Just Smile

717 29 0
                                    

Bintang bukan bulan.
Bulan bukan matahari.
Dan matahari bukan bintang.
Mereka berbeda namun fungsi nya sama!
Sama sama memberikan penerangan pada dunia yang gelap.
Dapatkah kau menjadi ketiga nya untuk menerangi dunia ku?

-----

"Itu"
Fanny menunjuk ke arah pintu. Reflek Acha dan Tamara mengikuti arah yang di tunjukkan oleh Fanny.

'Untung manusia'
Batin Tamara yang sudah keringat dingin sedari tadi. Sedangkan Acha, ia menghela napas lega.

Tapi tunggu! Bukan kah itu kakak kelas yang membuat Acha dipaksa oleh teman teman nya untuk berdesak desakan di depan ruang BK dengan berbagai bau disana? Mau apa dia kesini? Dan apakah yang Fanny maksud dengan kata 'ada yang ngintip kita' itu adalah kakakkelas tersebut?

Jika iya, maka jelas Acha tidak suka. Pertama karna kakak kelas tersebut, pagi pagi Acha berkeringat dan harus mencium aroma tidak sedap. Kedua, diri nya harus malu saat kakak kelas tersebut menggebrak meja nya di kantin yang membuat ia dan teman teman nya menjadi pusat perhatian. Dan terakhir, ia mengintip ke kelas nya? Apa yang dia intip? Tidak! Siapa yang dia intip? Di kelas ini hanya ada Acha, Tamara dan Fanny. Apakah kakak kelas itu mengintip mereka?

Merasa lelah dengan pemikiran nya sendiri, Acha lebih memilih tidak peduli dan lanjut membaca buku nya. Berbeda dengan Tamara, gadis itu sibuk tersenyum senyum mengagumi sosok Nathan yang sudah berdiri tepat di tengah tengah pintu kelas nya sembari menatap lurus kearah....Acha? Sedikit tidak percaya Tamara kembali mencoba mengikuti arah pandang Nathan. Berkali kali ia lakukan. Hasil nya tetap saja sama, atensi Nathan memang pada Acha saat ini.

"Pstt Cha"
Tamara menyenggol lengan Acha dengan telunjuk nya.

"Apa?"
Saut Acha dengan kedua alis nya yang menyatu.

Tamara menunjuk ke arah pintu kelas dengan dagu nya. Sedikit ragu, Acha mengikuti arahan Tamara. Sedetik kemudian mata nya bertemu dengan mata kakak kelas yang ia benci.

'Deg'
Susah payah Acha meneguk saliva nya sendiri. Apa itu? Kakak kelas itu tersenyum ke arah nya? Dan mengapa Acha malah menyukai senyum itu? Tidak tidak! Ia sudah membulat kan tekad bahwa kakak kelas tersebut akan menjadi kakak kelas yang paling ia benci.

Tidak bisa di pungkiri. Jika ada yang bertanya apakah kakak kelas itu tampan atau tidak, maka Acha dengan jujur akan menjawab iya. Bahkan sangat tampan walau di pandang dengan jarak yang tidak dekat seperti Acha saat ini.

"Pstt...Cha! Ditanyain tuh?"
Sikutan yang di berika Fanny membuat Acha kembali pada kesadaran nya. Cepat cepat ia menormalkan ekspresi nya agar kakak kelas tersebut tidak ge-er.

"Ya?"
Tanya Acha spontan karna degup jantung nya yang tak karuan.

Entah sejak kapan kakak kelas itu berjalan, yang jelas ia sudah berada di hadapan Acha membalik kursi sang ketua kelas yang berada tepat di depan nya hingga menghadap ke arah nya.

"Gue Nathan kelas 11 IIS 5. Nama lo?"
Ucap Nathan kembali mengulang pertanyaan nya. Ia sudah gemas dengan reaksi Acha saat ini.

Satu kata tentang Acha yang tak pernah hilang dari benak Nathan sejak pertama kali bertemu dengan Acha.

'Cantik'
Bahkan kini menurut nya Acha jauh lebih cantik jika di pandang dalam jarak sedekat ini dan dalam waktu selama ini.

My Bad Boy Senior (On Going)Where stories live. Discover now