4. Saat Hati Mencari Kebenaran

12.2K 707 6
                                    

“Memacarimu adalah kesalahan terbesarku.

Aku bersalah padamu, aku bersalah pada Tuhanku.

Seharusnya aku bisa menjaga cinta ini untuk tetap suci.

Sampai aku menjabat tangan ayahmu mengikrarkanjanji pernikahan.

Hingga akhirnya kata ‘SAH’ memenuhi seluruh ruangan.”

—Fathan Yazid Hermanta—

***

Kata-kata Rio benar-benar meracuni pikiran Fathan, sampai-sampai dia nggak nafsu makan sama sekali. Dia pikir zina itu hanya ketika seseorang melakukan hubungan suami istri dengan yang bukan mahramnya. Ternyata hanya sekedar memandang, mendengar, apalagi menyentuh sesuatu yang belum halal baginya itu termasuk zina. Ah, dia benar-benar merasa fakir ilmu.

Selama ini dia rajin ke masjid dan rutin adzan, tapi kalau untuk putus dari pacaran dia belum bisa. Sebenarnya dia tahu kalau yang namanya pacaran itu banyak mudharatnya. Bohong kalau setelah pacaran ada yang bisa makin rajin beribadah, kalaupun ada coba cek lagi niatnya itu murni karena Allah atau agar terlihat alim di depan pacarnya?


Semenjak pacaran, Fathan jadi jarang melangkahkan kakinya ke masjid. Bahkan suaranya pun kini jarang terdengar di masjid. Dulu, saat sekolah menengah atas dia gemar sekali adzan di masjid sekolah. Namun entah kenapa empat tahun terakhir ini dia jadi enggan.

Fathan menyugar rambutnya frustasi. “Astgahfirullah, ampuni hamba Ya Allah.”


Dia bangkit dan bersegera ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Setelah lengkap mengenakan baju koko, sarung, dan peci kesayangannya dia segera melaksanakan shalat isya. Lalu dilanjutkan dengan dua rakaat shalat taubat. Dia berharap dengan shalat taubat, Allah berkenan mengampuni dosa-dosanya selama ini. Termasuk dosanya ketika pacaran.

Seusai memanjatkan doa dan bermesraan kepada Allah, dia memutuskan untuk membaringkan tubuhnya. Seharian menyusun skripsi membuat tubuhnya dilanda rasa pegal yang luar biasa.

Ting! Ada pesan masuk di ponselnya, Fathan segera meraihnya saat yang muncul di layar adalah nama Zahra.

Zahra Shaliha : Sayang, udah makan?

Zahra Shaliha : Sayang

Belum sempat Fathan membalasnya, sudah muncul satu pesan lagi dari Zahra. Dulu dia sangat senang mendapat panggilan mesra dari kekasihnya, tapi entah kenapa sekarang panggilan itu malah membuatnya merasa risih.

Fathan Yazid H : Dek. Maaf yaa

Zahra Shaliha : Maaf kenapa?Aku tanya, mas udah makan belum?🥰

Fathan Yazid H : Sudah dek. Maaf karena aku malah ngajak kamu pacaran. Padahal pacaran itu jelas dilarang dalam agama kita. Aku tahu pacaran itu termasuk zina, tapi tetep aja ngajak kamu pacaran. Gimana kalo kita break dulu?

Zahra Shaliha : Ngomong apaan sih mas? Jangan ngaco, ini udah keputusan kita buat pacaran. Jangan-jangan Mas lagi naksir cewek lain ya?

Fathan Yazid H. : Loh, enggak gitu.Kok malah jadi nuduh sih? 🥺

Zahra Shaliha : Habis resek sih 😔 Pokoknya nggak ada break-break, kita kayak biasanya. Aku sayang banget sama mas ❤❤

Akhirnya Aku Menikah (Revisi)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن