Part 1

36 2 0
                                    


Januari 2019

Seorang pria berkulit putih pucat terlihat sedang terburu-buru bergegas menuju kasir untuk membayar minuman soda yang baru dibelinya. Tampak pria itu begitu gelisah dan terus melihat ke arah jam tangannya. Dia mendesah kecil untuk menenangkan pikirannya.

" Ini uang kembalinya. Terima kasih. silahkan datang kembali."

"Terima kasih."

Dengan langkah cepat dia keluar dari supermarket untuk bergegas menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari supermarket itu. Namun setibanya diluar, dia mengerang kesal.

"Argh, kenapa harus hujan? Menyusahkan saja. Aku benci dengan hujan."

"Jangan membencinya. Karena hujan itu sebenarnya sangat menyenangkan."

Pria berkulit putih pucat itu lantas menengok ke samping kanannya. Dia melihat ada seorang gadis berambut panjang kurang lebih sebahu nampak masih muda. Memakai kemeja dan celana jeans panjang yang senada berwarna biru laut. Tidak lupa juga dengan tambahan kardigan berwarna putih yang dipakainya. Tas ransel berwarna soft cream yang disampirkan di bahu kanannya dan tangan kirinya membawa beberapa buah buku. Bandana berwarna merah muda yang menghiasi kepalanya menambah kesan manis pada gadis itu.

"Jangan pernah sekalipun mengatakan hujan itu menyusahkanmu. Sesungguhnya kita, sebagai manusia sangat butuh hujan. Selain membawa ketenangan, hujan juga membawa banyak manfaat untuk kita dan juga makhluk hidup lainnya. Coba pikirkan jika tidak ada hujan, mungkin kita tidak akan bisa bertahan dan juga bumi kita perlahan-lahan akan mati kekeringan."

Pria berkulit putih pucat itu menatap gadis berambut pendek disampingnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Tiba-tiba saja dia merasakan ketenangan saat mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulut gadis itu tentang fakta yang tak pernah dia sangka sebelumnya.

"Sepertinya hujan sudah mulai reda. Aku harus pulang. Senang berjumpa denganmu. Semoga suatu saat nanti kita bisa berjumpa lagi. jangan lagi membenci hujan, ok?"

Gadis berambut pendek itu bergegas berjalan perlahan menjauh dari supermarket itu menuju jalan raya. Tiba-tiba langkahnya terhenti, dia menengok ke belakang dan melihat pria berkulit putih pucat itu masih tetap berdiam diri di tempat yang sama. Dia memberikan senyum tipis di bibirnya sambil berkata,

"Ah, aku sampai lupa. Namaku Yeeun, Jang Yeeun."

Pria berkulit putih pucat itu masih terdiam ditempatnya. Dia mendesah kecil lalu melihat ke arah jam di tangannya. Dengan berlari-lari kecil, pria berkulit putih pucat itu bergegas menuju mobilnya. Dia segera masuk kedalam mobilnya dan segera menyalakan mesin. Lalu pergi meninggalkan yeeun yang masih bertahan memandangi mobil itu hingga tak terlihat lagi.

"Aku berharap suatu saat nanti kita bisa bertemu lagi." lirihnya dalam hati.


Februari 2019

Seorang gadis berambut pendek sedang duduk di bangku paling belakang didalam bus. Dia melihat ke jendela untuk menikmati pemandangan diluar yang saat itu sedang turun hujan. Dia menghembuskan nafas pendeknya di jendela dan jendela itu nampak berembun. Suasana yang menjelang malam hari itu dengan panorama matahari tenggelam membuat pemandangan diluar sangat menakjubkan.

Bus berhenti menandakan ada penumpang yang akan naik. Seorang pria berkulit putih pucat melihat satu tempat duduk kosong di bagian paling belakang. Setelah duduk, pria berkulit putih pucat itu segera merilekskan tubuhnya dan membersihkan pakaiannya yang sebagian basah terkena hujan. Pria berkulit putih pucat itu sama sekali tidak memperhatikan seorang penumpang yang duduk tepat di samping kanannya. Dia mencoba untuk menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dan memejamkan mata untuk beberapa menit selama perjalanannya sampai ke tujuan. Dibutuhkan waktu sekitar beberapa menit untuk sampai di tempat tujuannya.

Beberapa detik kemudian, gadis berambut pendek itu segera beranjak dari tempat duduknya karena telah sampai di tempat tujuannya. Dia terlihat terkejut melihat seorang pria berkulit putih pucat yang duduk tepat disampingnya. Seulas senyum menghiasi wajahnya disaat dia melihat pria itu sedang tertidur. Dalam hatinya dia sangat senang bisa dipertemukan lagi dengan pria itu. Seakan tersadar bahwa bus ini masih berhenti untuk menunggunya agar segera turun, dia melihat kembali ke arah pria berkulit putih pucat itu dan mengucapkan beberapa kata sebelum akhirnya dia turun dari bus.

"Sampai jumpa lagi."


Maret 2019

Seorang gadis berambut panjang terlihat berjalan dengan langkah yang riang dibawah air hujan yang cukup deras. Dengan membawa payung untuk melindungi tubuhnya dari air hujan dan beberapa bingkisan dia berjalan menuju tempat penyeberangan. Dia masih menunggu lampu penyeberangan hingga berubah menjadi warna merah yang menandakan dia bisa menyeberangi jalan raya itu dengan aman. Jalan raya di hadapannya juga nampak sangat ramai. Ditambah juga hujan yang turun dengan deras masih belum menunjukan kapan hujan akan berhenti.

Lampu telah berubah warna dengan segera dia bergegas menyeberang jalan. Saat itu kebetulan juga hanya dirinya yang menyebrang jalan tanpa ada orang lain yang menemani. Dia berjalan dengan hati-hati karena jalan raya itu sangat licin bisa saja jika dia berlari tiba-tiba jadi terpleset dan terjatuh. Sebelum sampai di ujung jalan, ada sebuah mobil yang melaju kencang dan menuju ke arahnya. Dia melihat ke arah datangnya mobil itu yang tepat disampingnya, terkejut melihat ada mobil yang akan menabraknya. Dia berteriak. Payung yang ada di genggamannya terlepas begitu saja. beberapa bingkisan yang di bawanya juga berjatuhan bercampur dengan air hujan. Dia jatuh terduduk dengan mata terpejam disaat mobil itu berhenti yang hanya berjarak beberapa centimeter dihapannya.

Dia masih memejamkan matanya berharap jika mobil itu tidak menabraknya. Pengemudi mobil tiba-tiba keluar dari mobil dan menghampiri gadis yang jatuh itu. Pengemudi mobil itu adalah seorang pria.

"Agasshi, gwenchana?"

Gadis berambut pendek itu membuka matanya secara perlahan dan melihat ada pria berkulit putih pucat yang ada dihadapannya mencoba untuk membantunya berdiri dan membawanya ke trotoar jalan. Dia terkejut melihat pria berkulit putih pucat itu, namun berbeda dengan pria itu yang menunjukan raut wajah bingung.

"Agasshi? Apakah ada yang terluka di tubuhmu? Maafkan aku karena membawa mobil dengan cukup kencang dan tidak memperhatikan lampu lalu lintas."

"An—anniyo. Gwenchana. Nan gwenchana Terima kasih sudah membantuku."

Gadis itu segera mengambil payung dan bingkisan-bingkisannya yang terjatuh di jalan. Dia kembali melihat ke arah pria berkulit putih pucat itu yang masih setia berdiri dihadapannya, sedang memperhatikannya.

"Agasshi mengingatku?"

Pria berkulit putih pucat itu menatap bingung gadis berambut pendek dihadapannya saat ini. Gadis berambut pendek itu bertanya kepadanya seolah-olah memang mereka pernah bertemu sebelumnya. Tetapi pria berkulit putih pucat itu sama sekali tidak mengingat wajah gadis dihadapannya itu. Akhirnya pria berkulit putih pucat itu menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan gadis itu.

"Sudah kuduga. Agasshi pasti tidak mengingatku. Sebelumnya kita pernah bertemu disaat kita sedang menunggu hujan berhenti di depan pertokoan setelah Agasshi membeli beberapa minuman di supermarket. Agasshi juga pernah mengatakan 'aku benci hujan' begitukan? Bagaimana? Apa sekarang sudah ingat?"

Pria berkulit putih pucat itu nampak sedang berfikir mengingat kembali kejadian yang telah mempertemukannya dengan gadis dihadapannya ini. Seakan dia telah mengingat lagi, lantas dia menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya jika dia bisa bertemu lagi dengan gadis yang menurutnya unik itu.

"Ya, aku mengingatmu sekarang. Ah, maaf aku harus segera pergi. Senang bertemu denganmu lagi."

Pria berkulit putih pucat itu segera masuk kembali ke mobilnya. Tak lama kemudian mobil itu telah melaju kencang membelah jalan yang telah basah oleh rintikan hujan. Gadis berambut pendek itu termenung melihat pria berkulit putih pucat itu yang bersikap seolah tidak mengenalinya. Padahal sebelummnya mereka pernah bertemu dan bertemu lagi. Walaupun pria itu memang tak pernah menyadarinya. Dia masih memperhatikan jalan tempat menghilangnya mobil itu. Seakan telah tersadar dengan adanya petir, dia kembali berjalan dengan lesu bergegas pulang ke rumahnya.



Just Go [ Hanbin X Yeeun ] [ Ikon X CLC Shipper Couple ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora