Jeno membuka dorm nct dengan perlahan. Melirik kesekeliling dorm yang kini tampak sepi dan seluruh lampu telah dimatikan.
Pemuda itu menghembuskan nafas pelan. Kini sudah pukul dua dini hari, wajar saja seluruh anggota nct dream telah terlelap dikamarnya masing-masing. Jeno merenggangkan tubuhnya pelan, tugasnya sebagai mc disebuah acara musik baru saja usai rasa penat, pegal kini melanda tubuhnya.
Yang ia butuhkan sekarang adalah bergegas membersihkan diri lalu beristirahat sembari mendekap tubuh kesayangannya. Kembali ia menghembuskan nafas lantas berjalan menuju kamarnya.
Pemandangan Jaemin yang tengah tertidur menyambut Jeno ketika ia membuka pintu kamarnya.
Pemuda itu tampak tersenyum lantas berjalan kearah kekasihnya itu, mengecup puncak kepala Jaemin lantas berjalan menuju lemari pakaiannya.
"Uhm-Jeno?"
Suara parau milik Jaemin tertangkap oleh indra pendengaran Jeno. Pemuda itu membalikan badannya dan menemukan kekasih manisnya itu tengah terduduk diatas kasur sembari mengucak matanya, "Apa ini sudah pagi?" tanyanya.
Jeno terkekeh kecil, mendekat kearah Jaemin kemudian mengelus surai merah muda Jaemin, "Belum sayang. Ada apa? Apa aku mengganggumu?"
Jeno yang mendengar hal itu terkekeh kecil. Pemuda itu berjalan mendekat kearah Jaemin. Mendudukan tubuhnya dihadapan Jaemin lalu mengelus pipi sang kekasih. Matanya melirik kearah bibir tipis Jaemin.
Jaemin yang menyadari arah pandang Jeno tersenyum tipis. Pemuda itu menarik tubuh Jeno hingga kini keduanya telah berbaring dengan Jeno yang mengukung tubug Jaemin dibawahnya.
"Jeno-" Jaemin mengalunkan lengannya pada leher Jeno, menarik kekasihnya itu hingga semakin mendekat kearahnya, mempersempit jarak diantara keduanya.
"Mpphh-" . . . . . . "Jaemin?"
Seorang penata rias menghampiri Jaemin yang tengah berbincang dengan Haechan
"Ya, Noona?"
"Apa itu dileher mu?" tanyanya sembari menunjuk leher Jaemin yang dipenuhi tanda kemerahan.
Jeno yang tengah minum tersedak, "Uhuk-"
"Jeno, ada apa?"
"Itu digigit nyamuk, benar bukan Jen?" ujar Mark sembari terkekeh kecil dan melirik kearah Jeno yang kini tampak membatu.
"Benar, nyamuk yang sangat besar." Kini giliran Renjun yang ikut menimpali
. . .
Gimana engga berkhayal kalau merekanya aja kek gini :(
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.