09 - Love?

12.7K 1.2K 59
                                    

++ Vote, WAJIB ++
++ Komen, Sunnah ++

:
:
:

++ apdet terakhir sebelum kuota kandas ++

:
:
:

Ada beberapa hal yang mulai disukai oleh Sasuke dengan keberadaan Hinata disisinya. Terlepas dari hubungan intim yang sering mereka lakukan, Sasuke senang saat wanita itu berkeliaran di apartemennya. Sibuk membersihkan semua celah yang ia rasa berdebu.

Seperti saat ini.

Hari minggu adalah hari yang dipakai Sasuke untuk bersantai di apartemennya. Dan ini adalah minggu pertama bagi Sasuke bisa menyaksikan semua kegiatan yang Hinata lakukan.

Setelah selesai dengan sarapan, Sasuke memilih untuk menonton acara televisi. Sementara Hinata lebih memilih repot dengan piring kotor, dapur kotor dan sudut-sudut berdebu lainnya, ketimbang duduk manis disebelah Sasuke.

Hinata sedang dalam mood yang bagus, maka dari itu ia mengerjakan seluruhnya. Jadi saat rasa malasnya keluar nanti, ia bisa santai seperti yang dilakukan Sasuke saat ini.

"Uhuk."

Sasuke melirik pada Hinata yang jongkok di dekat rak buku mini yang terletak tidak jauh dari sofa tempatnya duduk. Hinata mengibas-ngibaskan tangannya untuk menghalau debu lain yang mungkin akan ia hirup.

Tak lama ia kemudian berdiri lalu berlari kedapur. Membuka salah satu pintu lemari dapur dan mengambil dua tumpukan kain lap dari sana.

Sasuke memperhatikan setiap gerak Hinata. Televisi yang menyala ia abaikan. Lebih menarik menatap tubuh istrinya yang bergerak kesana kemari.

Sekali lagi, Sasuke merasa hatinya berdebar senang saat melihat Hinata begitu sibuk membersihkan apartemennya.

Bayangan rumah sederhana dengan bocah kecil yang berlarian, tiba-tiba melintas di otaknya. Segaris senyum kemudian muncul di wajah datarnya saat pikiran konyol itu mampir.

Ia mengambil remote tv, menekan tombol power off dan kembali meletakkannya. Ia beranjak menghampiri Hinata yang sekarang sudah duduk bersama dengan buku-buku berdebu, kain lap, sapu mini dan mesin penyedot debu.

Sasuke jongkok lalu memeluk tubuh Hinata dari belakang. Hidung dan bibirnya menempel pada leher jenjang Hinata yang tidak terhalang apapun karena wanita itu menggelung rambutnya tinggi.

Hinata terkejut, "Sa-Sasuke-kun." kain lap dan buku yang ia pegang, ia letakkan lalu kedua tangannya menyentuh lengan Sasuke yang melingkari perutnya, "Ada apa?" tanyanya.

Sasuke tidak menjawab. Laki-laki itu malah memejamkan matanya dengan bibir yang mulai liar menggeluti leher Hinata.

Merasa geli, Hinata menjauhkan lehernya. Ia memutar arah tubuhnya untuk berhadapan dengan si tuan pengganggu.

Sasuke menggeram kecil. Kilat mata hitamnya menandakan ia tengah menahan sesuatu yang berat. Wajahnya juga sedikit berwarna merah padam.

Hinata tersenyum geli bahkan sampai tertawa pelan. Ia menyentuhkan tangannya yang berdebu ke rahang Sasuke. Biar saja, itu adalah balasan karena Sasuke mengganggunya, "Butuh sesuatu?" tanya Hinata, pura-pura tidak tau.

"Aku menginginkanmu." ujar Sasuke datar.

"Tapi aku harus membersihkan apartemen ini Sasuke-kun. Tanggung kalau ditinggal, hanya sedikit lagi. Kau bisa menunggu?"

Sial.

Sasuke mungkin saja bisa menunggu. Tapi adik kecilnya mana bisa jika harus menunggu lebih lama lagi. Sepertinya darah mesum Uchiha juga mengalir dalam darahnya. Ia mengabaikan pertanyaan Hinata, menarik tubuh istrinya lalu menggendongnya seperti karung beras.

HART [SasuHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang