Bagian kedua

74 27 5
                                    

Sudah dua bulan berlalu semenjak audisi yang meloloskan sahabatku, Elvan.

Selama itu juga ia dispensasi di sekolah. Kemarin dia sudah pulang, tapi dia tidak memberitahuku. Niatnya pagi ini aku ingin mengajaknya pergi sekolah bersama.

Aku menuruni tangga dengan tergesa-gesa, menyambar roti isi lalu berlari secepat mungkin dan menghiraukan teriakan yang dilontarkan kedua orangtuaku.

Rumahku dan Elvan memang berhadapan, sehingga tidak butuh waktu lama untuk sampai.

Tok tok tok

Ketukan pertama tidak ada yang menjawab. Hingga ketukan ketiga baru pintu terbuka.

Kulihat seorang laki-laki yang mungkin berusia lebih tua satu tahun dariku yang muncul.

"Elvannya mana kak?" Tanyaku sambil tersenyum.

Kulihat dia mendengus, "Vafers?"

Aku tidak mengerti, aku menatapnya seakan meninta penjelasan. "Lo fansnya Elvan?" Jawabnya seolah bisa membaca pikiranku.

"A-aku temannya kak, itu rumahku," ucapku sampil menunjuk rumaku yang berada tepat di sebrang.

"Oh, Elvan udah berangkat ke sekolah, tadi gue anter. Dan yah ... kenalin, gue Tama, manajer Elvan."

Satu fakta baru bahwa Elvan sudah mempunyai manajer sendiri. Aku terkekeh kecil mengingat saat Elvan berandai-andai mempunyai manajer dan fans club, ternyata khayalan Elvan bukan sekedar angan-angan, kini khayalan itu sudah menjadi kenyataan hanya dalam waktu dua bulan.

Setelah itu aku pamit kepada Kak Tama dan langsung mencari kendaraan umum untuk kesekolah.

Tak butuh waktu lama, aku sudah sampai. Kesekolah kebanggaanku, SMA Negeri Unggulan Akademi.

****

Alhamdulillah selesai chapter kedua:)
Untukmu kak...
sirhayani

Jika Semudah Itu #GAPersonaWhere stories live. Discover now