23. Sepertinya, Kamu Memang (Tidak) Pernah Mengerti Diriku

26.9K 2.7K 238
                                    

Naya mendecak tidak nyaman karena Andre memaksa dirinya untuk turut menyambut tamu yang tengah menunggu mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Naya mendecak tidak nyaman karena Andre memaksa dirinya untuk turut menyambut tamu yang tengah menunggu mereka. Tengkuknya terasa tegang dan langkahnya kaku. Pria beruban dengan guratan usia yang menumpuk di sekitar dahi dan kantong mata serta sebuah senyuman hangat yang begitu mirip dengan milik Andre menyapa dirinya begitu pintu terbuka.

"Oh, Naya di sini..."

"Iya, Om. Emh... gimana kabarnya?" Naya meringis malu atas sapaan bodoh yang keluar dari mulutnya dan dia segera menundukkan kepalanya sungkan pada ayah Andre, Li Sheng Tung atau yang biasa dikenal dengan nama lokal nya, Lee Wijaya Lakas. 

Bapak Lee nampak tidak siap menemuinya, dan dia memaklumi reaksi beliau. Tentu saja beliau bermaksud untuk menemui Andre seorang setelah huru-hara yang baru saja terjadi.

"What is it?" Ucap Andre dengan nada hostile, dan dia sontak melotot pada pria itu.

"We need to talk," balas Bapak Lee tenang diakhiri dengan senyuman berterima kasih yang ditujukan padanya, dan dia semakin sungkan saja pada beliau karena dia sebenarnya adalah sumber masalah mereka.

"Aku pergi dulu ya kalau gitu.Permisi, Om," ucapnya canggung, dan dia ingin secepatnya kabur dari sana tetapi Andre malah menahan lengannya.

"You're not leaving, aku nggak mau kamu pulang sendiri."

"Dre, udah, kamu ngomong aja sama Papa kamu dulu. Aku udah nggak papa kok, it's fine," ucapnya terburu. Dia tidak enak pada Bapak Lee yang sudah masuk terlebih dahulu dan duduk menunggu Andre untuk pembicaraan empat mata mereka di meja makan. "Nggak enak kan kalau aku di sini, gimana sih kamu?"

"Naya can sit with us," ujar Bapak Lee membuat bulu kuduknya berdiri. Dia sungguh merasa tidak pantas dan bersalah dengan situasi ini. 

Guna menenangkan jantungnya yang berdetak gugup, Naya mengambil segelas air untuk beliau sebelum menempati kursi di sebelah Andre. Kedua pria itu masih belum berbicara, namun tatapan mereka memancarkan kepelikan dari topik yang membawa mereka semua pada meja hijau ini.

"My decision's final, Pa, nggak ada yang perlu dibicarain lagi." Andre membuka pembicaraan to the point dan jantung Naya serasa melorot karena ucapan frontal pria itu. Sama seperti dirinya, Bapak Lee rupanya juga terkejut dengan sikap Andre, karena memang meski Andre keras kepala dan tidak suka disalahkan, pria itu bukan seseorang yang sedemikian asertif.

"I'm not here to change your mind, leh?" Sahut Bapak Lee terdengar tulus. Dia dan Andre lantas reflek saling melirik karena respons yang tidak mereka duga ini.

"Terus? Apa lagi emang yang bisa dibahas?" Balas Andre tidak dengan nada menyerang, dan perlahan wajah pria itu melunak dengan rasa bersalah yang tidak pernah ada untuk Nyonya Vera. Tepat seperti yang dia yakini, Andre sendiri memang tidak seratus persen siap untuk keputusannya karena dia sebenarnya tidak mau menyakiti Bapak Lee.

Sepertinya, Cinta (UPDATE SUNDAYS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang