ordeal: 4

4.9K 680 4
                                    

Kabar mengenai pertunangan antara Kim Taehyung dan Park Jimin memang sudah lama, terhitung sudah setengah tahun lebih berlalu. Cukup banyak persiapan mengingat keduanya merupakan orang yang sibuk dan memiliki tanggung jawab masing-masing. Pertunangan baru dilangsungkan tiga bulan yang lalu, dan di bulan ketiga pertunangannya bersama Jimin, Taehyung masih tetap seorang lelaki muda yang penuh gairah.

Setelah berteman dengan Jungkook selama kurang lebih satu bulan, Taehyung memang sedikit mengurangi aktivitas malamnya bersama wanita atau pria bayaran. Tapi nyatanya, dia menjadi sedikit lebih sering menghabiskan waktu bersama Jungkook. Tidak sekalipun Jimin merasa keberatan, karena dia juga memiliki Yoongi untuk menemaninya. Hanya saja, rekan dan kerabat orang tua mereka yang agaknya senang menyebarkan rumor. Maka sepasang Taehyung dan Jimin mendapat teguran dari kedua orang tuanya, kali ini cukup keras, dan mau tidak mau terpaksa harus lebih sering menghabiskan waktu bersama.

Di tengah kebosanannya karena terlalu sering bertemu, mereka akan sepakat untuk memilih hari di mana Taehyung akan menghabiskan waktu bersama Jungkook dan Jimin bersama Yoongi. Seperti saat ini, Taehyung menuruti permintaan Jungkook yang memilih Busan sebagai tempat yang akan dikunjunginya bersama.

"Kook, udah sampe. Ayo turun."

Di sisi salah satu pantai yang tenang di Busan, Taehyung memarkirkan mobilnya dan berjalan keluar. Langit masih terang dan artinya masih banyak waktu yang bisa mereka habiskan di pantai itu.

"Waaaw! Keren banget ya, kak!"

Jungkook berjingkrak-jingkrak senang dan membuat Taehyung tertawa melihat temannya bertingkah kekanakkan.

"Kook, lo yakin lo gak salah sebut umur waktu kita kenalan?"

"Engga, dong."

"Kok kayaknya gak sesuai ya sama tingkah lo?"

"Lo aja yang kurang ekspresif, kak."

Taehyung terkekeh. Mungkin Jungkook ada benarnya, dia memang kurang berekspresi. Atau mungkin juga karena satu-satunya orang yang paling lama Taehyung hadapi--Jimin--benar-benar tidak ekspresif? Makanya melihat Jungkook seperti ini membuatnya merasa senang dan dihargai. Ah, entahlah, Taehyung tidak akan memikirkan Jimin dulu untuk saat ini.

***

Jungkook merengek kelaparan karena terakhir kali mereka makan adalah tujuh jam yang lalu. Langit sudah menggelap, Taehyung terlebih dulu mengajak Jungkook ke sebuah villa mewah yang akan mereka tinggali satu malam, membersihkan diri sebelum makan malam di restauran yang sempat Jungkook tunjuk.

"Kalo udah selesai, ketok kamar gue aja, Kook."

"Oke, kak."

Lalu masuk ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri. Taehyung selesai lebih dulu dan mengistirahatkan badannya sebentar di atas kasur sembari menunggu Jungkook mengetuk kamarnya. Dimainkannya ponsel mahal yang menampilkan beberapa pesan yang belum dibaca, di antaranya ada dari bunda dan kakaknya. Jimin? Tentu saja dia akan melupakan Taehyung saat bersama Yoongi. Lagipula, Taehyung tidak mengharap pesan dari Jimin.

Bunda
[Tae, kamu beneran main doang kan, ya?
Jangan macem-macem sama anak orang.
Inget juga kamu udah jadi milik Jimin!]

Taehyung tersenyum melihat pesan bundanya. Hanya isi pesannya yang disangkut pautkan dengan Jimin, nyatanya Taehyung sudah paham dengan gengsi tinggi yang bundanya punya. Dia yang paling khawatir pada Taehyung, tapi juga yang paling tidak mau menunjukkan.

Kak Jin
[Lo jalan bukan gara-gara pelampiasan hasrat doang kan?]

Taehyung mendengus. Dia memang sering kali tidak bisa menahan nafsunya, tapi saat dia bilang hanya akan berlibur sebentar tanpa melibatkan hasrat, apakah tidak ada yang benar-benar percaya? Seberengsek itukah Taehyung, bahkan di mata keluarganya sendiri?

Taehyung
[Tenang.
Temen gue ini gak bikin nafsu kok.]

Kak Jin
[Gak bikin nafsu tapi kalo digoda mah tetep aja gak bisa nolak.
Hati-hati.]

Taehyung
[Astaga, kak.
Udah gue bilang Jungkook tuh anaknya polos. Tenang aja.]

Oke, Taehyung harus berhenti di sini sebelum kakaknya menelpon dan menceramahinya semalaman suntuk. Mengancam makan malamnya bersama Jungkook gagal begitu saja. Dia membuka aplikasi lain--instagram--dan sedikit menggulir tampilannya ke bawah, sekadar melihat foto-foto yang diunggah teman-teman mayanya.

Taehyung tidak sengaja memencet tombol keluar saat matanya menangkap foto Jimin yang baru saja diunggah. Kalau tidak salah baca, Jimin juga sedang ada di Busan? Taehyung berniat untuk memastikan sebelum menelpon Jimin dan mengajaknya makan malam bersama, ketika tiba-tiba Jungkook memanggil dan memintanya untuk cepat-cepat keluar.

"Kenapa sih? Rusuh banget." Dengan badan yang tentunya lebih segar, dibalut dengan kaus putih panjang dan celana jeans hitam selutut, Taehyung membuka pintunya. Menaikkan sebelah alisnya menatap aneh pada Jungkook.

"Hehe. Laper, ayo cepetan." Jungkook, dengan setelan training hitam, menarik semangat lengan Taehyung ke arah mobil.

Dan kalau sudah begini, keduanya tahu, tanpa diminta pun Taehyung akan memanjakan Jungkook semalaman.

***

"Kak, makasih ya makan malemnya. Enak banget, hehe." Jungkook menyengir polos setelah turun dari mobil, mengikuti langkah Taehyung masuk ke dalam villa.

"Gratisan mana sih yang gak enak?" Terdengar sedikit kesal, Taehyung tetap menatap geli pada Jungkook.

"Gak ikhlas nih?"

"Siapa bilang?"

Jungkook diam karena bingung. Taehyung yang melihatnya merasa gemas dan mengusak pucuk kepala Jungkook.

"Sebelum tidur mau nonton?"

"Mau! Ada film apa aja, kak?"

"Mmm- gak tau, bentar gue liat dulu." Taehyung kembali dengan membawa tas kecil berisi kaset film, memberikannya langsung pada Jungkook.

"Lo bawa film lama?" Jungkook mengacungkan salah satu kaset di tangannya.

"Drag Me to Hell?"

Jungkook mengangguk.

"Iya kali, kakak ipar gue yang masukkin."

"Lo udah nonton?"

"Belum sih."

"Nonton ini aja kalo gitu." Jungkook memasukkan kaset tersebut ke dalam DVD setelah mendapat persetujuan dari Taehyung.

Keduanya asik menonton selama satu setengah jam. Jungkook yang katanya sudah pernah menonton film itu, tetap saja terkaget-kaget dan ketakutan. Menempelkan badannya ke arah Taehyung setiap kali adegan menakutkan muncul, membuat Taehyung mendengus geli sekaligus jengkel karena tidak bisa menikmati film itu sepenuhnya.

"Katanya udah nonton?"

"Udah kok. Dulu, sama mantan."

"Ciee flashback. Nonton Doraemon kali lo."

"Gak! Enak aja!" Jungkook cemberut digoda seperti itu. Mungkin juga kata 'mantan' yang disebut Taehyung, merupakan kata yang sensitif bagi telinga Jungkook.

"Iya, iya. Galak amat sih." Taehyung terkekeh sebelum mendorong pelan tubuh Jungkook yang merapat padanya, "Betah banget lo nempelin gue."

Jungkook bersemu malu, lupa kalau ternyata jaraknya dengan Taehyung sudah sangat dekat. Sebelum memikirkan hal lain yang tidak seharusnya, Jungkook berdiri dan mulai melangkahkan kakinya ke arah kamar.

"Barusan bukan apa-apa ya, kak!" Teriaknya sebelum menutup pintu.

Taehyung yang masih duduk di sofa ruang tengah hanya geleng-geleng kepala.

Ya emang gak ada apa-apa juga.

Setelahnya, Taehyung ikut beranjak dan berjalan malas ke kamarnya. Sama-sama mengistirahatkan dirinya setelah seharian penuh bersenang-senang. Mengembalikan tenaga sebelum hari esok datang dan membawanya ke kehidupannya yang sedikit membosankan, lebih tepatnya, menghadapi tunangannya yang jarang berekspresi.

[COMPLETED] ordeal • kth × pjmHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin