin di salahkan seperti itu. Apalagi yang menyalahkannya adalah Renjun.

Menghela nafas, akhirnya Jeno mengangguk. "Iya kamu gak salah."

"Terus ini salah aku gitu?!" seru Renjun tak terima. Lagi pula, kenapa sih Jeno selalu membela Jaemin terus menerus? Kapan Jeno akan melihat ke arahnya dan menyadari bahwa semua yang ia katakan di dalam hutan itu benar adanya?

Kali ini Jeno menggeleng. "Aku yang salah, udah kan selesai?" ia memejamkan mata. Lebih baik Jeno yang di salahkan daripada ia harus mendengar celotehan Jaemin dan Renjun yang tidak ada habisnya.

Mendengar itu bibir Renjun berkedut; hampir tersenyum. Sementara Jaemin sudah mendelik tak terima.

"Kok gitu sih?!"

"Apa sih Na? Udah lah." sela Jeno jengah.

Kepala Renjun mengangguk. "Pengennya di bela, cih, dasar muka dua." gumamnya pelan; tapi sayangnya masih bisa di dengar oleh Jeno dan Jaemin.

"YA! APA KAMU BILANG?!"

Oke, siaga 2. Jaemin sudah mengeluarkan tanduk nya saat ini, tapi sepertinya pembelaan Jeno atas nama Renjun tadi membuat lelaki bergigi gingsul itu merasa diatas angin.

Sebelah sudut bibir Renjun terangkat; membentuk seringai. Ia rasa ini saat nya untuk membongkar semua nya di hadapan Jaemin dan Jeno kan? Agar lelaki bermarga Na itu mengaku, tidak terus menutup-nutupi hal besar seperti ini.

"Kamu lupa apa yang udah kamu lakuin sama Jeno?" Renjun memulai aksinya, membuat tubuh Jeno dan Jaemin menegang bersamaan.

Kepala Jeno terasa semakin berdenyut, ia tidak ingin membicarakan masalah ini sekarang. Maksudnya, ia sama sekali belum siap.

"Maksud kamu apa?!" bentak Jaemin marah, ia melirik Jeno dengan gusar. Takut jika Renjun benar-benar akan membongkar semuanya sekarang.

Seringai di wajah Renjun semakin melebar. "Yang nyelakain Jeno waktu dulu, kamu kan?" ia menatap Jaemin dengan tatapan remeh, "kamu yang udah motong kabel rem di motor Jenㅡ"

[1] Rewrite The Stars《Nomin》✔Where stories live. Discover now