Bab 1

924 17 1
                                    

       Dua tahun sudah Choi Hani berada di korea, setelah lulus dari universitas ternama di indonesia, Hani langsung terbang ke seoul untuk menjadi dokter disalah satu rumah sakit milik ayahnya. Choi Hani gadis keturunan indo-korea yg memiliki sifat ceria, ramah dan selalu tersenyum apapun keadaannya.

Drrrtttt... Drrrttt.... Drrrrrrrtttt
Dengan mata yg masih tertutup Hani mencari hpnya yg bergetar

"Yeobeoseyo?"
"....."
"Ahhh ne, aku akan segera kesana"
"..."
"Tolong kau periksa keadaan pasiennya dulu"
"..."
"Ne"
Pip....   telpon pun terputus

Hani pun bangun lalu melihat jam yg ada diatas nakasnya.
"Jam 07.00" gumam Hani
"Aishhhh waeee? Knp selalu saja ada yang mengganggu waktu istirahatku" kesal Hani sambil mengacak ngacak rambutnya. Hani langsung berlari ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

15 menit sudah Hani bersiap siap, kini hani sudah di depan cermin, dan melihat wajahnya yg lesu kantung mata yg sudah terlihat. Bayangkan saja ia hanya tidur 1 jam setelah semalaman waktunya ia pakai untuk mengoperasi pasien tabrak lari dan sekarang ia mendapat panggilan bahwa ada pasien yg harus segera di tangani akibat tertembak.

Setelah selesai memoleskan sedikit bedak ke wajahnya Hani pun langsung berangkat menggunakan mobil kesayangannya.

Drrrtt..Drrrtttt... Drrrttt..
"Yeobeoseyo"
"..."
"Ne aku sedang di perjalanan, wae? Apakah lukanya sangat parah?"
"..."
"Ne ne, 10 menit lagi aku akan segera sampai"
Pip..

Sesampainya di Rumah sakit Hani pun langsung menghampiri pasien yg sudah berada di UGD

"Apa yg terjadi?" Tanya Hani sambil memeriksa keadaan pasien yg sudah berlumuran darah
"Pasien tertembak tepat di dada di bagian sebelah kiri saat melaksanakan konser dok" jawab suster sambil membantu Hani memeriksa pasiennya
"Tidak ada waktu lagi, kita harus segera mengambil tindakan. Cepat siapkan ruang operasi sekarang juga" perintah Hani
"Baik dok" jawab suster

Hani pun langsung pergi keruang ganti baju khusus dokter, namun di perjalanan ada seorang pria yg menabrak Hani hingga Hani terjatuh

"Omo, mianhe aku tak sengaja" ucap pria tsb sambil membantu Hani untuk bangun
"Aisshh"gumam Hani menahan sakit
"Sekali lagi maaf, aku benar benar tidak sengaja" ucap pria tsb lalu membungkukkan sedikit badannya
"Gwenchana, lain kali hati hati saat berjalan" jawab Hani sambil tersenyum lalu pergi meninggalkan pria tsb.

"Yeopota" gumam pria tsb sambil tersenyum menatap Hani pergi

"Jusuhamnida"
"Eoh dokter choi"ucap dokter kim
"Ayo kita mulai operasinya" ucap Hani
"Ne"

2jam sudah operasi berjalan dengan lancar, Hani pun langsung pergi keruangannya.

   Sesampainya diruangannya Hani pun langsung duduk dan meletakkan kepalanya diatas meja kerjanya. Baru saja memejamkan matanya tiba tiba pintu ruangannya terbuka menampilkan sosok wanita dengan pakaian susternya. Dia adalah Park lisa salah satu perawat di rumah sakit ini dan sahabat dari Hani. Lisa langsung menghampiri Hani yg masih memejamkan matanya dan duduk di kursi yg ada di depan meja kerjanya

"Hani-ah"
"Hmm" jawab Hani dengan mata yg masih tertutup
"Gwenchanayo?" Tanya lisa dengan raut wajah yg khawatir
"Hmm" Hani pun bangun dan menatap wajah sahabatnya itu lalu tersenyum
"Jinjayo?" Lisa benar benar khawatir dengan keadaan Hani. Wajahnya sangat terlihat lesu
"Aku baik baik saja, ini sudah jadi tugas ku"ucap Hani sambil memegang tangan lisa
"Wajahmu pucat, apa kau sakit?" Tanya lisa dengan cepat Hani menggelengkan kepalanya
"Aniya, aku hanya kurang tidur saja. Beberapa hari terakhir ini banyak sekali pasien yang harus aku urus. Jadi waktu istirahatku sedikit berkurang" jelas Hani agar sahabatnya ini tidak mengkhawatirkannya. Lisa sangat paham jika sahabatnya ini sangat mudah down apalagi jika kelelahan dan lupa untuk makan.
"Apa kau sudah makan?"
"Belum, aku tak sempat untuk sarapan"jawab Hani santai
"Aisshhh, yakkk choi Hani kau juga harus jaga kesehatanmu sendiri, kau memperhatikan kondisi orang lain sedangkan dirimu sendiri?"oceh Lisa membuat Hani hanya mengangguk anggukkan kepalanya
"Yakkk Hani-ah.."
"Ne ne park lisa, aku mendengarkan mu"potong Hani sebelum lisa kembali mengoceh ngoceh
"Dari pada kau mengomel terus bagaimana kalo kita bersantai dengan meminum teh di kantin"ajak Hani
"Kajja kita minum teh"jawab lisa semangat lalu menarik tangan Hani.

Mianhe, Saranghae Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang