Instagram : unianhar
"Iya kami udah dateng. Kamu fokus aja sama pertandingannya, awas kalau kamu nggak naik podium!" Ancam Elang mematikan sambungan telfonnya bersama Marcel. Tidak lama berselang ponsel Ben kembali berdering yang kesekian kalinya, Ben mengumpat kasar saking kasarnya orang yang duduk disampingnya menatap Ben dengan pandangan aneh
"Sorry" ucap Ben menunduk meminta maaf. Ben mengangkat telfonnya mendengar ucapan Marcel
"Udah kampret! Sepanjang hari ini aku doain kamu supaya juara satu apa masih kurang? Mau aku doain 7 hari 7 malam?!" Kesal Ben membuat Marcel tertawa. Dari semalam hingga sekarang Marcel mendesak mereka untuk mendoakan dirinya, dan sebagai sahabat yang baik Ben melakukannya "Udah ah malas aku ngomong lagi sama kamu."
"Doain aja supaya kalah!" Celetuk Elang yang dapat teguran dari Arum jika Elang tidak boleh bicara begitu takutnya malaikat lewat terus mengaminkan ucapan Elang dan Marcel jadi kalah.
"Nelfon sekali lagi aku doain kamu kal,"
Biiiippppp
"Dia matiin?" Tanyanya tak percaya, harusnya Ben yang lebih dulu mematikannya. Sepertinya anak itu benar-benar takut kalah.
"Abang nelfon kakak marah-marah, abang matiin kakak kesal, benar-benar nggak jelas" ucap Mirah yang duduk diantara Elang dan Yuki sepepunya yang tinggal di Jepang. Hari ini mereka semua datang untuk melihat pertandingan Marcel jadi Mirah memilih duduk satu baris dengan mereka.
"Abang Marcel yang mana?" Tanya Arum melihat orang-orang yang berdiri dimobil masing-masing
"Dia masih diruangannya sayang"
"Tapi mereka?" Tunjuk Arum pada orang-orang tadi
"Mereka itu cuma team official yang ditugaskan buat meriksa mobil yang dipake racer"
"Oh"
Lagi-lagi Elang menghela napas panjang. Sepertinya ia harus membiasakan diri untuk menerima kata oh dari Arum. Ben mengelus hidung mendengar jawaban Arum. Lanjutkan dedek gemes, batin Ben.
"Ehhh itu Marcel!" Tunjuk Ben heboh melihat para racer keluar dengan menggunakan seragam pengamannya serta membawa helm masing-masing untuk jaga-jaga menghindari benturan dikepala. Semuanya berdiri memberika applause pada racer yang telah berdiri dimobil masing-masing.
"Mana?"
"Dimobil nomor 01 dedek!"
Tunjuk Ben dimana Marcel berdiri membiarkan tim official memeriksa pengaman ditubuhnya."Waahhhhhh keren banget!" Ucap Arum melihat Marcel memakai helmnya kemudian masuk kedalam mobil bernomor 01 dibagian depannya. Tanpa melihatnya, mereka pasti tau jika saat ini Marcel sedang bersiap-siap menunggu aba-aba dari juri
BROOOOMM BROOOMMM
Suara mesin mobil modifikasi kini terdengar memenuhi Arena. Sorak dari penonton meneriaki nama dukungan mereka semakin besar setelah para racer melajukan mobil mereka dengan kecepatan tinggi.
"Hebat!"
Arum, Ben, Mirah dan keluarga Mirah berteriak setiap kali Marcel melewati mereka. Berbeda dengan Elang yang cuma memperhatikan mobil Marcel dalam diam.
Uhuk uhuk
Arum memegang tenggorokannya karena tersedak oleh salivanya sendiri. Elang manarik Arum untuk duduk dan memberinya minum karena kebetulan sebelum memasuki arena mereka beli makanan dan minuman lebih dulu.
Arum memberikan minumannya pada Elang setelah merasa lebih baik.
"Nggak usah teriak, Arum! Marcel juga nggak akan dengar" titah Elang tak suka Arum teriak-teriak seperti orang bodoh. Teriakpun tak ada gunanya jika Marcel tak mendengarnya sama sekali
YOU ARE READING
Sister Complex
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Elang Trinarenra Abraham ingin seorang adik. Bukan adik kandung tapi adik angkat, Elang tau jika mamanya sudah tidak bisa mengandung lagi makanya ia meminta adik angkat pada kedua orang tuanya. Elang tidak memikirkan sama s...