53

1.8K 275 27
                                    

Maaf kalo ada typo ya :"3
Jangan lupa nyalakan mulmed

---

"Saya batalkan pertunangan ini."

Gue terdiam. Jelas gue kaget. Semua tamu juga kaget dan keluarga mereka natap Felix gak percaya.

Felix juga bisa buat keluarga mereka malu sama tamu tamu lain.

Gak lama setelah ngucapin kalimat yang sukses bikin kita semja bungkam dan kaget, dia natap gue.

"Saya cinta dengan orang lain."

Beberapa orang yang bisa dibilang lumayan banyak, melirik ke arah gue yang lagi di tatap Felix.

Perasaan gue jelas gak enak. Karena Felix natap gue, bikin orang orang juga ngalihin pandangan ke gue.

 Karena Felix natap gue, bikin orang orang juga ngalihin pandangan ke gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tapi kenapa?" Tanya Gea dengan wajah kecewa nya. Jelas terlihat di wajahnya.

"Saya cinta dengan orang lain." Jawab Felix yang masih setia natap gue.

Gue geleng gelengin kepala, berharap agar Felix tau kalau gue gak mau dia berbuat yang aneh aneh.

"Siapa?!" Tanya Gea lagi. Bisa gue liat, Gea udah nangis sambil liat Felix. Sementara Felix, keliatan gak peduli dan terus natap gue.

Gue takut. Gue juga ngerasa Jaemin genggam tangan gue lebih erat. Siyeon juga ngelus lengan gue, seperti berharap biar gue gak panik.

"Stella."

Satu nama yang keluar dari mulut Felix, sukses bikin tamu undangan langsung liat ke arah gue. Gak perlu dikasih tau pun, mereka semua tau kalau gue Stella karena Felix natap gue terus menerus.

Mata gue beralih ke arah Gea. Disana, gue bisa liat Gea yang natap gue sambil tersenyum getir.

Mata nya menyiratkan kekecewaan yang dalam. Entah buat siapa. Gue atau Felix.

"Jadi, Lo, Stella. Sahabat gue yang gue bangga banggain." Ucap Gea natap gue dengan mata nya yang udah sembab tapi gak berhenti ngeluarin air mata.

Gue geleng geleng. Air mata gue jatuh liat Gea, Sahabat gue, kecewa sama gue. Gue genggam tangan Siyeon.

"E-enggak ge. Enggak." Ucap gue.

Gea ketawa pelan trus ngusap air matanya, "Jujur aja la. Kita sahabat kan? Sahabat itu saling jujur." Ucap Gea.

"Gea, gue- gue bisa jelasin semua nya. Gue gak ada apa apa sama Felix, ok? Gue gak ada apa apa." Ucap gue meyakinkan Gea kalau gue (udah) gak ada apa apa sama Felix.

"Tapi aku cinta sama kamu la.." kata Felix yang bikin gue refleks noleh ke dia dan natap dia tajam.

"Felix! Lo gak boleh kayak gini. Lanjutin acara Lo sama Gea. Gue bakal pergi, karena- mungkin gue cuma peganggu acara ini." Ucap gue sebelum pergi keluar dari cafe.

Gue cukup sadar diri, gue itu gak diinginkan ada di acara itu. Bisa gue liat tatapan mereka semua yang gak suka sama gue.

"STELLA!"

Gue berusaha mempercepat langkah gue saat denger suara yang gue kenal, manggil nama gue.

"STELLA, BERHENTI LA!"

Gak, gue gak boleh berhenti. Gue harus lari. Gue gak boleh merusak kebahagiaan Gea. Gak boleh. Gue gak boleh.

"LA, AKU MOHON BERHENTI LA!"

Gue lari. Gue gak peduli orang orang natap gue aneh karena lari lari sambil nangis. Yang terpenting, Felix gak nangkep gue.

Gue lari terus, sampai baru sadar kalo ternyata gak cuma Felix yang manggil manggil gue.

Ternyata Siyeon, Ryujin, Jeno, Haechan, sama Hyunjin juga ikut manggil gue.

Tapi tetep aja gue berusaha buat latihan cepet.

Hingga gue sampai di perempatan dan gak tau harus gimana lagi. Felix udah hampir Deket sama gue.

Dan cara satu satu nya biar gue cepet lepas dari kejaran Felix itu nyebrang jalan raya.

Tanpa ba bi bu gue lari dan denger ada klakson kendaraan yang mendekati gue.

Author's Point Of View

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author's Point Of View

"STELLA! JANGAN LARI LA!"

TIIIIIINNNN

Dengan cepat, Felix menangkap tubuh Stella dan memeluk nya. Namun, tak dapat dihindari, mereka berdua tertabrak oleh kendaraan lain.

Tubuh Stella dan Felix terjatuh di trotoar jalan dalam posisi Stella berada di pelukan Felix.

Darah dimana dimana membuat orang orang disekitar mereka panik.

Siyeon, Ryujin, Jeno, Haechan, dan Hyunjin yang baru sampai terkejut dengan keadaan Stella dan Felix.

Hyunjin bahkan sudah merasa lemas karena melihat Stella dalam keadaan seperti itu.

"CHAN TELFON AMBULANS!" Teriak Jeno frustasi.

Haechan segera menelfon ambulans. Sedangkan Siyeon dan Ryujin menangis karena melihat Stella dan Felix dalam keadaan seperti itu.

-Tbc.

Aku tuh gak mau gantungin kalian dengan ending chapter kayak gini.

Tapi apa daya :(

Besok gue penilaian tengah semester :(
Apa diantara kalian ada yang besok ujian juga?


🍁Untitled ‖ Felix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang