Ratatouille Part 2

603 69 4
                                    

Harry's POV

Yang italic Harry. Yang underline bareng bareng.

My love
There's only you in my life
The only thing that's right

My first love
You're every breath that I take
You're every step I make

And I
I want to share
All my love with you
No one else will do

And your eyes
They tell me how much you care
Oh, yes you will always be
My endless love

Two hearts
Two hearts that beat as one
Our lives had just begun

Forever
I'll hold you close in my arms
I can't resist your charms

And love
I'll be a fool for you
I'm sure
You know I don't mind
Whoooooa, you know I don't mind

'Cos you
You mean the world to me
Oh, I know
I know I found in you
My endless love

[Instrumental Interlude]

Oooooooh
And love
I'll be that fool for you
I'm sure
You know I don't mind
Whooooa, you know I don't mind
And yes
You'll be the only one
'Cos no one can't deny
This love I have inside
And I'll give it all to you
My love
My endless love

Seusai bernyanyi, tanpa malu kucium bibir indah Petunia. Kulumat pelan, meskipun cukup lama kutunggu responnya namun ia tetap membalasnya. Mungkin benar aku memang ciuman pertamanya, dia masih lugu. Kurasa kita harus mengadakan kelas ciuman agar dia ahli bila aku membutuhkan ciumannya. Aha! Ide yang bagus Styles.

"Kurasa kau harus jadi muridku." Ujarku. Ia menatapku kebingungan, dang she's so cute. "Murid apa? Lu ae jadi tukang roti dulu." Sialan, ia mengejekku. "Hey aku pintar tau."

"Hmm yakin? Dalam hal apa lu pinter?" Dia mendekatkan mukanya padaku, ya dia jinjit. Aku tidak tau bahwa aku setinggi itu. "Biologi bagian reproduksi manusia."

"Gua tau lu bego teori, tapi lu pinter praktek Heri."

"Ya dan aku selalu membayangkan melakukan itu denganmu."

brukkkkkk

"HARRY!!!!"

Aku terkekeh, membuat pipinya merah adalah hobiku. Tapi Calum pernah bilang kalo hanya membaca fanfiction tentang diriku juga bisa membuatnya gila. Apa itu benar? Entahlah, aku tau wajahku ini wajah penggoda. Tetapi kan aku tidak begitu kepada semua wanita, sialan.

Ku lihat Petunia masih menutupi pipinya semenjak aku membuatnya malu. "Hey" Ku tarik tangannya dari pipinya. "Apa?" Tanyanya. Aku tersenyum dan mencium punggung tangannya lembut. "Mari kita ke tempat lain."

"Kita mau kemana?"

"Kau mau kemana?" Tanyaku balik.

"Terserah lu."

"Aku mau kemana saja asal bersamamu."

ROLEPLAYER[COMPLETED]Where stories live. Discover now