SEVEN

11.7K 399 1
                                    

Maafkan typo bertebaran.

-----------------------

Dyandra POV

Gue sedang duduk di balkon ditemani dengan susu coklat hangat. Teringat kejadian 3 hari yang lalu. Ahhh yaampun apakah keputusan gue salah memberi tau semuanya pada Davin dan Vina. Tapi gue yakin mereka bisa di percaya.

Dan,,pelukan itu? Pelukan yang paling nyaman yang pernah gue rasain. Ahh Davin terimakasih.

Jika membayangkan kejadian itu rasanya sangat bahagia. Davin tak selemah yang gue bayangin. Dan Davina? Ahhh dia cerewet sekali,menggemaskan.

Kalo dilihat-lihat, Davin itu cukup tampan. Badan yang tegak dan tinggi,huhh tinggi gue saja hanya sebatas pundaknya,rahang yang tegas,hidung mancung,bibir pink yang menggemaskan,di tambah halis yang tebal,mata coklat terang namun tertutupi kacamata besarnya yang lucu,dan tubuh putih bersih. Sempurna.

Tok tok tok

"Masuk!" Ucap gue yang masih berada di balkon.

"Hayoo, anak mama kenapa senyum-senyum terus sih? Lagi bahagia?" Ohh ternyata ibuku. Yaampun senyum nya sangat menyebalkan. Apa ibu sedang menggodaku?

"Apaansi ma, orang aku biasa aja kok,ohh iya...mama ngapain ke kamar aku?"

"Kamu lupa atau bagaimana? Ayo ke bawah papah udah nungguin kita makan malam bersama" ucap mama sambil mengelus lembut rambut gue.

"Hahhh? Papah udah pulang mah?" Tanya gue kaget dan langsung berlari kebawah sedetik setelah ibu mengangguk menjawab pertanyaan gue.

"PAPA...PAPA...PAPA" Teriak gue berlari kecil menuruni tangga

"Jangan lari-lari sayang nanti jatoh! Sini-sini peluk papa"

gue langsung saja meluk papa dan menangis sejadi-jadi mencurahkan rasa rindu gue yang tertahankan selama 8 bulan ini.

"Papa,Dyandra kangen papa."

"Papa juga kangen kamu sweetheart,gimana sekolah kamu nak?" Tanya papa sembari melepas pelukan. Sebelum gue jawab,mama menyuruh kami duduk terlebih dahulu.

"Baik kok pa,hehe" jawab gue sesaat sebelum makan

"Bagus lah" jawab papa

Kami sekeluarga makan malam bersama ditemani canda dan tawa. Bahagia sekali rasanya.

Setelah itu gue kembali ke kamar untuk tidur,tapi sebelumnya gue pamit pada papa dan gue.

*****

Davin POV

Setelah penbicaraan kami malam itu, gue dan Dyandra tidak bertegur sapa selama 3 hari karna Dyandra yang memintanya. Ia ingin menenangkan pikirannya.it's oke no problem!

Dan saat ini gue sedang memikirkan ucapan Dyandra malam itu. Gue tau satu hal. Dyandra jadi dingin karna masa lalunya.

Flashback

Dyandra membenarkan posisi duduknya. Begitupun vina dengan davin,mereka duduk di depan tv,beralaskan tikar berbulu.

"Sebenernya gue dulu punya adik perempuan, Namanya flo gue sama dia beda 1 taun. Dulu, setiap saat gue dan Flo selalu menghabiskan waktu bersama,mulai dari saling curhat,main,nonton drakor,main TOD,make up-an. Dia semangat gue,dan udah tugas gue menjadi kakak adalah menjaga flo. Dia tuh orangnya gampang baperan,dan gue dengan mati-matian bilang ke dia jangan gampang baper,tapi dia sealu gak denger. Sampai suatu malam flo pulang dengan keadaan kacau,mata yang sembab habis menangis,pakaian yang sudah tak berbentuk. Dia pulang larut malam katanya mau ke mall sama teman- temannya. Tapi dia pulang dengan keadaan memprihatinkan. Kemudian ia meluk gue sambil menangis. Ia bercerita bahwa ia memiliki pacar. Ternyata ini semua gara-gara cowok brengsek itu!"

Dyandra tak kuasa menahan air matanya. Ia kembali menangis namun hanya sebentar. Dan laangsung melanjutkan ceritanya

"Awal nya gue kesel sama flo karna gak cerita sama gue kalo dia punya pacar. Tapi saat dia menceritakan semuanya, gue merasa kasihan kalo harus marahin flo saat ini. Arjun, dia pacar flo. Malam itu flo menghubungi arjun untuk meminta menemaninya ke mall dengan teman-temannya,namun arjun menolak dengan alasan sakit. Dan bodohnya flo! Dia langsung percaya begitu saja. Sampai akhirnya setelah dari mall,ia berjalan keluar mall dan dari kejauhan terlihat segerombolan orang,sepertinya itu sebuah geng. Dan, disana ada Arjun, ia tengah mencium mesra gadis jalang di depannya. Karna kesal akhirnya flo menghampiri arjun dan langsung menamparnya. Namun arjun malah pura-pura tidak kenal dengan flo dan menyebut jalang itu sebagai calon istrinya."

Dyandra menghel nafas sebelum melanjutkan ceritanya.

"Flo kesal dan akhirnya dia pulang dengan keadaan seperti itu. Dan hari-hari berikut nya flo jadi murung dan selalu melamun. Awalnya gue khawatir tapi nyokap gue bilang. Dia gitu juga gak akan lama,paling bentaran lagi dia bakal ngajak gue main TOD. Ternyata dugaan gue salah. Berhati-hari dia jadi murung,dia depresi,karna ditinggal cowok sialan itu. Dan suatu malam gue ke kamar nya dia udah tergeletak dan.ninggalin surat,isinya dia minta maaf sama gue,bokap sama nyokap. Makannya sampe sekarang gue benci sama lelaki,dan semenjak itu sikap gue jadi dingin sama semua orang,dan lo vin,lo
satu-satunya cowok yang gue percaya,please jangan rusak kepercayaan gue."

Tangis Dyandra pecah seketika,dalam posisi duduk Davin merengkuh tubuh mungil Dyandra ke pelukannya,mengelus lembut rambutnya agar Dyandra tenang.

"Iya ra,lo busa percaya sama gue. Gue gak akan pernah bohong sama lo" ucap davin yang masih betah memeluk Dyandra.

"Iya kak Dyan,kalo kakak mau,kakak bisa anggap aku adik kok,kalo kakak gak keberatan" Ucap vina

Dyandra melepas pelukannya. "Haha,iya vin kakak gak keberatan,dan makasih ya kalian berdua mau dengerin cerita gue. Gue minta 3 hari ini jangan hubungin gue dulu,gue pengen nenangin diri gue" Ucap Dyandra yang memaksakan untuk tersenyum.

End

"Lo gila vin,lo gak sadar sekarang lo lagi bohong,arghhhh bangsattttt"

"Ahh dan gak lama lagi gue harus buka identitas gue sebelum kelulusan, oke gue harus bisa bujuk papa supaya jangan buka identitas asli gue"

gue turun ke bawah buat nemuin papa, tapi gue lupa papa lagi keluar kota,gue hanya melihat bunda yang sedang menonton TV. Akhirnya gue dekati mamah.

"bun,Nathan boleh tanya sesuatu ga?"

"Tanya apa sayang?"

"bun, kalo Nathan tetep berpenampilan gini sampe keluar sekolah boleh gak bun?"

"Lohh,emang kenapa tan?"

"Kalo Nathan buka identitas asli Nathan, Nathan gak mau semua orang kecewa sama Nathan bun."

"Tapi nak, lebih baik kecewa di awal,dari pada kecewa di akhir,mereka pasti ngerti kenapa kamu sampe berpenampilan kaya gini,coba jelasin aja ke mereka, kamu juga kesiksa kan harus buka-pake kacamata terus?"

"Hmmm,iya bun. Makasih bun Nathan ke kamar dulu"

Gaje? Iya sih emang bener tapi gak papa lah yah:)

Vomment nya guys:)

Biar semangat lagi nulisnya:( jangan jadi silent readers dong:(

Vote sama comment itu nerarti banget buat author.#Alayyyyy

Makasih manteman

N E R D [END]Where stories live. Discover now