8- Teman masa kecil

315 39 33
                                    

Di suatu perumahan kota Daegu yang terlihat ramai karena warga di perumahan itu melakukan aktivitas di luar rumah pada sore harinya. Ada yang BBQ-an bersama keluarganya, ada yang bermain bulutangkis di halaman rumahnya, bahkan anak-anak juga terlihat berlarian di tengah jalan komplek itu karena memang tidak ada kendaraan yang lewat disana.

Terlihat pula Kim Jisoo yang berjalan dengan membawa bungkusan di tangannya, dan tampak juga Park Jinyoung tengah mengikutinya di belakang. Jisoo kemudian melirik sedikit ke belakang karena mengetahui Jinyoung sedang membuntutinya dan itu membuatnya takut. Jinyoung yang mengikutinya menatap punggung Jisoo dengan rasa penasaran. Suasana menjadi hening diantara mereka.

"Hei, Kim Jisoo!" Panggil Jinyoung kepadanya. Ia terus mengikuti langkah kaki Jisoo.

"Ada apa?" Jawab Jisoo tanpa menoleh ke Jinyoung. Ia menunduk tanpa suatu alasan.

"Aku ingin bertanya padamu."

"Tanya apa?"

"Benarkah kau bisa membaca masa depan?"

Jisoo semakin menunduk takut. Ia lalu menjawab "Benar..." tanpa menoleh pandangannya.

"Sejak kapan?" Jinyoung bertanya lagi. Ia saat itu sangat banyak bertanya.

"Sejak kecil."

Jinyoung kaget. Ia berusaha menyamakan langkah kakinya dan Jisoo dan berjalan bersamanya. Ia berkata "Eh? Pantas saja kau selalu mengingatkanku. Kau bilang akan hujan jika aku keluar, kau bilang akan ada jalan berlubang jika aku lewat jalan itu dan ternyata memang terjadi. Aku pikir itu adalah kebetulan."

"Kau...marah padaku kan?" Tanya Jisoo dengan tingkah yang masih takut. Ia terus menunduk walaupun Jinyoung berusaha menatap wajahnya.

"Untuk apa?

"Karena aku bohong padamu."

Bukannya marah atau mengomel, Jinyoung malah mengusap-usap kepala Jisoo dengan lembut. Dibelainya kepala Jisoo yang tertutupi rambutnya yang sedikit kasar. Hal ini juga membuat Jisoo semakin takut dan ia terus menunduk.

"Mengapa? Aku juga bohong padamu. Aku tidak mengatakan padamu aku punya listrik di tubuhku. Aku membiarkanmu percaya bahwa lampu rumahmu hidup padahal tidak ada. Aku membiarkanmu percaya bahwa tidak ada petir di rumahku padahal aku yang melakukannya," jawab Jinyoung dengan nada lembut. Ia bahkan melemparkan senyumnya yang sangat manis walau Jisoo tidak menatapnya.

"Maafkan aku..." ucap Jisoo tiba-tiba.

"Enggak apa-apa, anggap saja kita impas. Aku juga minta maaf," jawab Jinyoung.

"Jadi, apa kau yang menyembuhkan ayah-ku?" Tanya Jisoo.

"Ya."

"Makasih."

Jinyoung tersenyum bahagia. Ia menjawab "Ya." Ia melanjutkan "Oh ya, aku ikut ke rumahmu ya. Aku sudah terlanjur disini, lagipun aku merindukan perumahan ini. Apakah ibumu ada dirumah?"

"Ya, sama Chansoo."

"Bagaimana kabarnya? Sudah lama aku tak melihatnya," tanya Jinyoung.

"Dia baik saja."

"Bagaimana sekolahnya?"

"Baik, dia masih pintar seperti dulu."

***

Kini beralih ke depan rumah Jisoo saat Jisoo dan Jinyoung sedang berjalan bersama ke rumah Jisoo. Ketika Jisoo membuka pintu, ternyata ada yang membuka pintu duluan. Dan dia adalah Chansoo, adik Jisoo yang kebetulan akan keluar dan baru muncul dari pintu. Chansoo kemudian berhenti karena melihat kakaknya.

✅Fantasy Club: Journey of the PowerWhere stories live. Discover now