Game atau Taehyung?

7.1K 734 72
                                    

"Jungkook."

Taehyung memanggil setengah mengantuk. Ia menutup pintu kamar. Smartphone di tangan lalu merangkak naik ke tempat tidur.

"Hm?"

Jungkook sibuk main game. Ia baru saja menemukan game seru yang dimainkan hampir separuh staf dapurnya dan Mingyu memaksanya untuk menginstall game tersebut. Berkata Jungkook butuh mencerahkan harinya yang melelahkan dengan bermain game.

"Haru sudah tidur?" Tanya Jungkook. Mata fokus pada layar smartphone.

"Sudah." Taehyung meringkuk di sisinya. Tubuhnya hangat. Jungkook baru saja selesai mandi dengan air dingin. Ia tidak bisa menahan dirinya menempelkan pipinya pada pelipis Taehyung sembari memberikan beberapa kecupan tipis.

"Minggu ini punya waktu luang tidak?" Taehyung cemberut karena Jungkook sibuk dengan gamenya. Bunyinya bising. Walaupun ia memilih untuk tidur, ia pasti tidak akan bisa. Taehyung memilih untuk mendekatkan bibir, mengecup pipi Jungkook hingga pemuda itu mengerang terkejut serta jari tangan kehilangan fokus akibat kecupan Taehyung yang tiba-tiba.

Tertawa lucu, Taehyung memilih membiarkan Jungkook terus sibuk dengan gamenya. Ia berbaring mendekat, ia suka tubuh dingin Jungkook yang segar. Aroma sabun dan shamponya sangat enak untuk dihirup.

"Jawaab." Pinta Taehyung manja. "Minggu ini ada waktu bebas tidak?"

"Ada, kok." Jungkook mengerutkan kening berkonsentrasi. Fokus pada game juga fokus mendengarkan Taehyung.

"Aku berencana untuk mendekor ulang kamar Haru," Taehyung menghirup lengan Jungkook yang wangi. "Dekornya masih sama semenjak Haru tidur sendiri. Warnanya juga kita pilih acak karena belum mengerti. Aku kemarin melihat website untuk mendekor kamar anak perempuan. Lucu-lucu sekali. Semuanya berwarna merah-muda. Barang-barangnya juga lucu. Aku rasa kita juga perlu membeli tempat tidur baru, yang ini sudah terlalu sempit. Kita juga haru membeli tempat tidur yang tidak tinggi. Haru mulai bisa jalan, aku takut dia naik ke atas tempat tidur tingginya lalu jatuh."

"Oke," tanggap Jungkook. Jarinya masih sibuk menekan layar smartphone. "Sudah beli barang-barangnya?"

"Belum," Taehyung menggigit lengan Jungkook--tepat di bisepnya.

"A-a jangan digigit! Sakit!" Gerung Jungkook setengah marah.

"Berhenti main game, makanya!" Ancam Taehyung sebal.

"Sebentar--sebentar lagi menang."

"Aku ingin minta pendapat. Aku tidak bisa memutuskan semuanya seorang diri." Rajuk Taehyung. "Ini untuk keperluan Haru, loh."

"Iya, sebentar ya sayang."

Menyipitkan mata, Taehyung mengancam lucu. "Aku tidur di kamar Haru saja malam ini."

"Oke, lihat? aku selesai."

Jungkook segera menaruh smartphonenya di atas nakas. Mengangkat kedua tangannya ke atas. Taehyung masih menatapnya dengan sebal, namun raut wajahnya perlahan melunak kala Jungkook melebarkan tangannya, pertanda ingin Taehyung masuk ke dalam pelukannya.

"Ke sini." Jungkook menunjuk kedua lengannya yang terbuka lebar. Taehyung tidak akan bisa menolak. Ia beringsut maju. Memeluk Jungkook erat sementara telapak tangan Jungkook mengelus tempurung kepalanya gemas sembari membawa Taehyung terpendam erat di pelukannya.

"Aigu, Taehyungieku manja sekali." Gumam Jungkook menggoda. "Taehyungiku bahkan cemburu karena aku sibuk main game dan tidak memberikan perhatian padanya."

Taehyung mengangguk dalam pelukan. "Jangan main game lagi jika sedang ada waktu berdua," Taehyung menghirup aroma Jungkook yang segar. "Susah loh cari waktu berdua, jika aku sedang berada di kamar Haru, boleh main game. Tapi jika sedang berdua, tidak boleh."

"Oke, oke. Maaf." Jungkook meminta maaf dengan tulus. "Jadi tadi bagaimana? Kapan mau beli barang-barang untuk mendekor ulang kamar Haru?"

"Hm...besok? Setelah kau pulang?"

"Boleh. Aku akan usahakan pulang sebelum jam makan malam. Mingyu akan mengambil alih dapur selama aku absen."

Taehyung tersenyum. Kadang kala, mendapati Jungkook yang begitu perhatian dan pengertian membuat jantung Taehyung masih berdegup cepat. Kepakan di perutnya masih ada. Gembira di degup nafasnya masih ada. Rasa bangga memiliki Jungkook dalam dekapannya selalu membuat Taehyung merasa menjadi orang paling beruntung di dunia.

"Ingin beli apa saja?"

"Banyak. Aku lupa. Ngantuk."

Jungkook tertawa. "Tidak sadar ya Haru sudah menginjak usia 2 tahun tiga bulan lagi. Rasanya baru kemarin membawanya ke sini."

"Rasanya baru kemarin aku memangis ketika Haru mendapat suntik vaksin pertamanya dan mengalami demam panjang di malam hari. Aku ketakutan sekali saat itu."

"Kau menangis setiap saat." Jungkook mengelus kepala Taehyung dengan sayang. "Kau menangis saat gigi Haru tumbuh. Kau menangis saat gusi Haru meradang dan dia tidak mau makan untuk beberapa hari. Kau menangis saat Haru tidak mau tidur. Kau bahkan menangis kala Haru memanggil 'Appa' pertama kali."

"Aku tidak sendiri. Kau juga menangis." Taehyung dengan manja meletakkan dagunya di pundak Jungkook.

"Tentu saja aku menangis." Jungkook mengakuinya. "Ini pengalaman pertamaku menjadi orang tua."

"Kita," koreksi Taehyung. "Ini pengalaman kita berdua menjadi orang tua."

"Ehehe benar. Kita."

"Jadi?"

"Jadi?"

Taehyung tersenyum. "Ingin terus menggali banyak pengalaman menjadi Papa dan Appa yang baik untuk Haru?"

"Yap." Jungkook menjawab kelewat cepat. "Tentu."

Taehyung tertawa gemas. Memeluk Jungkook diiringi tawa yang disambut Jungkook dengan senang hati.

"Besok jangan telat yaa Papanya Haru!"

"Siap! Sudah ingat belum apa saja yang ingin dibeli?"

"Belum, ehehe." Taehyung nyengir. Lucu. Jungkook cubit pipi Taehyung.

"Ngantuk ya?"

Taehyung mengangguk lucu.

"Mau tidur sekarang?"

Taehyung kembali mengangguk. Gemas. Jungkook menarik selimut hingga menutupi tubuh Taehyung, mematikan lampu baca di samping tempat tidur lalu langsung memeluk Taehyung.

Mingyu salah, dia tidak butuh game untuk mencerahkan harinya yang melelahkan. Cukup dengan mencium kening Haru setelah ia tiba, memeluk Taehyung saat dirinya mulai terlelap, itu sudah lebih dari mencerahkan harinya.

.
.
.

Happy saturday!

Wingless AngelsWhere stories live. Discover now