Wanita Pesimis

10 1 0
                                    

       Pagi itu seperti biasanya yati harus membeli bahan-bahan untuk memasak. Yati berharap tidak bertemu lagi dengan kuli panggul kemarin yang telah menbuat hatinya gundah penuh dengan keraguan. Diperjalanan menuju pasar, sekilas yati melihat pemandangan dua orang kakek dan nenek bergandengan tangan , mengenakan topi khas petani sambil tersenyum malu. Indah , hanya itu ungkapan yang bisa digambarkan pagi itu.

Apa benar kata emak aku harus mencari pasanganku untuk menemani aku diusia senja nanti. Gumam yati dalam hati. Tak terasa yati sudah di depan pasar. Yati memakirkan sepedanya di lahan bawah pohon rindang depan pasar. Yati menoleh ke kiri dan ke kanan bak lagu anak-anak ; kiri-kanan kulihat saja , ia seakan menghindari pertemuan dengan kuli panggul tersebut yang ia jumpainya kemarin.

Ternyata kuli panggul tersebut sudah menunggu yati lebih dulu. Jelas saja ,Dari kejauhan terdengar sapaan
"Hai mba , gimana sudah ingat namanya siapa?" Lagi-lagi ia mencoba untuk meluluhkan hati yati dengan rasa percaya dirinya yang tinggi.
"Yati" yati menjawab dengan dingin
"Juned mba" sang kuli tersebut megulurkan tangannya untuk berjabat. Yati pun menerima jabatan tangannya dengan sedikit tersenyum yang sudah ia tahan sejak tadi.

Juned sungguh pria yang tahu bagaimana untuk meluluhkan hati yati yang dingin. Tanpa berbicara apapun juned menemani yati berbelanja. Yati pun sungguh bergembira , walau selama ia berbelanja ia selalu mengacuhkan percakapan juned.

"Daaaah" ujar juned kepada yati yang hendak pulang. Ia sekilas melihat yati tersenyum. Ia anggap bahwa hari ini ia di izinkan untuk mengenal yati. "Besok aku temenin lagi ya kalo kamu belanja" teriak juned sambil melambaikan tangan.
Tanpa ada balasan satu katapun yati langsung mengayuh sepedanya untuk segera kerumah majikannya.
         Sesampainya yati dirumah majikannya , ia seakan dihantui rasa penasaran. Bukan tentang pria itu , namun rasa penasaran apakah yang ia rasakan saat jumpa pria itu yang dinamakan jatuh cinta. Namun hati hati begitu keras untuk berkata bukan , ini bukan jatuh cinta yang semestinya dirasakan oleh setiap insan. Yati menganggap ini hanya kegugupan biasa , yang wajar , yang selalu ia rasakan ketika ia mengenal orang asing lainnya.
        Disatu tempat lain , tepatnya dipasarkan , Juned siang itu meloncat kegirangan bak ia mendapatkan lotre padahal kenyataannya ia hanya mendapatkan jawaban atas nama dari yati. Walaupun hanya jawaban Juned menganggap ini satu langkah kedepan untuk tetap meluluhkan hati yati. Ia sungguh gigih , ia tahu bahwa yati sangat menutup dirinya , namun Juned tahu sekeras apapun hati wanita untuk menolak jatuh cinta , jika Tuhan mengizinkan aku untuk menyentuh hatinya , ia akan luluh juga.
       
       Untuk kesekian kalinya dan tanpa yati sadari bahwa Tuhan telah memiliki skenario manis untuk yati. Skenario hidup yang memang tidak begitu indah bagi kalian para kaum Borjuis namun ini terlalu indah bagi yati. Malam pun  berganti , yati yang telah pulang dari kerjaannya langsung mencium tangan emak. Yati ingin bercerita kepada emak tentang apa yang ia rasakan , namun ia malu, teramat malu untuk bercerita kebodohan itu.
    Keesokan harinya yati mulai memakai bedak diatasi wajah cantiknya yang Tuhan anugerahkan kepadanya. Kecantikan khas putri -putri  keraton Jawa, kecantikan khas Indonesia mungkin  itu yang memang terlihat jelas di wajah  yati. Yati tidak tahu atas dasar apa yati memakai bedak dan berdandan , tapi yati hanya ingin terlihat berbeda dari hari sebelumnya didepan Juned. Ya , sekeras apapun ia berkata tidak namun Tuhan telah merencanakan sesuatu yang lebih indah bagi yati.
       Pagi itu yati sudah ada dipasar. Kali ini tujuan yati bukan hanya untuk berbelanja , namun yati juga ingin bertemu dengan kuli panggul tersebut. Ditepikanlah sepedanya ditempat biasa. Yati memasuki pasar serta ia tidak lupa bahwa tujuannya kali ini juga harus bertemu dengan Juned.Lalu terdengar teriakan yang memanggil namanya " yati" , suara itu asing baginya, bukan suara tuan , bukan suara nyonya , juga bukan suara juned. Yati menoleh kebelakang untuk memastikan suara orang itu. Ternyata dia (Supri) teman dari juned kuli panggul yang telah membuat perasaan yati bergetar seakan jatuh cinta. ia (supri) berjalan mendekati yati, maksud dari panggilan tersebut supri ingin memberitahu bahwa juned tertangkap polisi, tetapi supri tidak tahu bagaimana caranya untuk memberitahukan hal ini kepada yati.

       "Jadi begini mba yati maksud dari panggilan saya , saya ingin memberi tahu suatu hal" ujar supri dengan gugup.

       " Suatu hal ? kalo boleh saya tahu mas itu siapa ya?" Yati merasa kebingungan karena yati memang sangatlah asing dengan pria ini, pria yang berkata ingin memberi kabar yang entah hanya ia dan tuhan saja yang mengetahuinya.

      " Saya supri mba yati, saya teman juned, jadi maksud saya , saya ingin memberi kabar suatu hal, bahwa , juned kemarin malam di tangkap oleh polisi" supri menjelaskan dengan gugup.

            Awan yang pagi itu sangatlah cerah sungguh berubah drastis menjadi gelap bagi yati. Yati masih belum berkata. bukan karena ia tidak peduli namun yati berusaha untuk menjada air matanya tidak lebur jatuh ke pipinya. tidak sampai disitu saja , supri menjelaskan kronologi lengkapnya bahwa juned tertangkap karena juned seorang target operasi narkoba. Juned hanyalah seorang kurir dimalam hari yang tanpa yati ketahui dipagi hari ia seorang kuli panggul. Juned ditangkap bersama dengan kedua pembelinya oleh 5 orang polisi malam itu.

        

        

Yati chimenk & Njum bhedenkHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin