Terlihat seberantakan ini.
Oke.
Salah. Rian salah...
Dia tak pernah tahu keadaan Fajar sesungguhnya, yang ia tahu hanya partner nya itu luar biasa perhatian pada nya.
Mana ada waktu Rian untuk sekedar nengok ke kamar Fajar.
Toh Fajar selalu siap sedia menghampiri nya
Memastikan keadaannya
Namun tidak sebaliknya.
-
-
-
-
Kamar itu terlihat cukup berantakan.Koper koper Fajar tampak belum sepenuhnya di rapihkan.
Rian hanya mendapati Se sachet tolak angin, paracetamol generic dan gelas yg terisi setengah penuh air.
Fajar tampak tak ada di kamarnya.
Rian menghampiri kamar mandi.
Tak ada siapapun di dalam.
Lalu di pojok kamar, Rian mendapati handphone Fajar tergeletak
Rian mencoba menyalahkan
![]()
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image. "Photo ini"
Ada perasaan hangat dan haru menyelimuti hati Rian saat mengetahui foto yg Fajar ambil tempo lalu di jadikan Wallpaper.
Rian menggenggam ponsel itu semakin kuat lalu meletakkannya kembali.
"Aa' kenapa yah?" Keluh Rian mulai khawatir
-
-
-
-
-Kalau bisa dibilang.
Kepala Fajar rasanya benar-benar ingin pecah.
Bahkan udara sekeliling seperti ikut menusuk kulitnya.
Dia benar2 sakit.
Dia butuh tidur.
Tapi percakapan Rian semalam dengan Clinton membuat otaknya tetap terjaga.
Dia tak bisa diam saja di wisma
"Lebih baik aku jatuh tertidur di luar sini di banding melihat Rian"
Keluh Fajar, menopang dagunya
![]()
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

YOU ARE READING
Partner Goals #1 | Rian & Fajar's Story
Fanfiction"Setiap gua marahin si Fajar, maka disitu juga gua selalu menyesal" - Rian Ardianto 2018