Berfikir tentang cinta

8 1 0
                                    


Yati wanita dusun dari kota wonosobo yang memiliki hati yang tegar. Yati terlahir yang tidak cukup beruntung dari anak lainnya. Yati terlahir hanya dari 1 ibu , ayahnya sudah lama meninggal ketika ia dalam kandungan ibunya. Walau begitu yati masih bersyukur , hanya dengan ibu saja yati dapat merasakan cinta ibu serta ayahnya.

Yati hanya mengecap bangku pendidikan sampai tingkat menengah. Yati terpaksa putus sekolah oleh keadaan. Ia tidak sempat merasakan bagaimana suasana belajar tingkat atas bahkan pendidikan perguruan tinggi.
Dulu yati mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang guru. Sungguhlah mulia cita-citanya.

Namun kenyataan berkata lain. Kini ia hanya menjadi pembantu rumah tangga dari cukong kaya di kampungnya. Ia tidak berkecil hati , ia masih merasakan cinta yang terus ia terima dari tuhan serta emaknya.

Disuatu suasana yati sempat menanyakan kepada emak. Yati menanyakan bagaimana sosok seorang bapak yang belum ia temui dari sejak yati lahir. Kala itu sore pada saat senja,yati dalam keadaan yang sangat rindu bapak. Walaupun sama sekali belum ia ketahui sosoknya.

"Mak yati rindu bapak" lirih yati penuh kerinduan
"Sama yo yu , emak juga rindu bapakmu"
"Mak bapak itu sosoknya seperti apa?"
"Bapakmu itu orangnya baik yu , bertanggunh jawab , serta dia memiliki rasa optimis yang tinggi, tidak sepertimu yang selalu pesimis dan pasrah dengan keadaan"
"Maksudnya pasrah dengan keadaan mak?" Tanya yati kebingungan
" Ya toh nanti juga kamu paham , kamu akan mengetahuinya sendiri"
"Tapi emak cinta sama bapak'
"Ya cintalah , kalo emak tidak cinta mungkin emak tidak menikah dengan bapakmu dan bahkan kamu tidak lahir"
"Hehe emak bisa saja"

Dari setelah percakapan tersebut yati mulai berfikir positive. Yati berusaha untuk optimis dari semua yang ia hadapi. Namun sejatinya yati sudah dikepala 2, Tepatnya 24tahun. Ia harus mencari pasangan hidup untuk menemaninya di usia senja. Karena kita tahu seorang wanita diumur 24tahun sudah harus memikirkan kehidupan untuk berumah tangga.

"Yatiiiiii" teriak nyonya
"Ya nya"
"Kamu siapkan makanan yang enak hari ini, mas kunto hari ini pulang"
Kunto , adalah anak dari ibu sri dan pak restu selaku majikan yati.
"Baik nya"

Pagi itu pukul 09:00 yati mulai bergegas kepasar. Membeli bahan-bahan untuk ia masak demi menyambut kepulangan mas kunto. Yati mengayuh sepedanya membelah jalanan perdesaan. Memang sedikit menanjak dan menurun jalanan wonosobo. Tetapi tanjakan dan turunan itu dilengkapi oleh pemandangan yang sangat indah, karena kita tahu wonosobo itu berdekatan dengan dieng, dan wonosobo itu termasuk negeri diatas awan.

Sesampainya yati di pasar , yati mulai mencari bahan-bahan yang harus ia masak. Setelah semuanya lengkap. Yati tidak lupa untuk membeli ayam karena , nyonya memerintahkan yati agar membeli ayam pula.

"Mas ayam kampung yang ini berapa?"
"Oh itu cuma 40ribu mba"
"Gabisa kurang mas?"
"Wah mba emang harganya segitu"
"Saya biasanya beli 30ribu mas"
"Kalo 30ribu mah nernak sendiri mba"
"Dasar pedagang" ujar yati dalam hati
Yati pun pergi , meninggalkan situkang ayam tersebut tanpa berbicara , alih-alih agar harganya masih bisa di negosiasi lagi. Dan benar saja pedagang tersebut memanggil yati.
"Mba ini 35 yo ambil buat mbanya yang cantik"
Yatipun kembali lagi menghampiri situkang ayam tersebut.
"Nah gitu dong mase , gabisa 30?"
"Nggak mba 35 udah mentok"
"Yowis satu ya"

Setelah yati sepakat dan semua keperluan sudah lengkap yati bergegas pulang, Namun sial.
"Bruk" yati terjatuh , terdepak oleh kuli beras pasar.
"Aduuuh" lirih yati
"Wah mbanya , maaf yo" suara kuli panggul tersebut.
Yati mulai mengadahkan kepalanya dan berbicara.
" Yo mas gpp , lain kali hati-hati"
"Maaf mbanya saya buru buru"
Terlihat kuli tersebut mengenakan kaos singlet putih dengan celana jeans pendek dan berikatkan handuk dikepalanya.
"Mbanya gpp? Masih bisa jalan?" Sang kuli tersebut mengulurkan tangannya untuk membantu yati.
Yati yang tidak terbiasa mendapatkan perhatian dari orang lain , bahkan dari orang asing pun agak terlihat canggung.
" Saya bisa bangun sendiri makasih mas" ujar yati
" Ya mba , mba mau saya antar pulang , saya khawatir sama mbanya"
"Gausah mas makasih , toh cuma tertabrak sama badanmu itu juga tidak terlalu kencang"
"Yasudah , saya sudah niat baik tapi mbanya judes , oke"

Yati chimenk & Njum bhedenkWhere stories live. Discover now