Monolog

1.2K 70 2
                                    

T A E

Siang itu ayah menggebrak meja didepanku. Wajah garangnya menandakan dia tidak menyukai keputusanku yang secara mendadak ingin meneruskan sekolah menengahku ke tingkat pendidikan lebih tinggi di universitas thailand yang terkenal dengan akreditasi A, sudah dua tahun aku menundanya, dengan nama sang Ayah aku dapat masuk kampus itu tanpa test apalagi dengan nilai ku yang tidak seberapa.

"Apa maksudmu nak, Ayah mendapatkan kabar dari si pemilik kampus itu bahwa ada nama mu disana!?" tanya Ayah tanpa basa basi.

Aku yang duduk dengan posisi santai, menutup lembaran koran yang sedari tadi aku baca sekitar lima menit lalu.

Aku memandang wajah ayah. Denhan nada santai, "Aku juga ingin seperti orang lain yah, aku ingin menimba ilmu untuk bekal masa depanku."

Ayah tersenyum picik, "Kau sudah kaya, kamu menginginkan apapagi?kurang cukup?"

"Aku ingin merasakan adrenalin lain ayah, aku ingin sesuatu yang ekstrem."

"Uh jangan becanda nak, adrenalin membunuhmu yang lebih ekstrem! teruskan usaha ayah ini, kau sudah mendapatkan miliyran bath, kamu mau apalagi? ayolah apalagi yang kau cari nak." ayah mengambil satu batang cerutu dari Off, tangan kanan kepercayaan ayah lalu dibakarnya.

"Aku bosan dengan anak buah ayah itu itu saja yang aku lihat, aku hanya ingin melihat dunia luar, sudah itu saja."

"Bagaimana jika kamu tidak bisa mempertanggung jawabkan semua itu?! bagaimana jika kamu bosan?"

"Aku bisa keluar tanpa pamit. jangan dipersusah yah, tidak perlu mempermasalahkan hal kecil."

''Tapi nak, ayah hanya mau kamu fokus dengan apa yang ayah kerjakan sekarang, hanya kau satu-satunya nak penerus ayah."

"Tenang yah, percayakan sama Tae, aku dapat mengerjakan dua hal sekaligus.''

"Oke, ayah percaya pada kau, jangan sampai hal lain dapat membuatmu loyo apalagi dapat membuatmu lupa siapa dirimu sebenarnya."

Aku menatap mata elang ayah, "Hmm aku janji."

OBSESIWhere stories live. Discover now