14[REVISI]

29K 1.4K 20
                                    

Pagi ini Kanaya merasa begitu sangat ngantuk. Tangannya yang menyusuri pagar tangga memperbaiki tali tasnya yang merosot kebagian lengannya

Menguap ngantuk. Kanaya menutupi
Mulutnya yang terbuka lebar akibat menguap. Meskipun ia sudah memakan permen mentos matanya tetap terasa begitu berat

Saat sampai dimeja makan
Kanaya memutuskan menaruh kepalanya diatas meja

Adam yang melihat kelakuan menggemaskan dari gadisnya
Hanya terkekeh. Ia membuat roti lapis isi coklat, segelas susu untuk kanaya dan segelas kopi untuknya

Adam menghampiri dan duduk disamping gadisnya yang terlihat begitu mengantuk. Digoyangkannya bahu gadis itu pelan "sayang ayo sarapan dulu" ucapnya perhatian yang dibalas Kanaya hanya dengan gumaman tak jelas

Dengan sabar Adam mendongakkan
Kepala Kanaya. Dan mengecup kelopak mata Kanaya.

Reflek Kanaya membuka matanya
Senyuman Adam lah yang menyambut keterkejutannya "ayo sarapan dulu" memberikan roti lapis dan segelas susu dihadapan Kanaya

Kanaya mengunyah roti lapis coklat milik nya. Entah apa yang Adam masukkan hingga terasa begitu lezat, entahlah ini memang real lezat atau dianya yang real kelaparan.

Kanaya merasa begitu terawasi
Dengan tatapan Adam yang terus menatap dirinya. Bahkan ia sangat amat merasa malu untuk menyuap gigitan terakhir roti lapis miliknya

Diteguk hingga tandas kopi milik adam. Ia butuh kopi saat ini, bukan susu yang akan membuat nya tertidur, Kanaya berlalu begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pada Adam yang sekarang mengejar nya.

Ditariknya lengan gadis itu
Hingga si empunya berhenti "ada apa denganmu?" Bentaknya mencengkeram pergelangan Kanaya

Kanaya terlonjak kaget dengan apa yang barusan Adam lakukan padanya.
Adam sadar melihat apa yang ia lakukan kepada Kanaya itu berlebihan, Adam melemahkan cengkramannya tatapannya pun kini terlihat teduh

"Saya minta maaf" sesalnya "saya hanya tak suka kau mengabaikan saya" ungkapnya mengingat sikap acuhnya Kanaya terhadap dirinya

Kanaya menggeleng pelan
Entah keberanian darimana
Kini tangannya yang bebas menyusuri setiap inci wajah adam dengan jari-jari lentiknya. Adam terlena dengan sentuhan Kanaya yang bermain di bagian rahangnya. Apalagi saat jari-jari itu sudah berada di bagian lehernya. Sentuhan itu benar-benar membuatnya mabuk

"Saya cuma merasa belum terbiasa" Kanaya menarik kedua tangannya dan memeluk dirinya sendiri

Mendengar penjelasan Kanaya
Yang singkat padat dan jelas. Adam terkekeh. Dibawalah Kanaya kedalam pelukannya, dagunya mengusel-usel kepala kanaya, tangannya bergerak mengelus punggung Kanaya. "maka dari itu kita lalui bersama. Agar kita sama-sama terbiasa...gimana?" Kanaya mengangguk, kini ia membalas pelukan Adam

Cukup lama mereka berpelukan
Hingga salah satu dari mereka melepaskan pelukan tersebut. Yaitu Kanaya, menurut nya berada dipelukan adam cukup berbahaya. Ia merasa semakin mengantuk saat berada dipelukan

Ia teringat akan pagi ini "om aku harus berangkat ngampus".

Adam mengangguk "biar saya saja yang ngantar... tunggu saya ambil tas sama jas saya dulu" Adam berlari mengambil jas dan tasnya

Tak berangsur lama
Kini keduanya berada didalam mobil. Selama perjalanan Kanaya tersenyum malu memperhatikan genggaman mereka yang terasa begitu menghangat hingga kehatinya
kedua pipi kanaya merona merah

Kini mereka sudah berada didepan gerbang kampus. Adam membukakan sealtbelt miliknya dan milik Kanaya "belajar yang benar ya sayang" Kanaya mengangguk

Ayah SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang