Prolog

1.3K 82 12
                                    

Hinata menyatukan kedua telapak tangannya lalu menutup matanya.

"Kami-sama...aku tahu kau tidak akan pernah meninggalkan pengikutmu ini. Maka dari itu aku mohon, kirimkanlah penyelamat untuk kami," lirih Hinata.

Teng

Teng

Teng

***

"Ke Konoha?! AAAAAA!!! Terima kasih ayah!" Tamaki memeluk ayahnya penuh cinta.

"Sama-sama, sayang. Ayo, bereskan barangmu. Sahabat-sahabatmu itu akan segera datang!" ucap ayah Tamaki.

"BAIK!" teriak Tamaki lalu berlari ke kamarnya.

'Tunggu aku, Konoha!', batin Tamaki.

***

"Kalian tahu? Aku seeeeenang sekali!" ungkap Matsuri.

"Aku malah kesal pada ayahku! Kau tahu? Dia melarangku pergi dan mengatakan, "Temari tak boleh pergi! Yang boleh pergi hanyalah Tayuya!". Menyebalkan," gerutu Temari.

Tenten meremas roknya.

"Ibuku juga mengatakan hal yang sama. Dia selalu saja membela si menyebalkan Azura itu!" ucap Tenten kesal.

"Usiamu dan kak Azura terpaut berapa?" tanya Tamaki.

"12 tahun," jawab Tenten.

"Eh? Berarti usia kak Azura sudah 28 tahun, kan?" tebak Temari.

"Ya. Dan dengan bodohnya, kakakku itu belum juga memiliki pasangan. Benar-benar bodoh," ucap Tenten.

"Kau berbicara seolah-olah kau sudah memiliki pasangan." Tenten menatap malas Temari.

"Sudahlah...Kita tidur saja, perjalanan kita ini panjang!" ucap Tamaki. Mereka semua pun menutup mata, mencoba untuk memasuki alam mimpi.

***

"Gawat! Gawat!" Naruto, Neji, Sasuke, Shikamaru, Sai, dan Kiba menatap Gaara bingung.

"Ada apa, Gaara?" tanya Naruto.

"Sepupuku, Temari, akan ke Konoha! Dia akan tiba 10 men—"

Tok

Tok

"Hei Gaara bodoh! Buka pintunya!"

Ketujuh pemuda itu saling menatap sambil memasang wajah ngeri. Mereka yakin, mulai detik itu juga, hidup mereka akan penuh dengan yang namanya batasan dari gadis garang bernama Temari itu.

Tok

Tok

"Gaara! Buka pintunya!" teriaknya lebih kencang.

"Teman-teman! Bagaimana ini?!" bisik Naruto.

"Temari, mungkin kau salah rumah." Samar-samar, mereka mendengar suara gadis lain dari luar.

"Apanya yang salah, Matsuri? Bila kita salah rumah, pemiliknya pasti akan langsung membuka pintu!" Gaara hanya menatap pintu ngeri. "Gaara! Jika kau tak buka pintu ini sampai hitungan ke sepuluh, maka akan kulaporkan kau pada paman!" ancam Temari.

Gaara tak bodoh. Ia tahu bahwa sepupunya itu adalah keponakan kesayangan ayahnya.

"Satu!"

"Dua!"

"Tiga!"

"Empat!"

"Lima!"

"Enam!"

"Tujuh!"

"Delapan!"

"Sembilan!"

"Tuh kan, Temari! Kita pasti salah rumah." Suara itu lagi, entah mengapa, hati Gaara terasa tenang setiap mendengar suara itu. Ia juga merasa familiar pada suara itu.

"Tidak mungkin, Matsuri!" bantah Temari. "Baiklah, kalau kau tak mau keluar! Akan ku telepon paman sekarang juga!"

Setelah hening beberapa saat, mereka kembali mendengar suara.

"Halo paman? Paman! Gaara tak mau membuka pintunya! Bagaimana caranya aku akan istirahat?"

"..."

"Baiklah, paman! Terima kasih! Daahh!!"

"..."

Kringgg!!!

Demi kerang ajaib! Gaara merasa takut bukan main. Gaara berjalan ke arah telepon rumah itu dengan kaki gemetar. Sesampainya ditempat telepon rumah itu berada, ia segera mengangkatnya.

"H-halo?"

"GAARA BODOH!"

"GAARA BODOH!"

Gaara menjauhkan telepon rumah itu dari telinganya. Ia benar-benar terkejut. Bukankah itu suara Temari? Lalu mengapa bisa Temari menelponnya padahal ia tak tahu nomor telepon rumah Gaara.

"T-temari..."

"Cepat buka pintunya atau kuhancurkan sekarang juga!"

"Cepat buka pintunya atau kuhancurkan sekarang juga!"

Gaara segera meletakkan telepon rumah itu di atas meja lalu membuka pintu. Gaara melongo. Ayahnya bilang, Temari akan datang. Lalu mengapa ia tak sendiri?

"Apa liat-liat?" tanya Temari ketus, Gaara hanya menggeleng.

"Mengapa kau kemari?" tanya Gaara. Temari melotot.

"Astaga Gaaraaaa!! Tamu itu dipersilahkan masuk ke dalam rumah! Bukannya diinterogasi di depan pintu!" protes Temari.

"Iya! Iya! Ayo masuk!"

Gaara membuka pintunya lebar-lebar, mempersilahkan empat gadis rempongg itu memasuki rumahnya. Saat mereka memasuki rumah besar itu, 6 pemuda didalam rumah itu melongo.

"Kalian..."

"Ya! Ini kami! Sahabat kalian 10 tahun yang lalu!" potong Tamaki.

Tatapan Gaara hanya tertuju pada gadis bersurai cokelat sebahu dihadapannya itu. Ia terlihat jauh lebih cantik dari 10 tahun yang lalu. Gadis iu menoleh, mata mereka bertemu. Ia pun tersenyum.

"Hai, Gaara," sapanya.

Tbc

Ohoho! Sebenarnya aku udah lama pikirin ini. Aku merasa kalau alurnya melenceng dari yang udah aku rencanain. Maka dari itu, aku unpub semua part terus ngulang ceritanya. Hehe.

Makasih banyak juga sama para reader yang setia pada cerita absurd ini!
Dahhh!!

Kamis, 6 Agustus 2018
13.10 WITA

Three To Seven[Diulang]Where stories live. Discover now