PART 4 : A SHADOW

177 25 0
                                    

Yerin mendengar suara pintu kamarnya diketuk setelah 2 jam lalu Wonwoo menunjukkan kamarnya di lantai 2 namun cukup menyebalkan cantik. Kamarnya bertema minimalis namun sangat mewah dengan nuansa putih tanpa balkon dan hanya menggunakan kaca.

 Kamarnya bertema minimalis namun sangat mewah dengan nuansa putih tanpa balkon dan hanya menggunakan kaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

suara ketukan pintu dikamar yang ditempati Yerin tidak berhenti membuat Yerin menggerutu. Dia tau dia sedang "diculik" dan tingkah sipenculik membuatnya merasa sebal. "Kenapa coba harus mengetuk pintu? kan dia yg menculikku? kalau di film mana ada penculik seperti itu" Jerit yerin dalam hati. Yerin akhirnya mencapai pintu dan membukanya menemukan Wonwoo dengan beberapa pakaian.

"Pakai ini selama kau disini. Kami akan mencarikan pakaian dalam sebisa kami. Dan jaga sikapmu selama disini." ujarnya sembari mengulurkan beberapa pakaian yang diterima Yerin lalu dia beranjak pergi. "Ih, apa coba maksudnya. mencarikan pakaian dalam? Dih menyebalkan." Yerin menutup kembali pintu kamarnya dan berganti pakaian setelah mandi sebentar.

"Mungkin memang sebaiknya aku tidur saja." gumamnya.

***

Wonwoo mendengarkan nada dering melalui ponselnya, menunggu seseorang diseberang sana menerima teleponnya. "Jeon fuc*ing Woo!!! Kau membangunkanku pagi-pagi. Sebaiknya kau punya alasan yang sangat penting!" teriak orang yang diteleponnya tidak begitu senang.

"Shut up! Kim Sowon, kau harus membantuku. Ada seseorang dirumahku dan dia tidak membawa pakaian sama sekali, dia perempuan dan aku rasa kau bisa membantuku." ujar Wonwoo.

"Perempuan? dirumahmu? apa yang kau lakukan?"

"Sebelum kau berpikir negatif tentangku, sebaiknya dengarkan. Aku tidak sengaja bertemu dengannya dan dia tidak membawa apa-apa. Jadi tolong bantu aku sampai ada seseorang yang membawanya pulang."

"Kau aneh! dan aku tau itu. Arraso, katakan aku harus beli ukuran apa?"

"Mana aku tahu Sowon. Aku baru saja mengenalnya. Tapi dia cukup tinggi dan tidak kurus sepertimu. Belikan pakaian dalam juga. Tapi aku tidak tahu ukurannya. Jadi, tolong aku." ujar Wonwoo dengan pipi memerah.

"Kau benar-benar menyebalkan. Baiklah. Tapi aku tidak mau bertemu dengan Seungcheol. Jadi pastikan dia tidak ada saat aku datang."

"Oh, tidak perlu, aku akan meminta Mingyu yang datang kerumahmu. Dan aku akan transfer 2 juta won. Belikan yang pantas digunakan."

"Wah, pacarmu itu sungguh beruntung." Wonwoo terdiam. Pacar? bahkan dia tidak berpikir kesana. Dia tidak tahu perasaan apa namanya. Saat melihat Yerin dia sangat ingin menghindar terutama semenjak kejadian 2 tahun yang lalu. Tapi disisi lain, dia ingin memastikan gadis itu berada dalam kondisi yang aman.

"Thank you Sowon." sambungan dimatikan. Wonwoo mengetikkan beberapa pesna untuk mentrasfer uang ke rekening Sowon. Dan Wonwoo terdiam. Detak Jam masih bergulir, sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Wonwoo sama sekali tidak bisa tertidur, terutama karena Yerin berada dirumahnya.

drttt drttt.. Wonwoo merasakan ponselnya bergetar. Sebuah panggilan masuk. "Ne hyung." sapanya.

"Aku akan kerumahmu, setelah kembali dari Daegu nanti sore." suara Seungcheol. Wonwoo menarik nafasnya. "Ne, hyung." dan sambungan terputus. Wonwoo memejamkan matanya sejenak. Kemudian membukanya dan dia mengirimkan dua pesan.


To : Mingyu

Sebelum kau mampir kerumahku. Tolong ambil pesananku di Sowon.


To : Sowon Kim

Seungcheol akan tiba sore. Sebaiknya kau harus menyelesaikan pesananku sebelum jam 2 siang.


Wonwoo sebenernya tidak ingim terlibat. Jika menyangkut gadis bernama Jung Yerin.

***


Jeonghan menatap Seungkwan dan Jihoon bergantian. Kemudian menarik nafasnya dalam-dalam. "Tidak ada jejak? Sudah pasti ini Shadow?" tanya Jeonghan akhirnya. Jihoon mengangguk. "Gerakannya sudah pasti Shadow. Dan dari cctv yang dimanipulasi sepertinya Wonwoo yang bergerak. Ini diperkuat dengan inisial nama dari pesan yang diterima Seungkwan. JWW sudah pasti Jeon Wonwoo." jelas Jihoon.

Jeonghan terdiam. Pandangannya menatap sosok Joshua yang masih terbaring tidak sadarkan diri. Sudah dua hari dia koma. "Apa yang kau lakukan jika menghadapi masalah seperti ini, Josh?" gumam Jeonghan.

"Hyung, kita harus segera bertindak. Sebelum Yerin terluka." Ujar Jihoon mengalihkan perhatian Jeonghan. Jeonghan mendengus kemudian memejamkan matanya. "Masalahnya kita tidak akan bisa menemukan Yerin tanpa petunjuk. Dan mengarahkan tuduhan ke Jeon Wonwoo dari Shadow bukan hal yang tepat. Bagaimana kalau seseorang memanipulasinya."

Jihoon terdiam, "Boleh aku bicara?" kali ini Seokmin yang berbicara. Jeonghan menoleh ke sisinya, "Kenapa?"

"Aku rasa ini bukan gerakan Shadow. Bukankah jika ini Shadow maka Joshua akan mati ditempat? KIta bahkan tidak akan mungkin bisa menemukan Joshua. Seseorang nampaknya memanfaatkan situasi dan membuat seolah Shadowlah yang mendalangi semua ini. Ya penusukan Jihoon, ya pengejaranku dan Yerin, ya penyerangan Josh dan sampai penculikan Yerin. Aku rasa kita dimanipulasi." Ujar Seokmin.

Jeonghan terdiam. "Tapi semua bukti mengarah ke Shadow. Dan aku ingat yang menyerangku Vernon." Sergah Jihoon. "Kau yakin, Jihoon?" tanya Jeonghan. Jihoon diam sekelebat bayangan malam dia diserang yang diingatnya hanya ingatan samar seseorang yang mirip sekali dengan Vernon dan menggunakan masker hitam, perlahan Jihoon mengangguk.

Jeonghan tahu ada yang salah. Karena seperti kata Seokmin, bisa saja ada yang memanipulasi antara Shadow dan Hong bersaudara, keluarganya. Karena mereka tidak pernah akur. Terlebih juga karena Joshua dan Seungcheol, leader dari Shadow sempat memperebutkan gadis yang sama. Meski akhirnya setelah insiden 2 tahun yang lalu, Joshua sempat menyembunyikan diri di Tokyo lalu kembali setengah tahun kemudian. Dengan resolusi yang berbeda.

Joshua membuat Hong bersaudara meninggalkan Shadow dan secara terbuka mengibarkan panji peperangan, karena Joshua menerima tawaran Himchan, seorang polisi senior di Organized Crime sebagai informan puluhan gang yang melakukan kegiatan illegal. Dan sejauh ini, Joshua tidak pernah menyinggung soal Shadow ke Himchan. Tidak setelah Jihoon diserang beberapa bulan yang lalu. Joshua begitu yakin Shadow lah dalang dari penyerangan Jihoon juga Seokmin dan Yerin.

Shadow yang kehilangan setengah dari orang kepercayaannya tetap menjadi top gang berbahaya yang terkenal dan sulit dijinakkan. Mereka selalu bisa bergerak bebas tanpa terdeteksi, dan seperti namanya, seolah mereka bayangan ketika bertindak. Tanpa Jejak.

"Jeonghan-hyung?" Jihoon kembali bersuara. Jeonghan menggeleng cepat, "Kita lakukan yang kita bisa. Kita temukan Yerin semampu kita. Jangan bergerak tanpa rencana. Terutama ke Shadow. Kita tidak boleh melakukan kesalahan. Jika Josh tahu, kita semua mati."

"Apa yang tidak boleh aku tahu?" suara parau Joshua mengejutkan keempat Hong bersaudara. Joshua membuka matanya dan kini duduk menatap keempat suadaranya, meski belasan selang masih menyelimuti badannya.

"Apa yang tidak boleh aku tahu?" Joshua mengulangi pertanyaannya.

CHERRY BLOSSOMS IN WINTERWhere stories live. Discover now