Chapter 9

3.1K 392 26
                                    

Baekhyun mengernyit saat menggeser kakinya yang masih terasa sedikit sakit. Sejak insiden ikan mas beberapa waktu lalu, ia belum bisa bermain basket lagi, meskipun berharap akan segera pulih sehingga bisa mengikuti tes tim. Basket adalah salah satu olahraga yang menjadi hasratnya ketika berkesempatan bergabung dengan tim akademi, dan Baekhyun tak ingin menyia-nyiakan peluang melewatkan waktu latihan untuk mempersiapkan diri.

Karena sedang tak bisa berlatih, Baekhyun pun lebih memilih menghabiskan sebagian waktu luangnya dengan mengerjakan tugas di perpustakaan. Ia tak ingin tugas-tugas itu terus menggunung karena terlalu malas dikerjakan. Hampir setiap hari tugas baru selalu berdatangan dari dosen, dan beruntungnya dia karena perpustakaan akademi menyediakan banyak buku berguna yang bisa membantu menyelesaikan tugas.

Baekhyun berjalan pelan di lorong diantara rak-rak buku yang tinggi, hendak mengembalikan buku yang sudah dibaca. Ia tak mau penjaga perpustakaan menegur karena sembarangan meletakkan buku yang sudah selesai digunakan. Mata kecilnya mengamati ke sekitar lorong, ia tak menemukan tangga atau bangku untuk membantu meletakkan buku di tempat asalnya di rak tinggi.

Sebelum dia bisa pergi dan mencari bangku atau tangga, tiba-tiba buku itu diambil dari tangannya oleh seseorang, dan dikembalikan ke tempatnya semula. Baekhyun sedikit terlonjak kaget, dan matanya membelalak tak percaya saat sosok jangkung Kai berdiri tepat disampingnya.

"Te...Terima kasih." Bisik Baekhyun, masih tertegun mengetahui Kai ada di perpustakaan.

Kai hanya mendengus sebagai jawaban. Keduanya menghindari saling memandang mata satu sama lain secara langsung. Baekhyun mengangguk dan tidak tahu harus berkata apa lagi karena suasana di sekitar mereka menjadi sangat canggung. Kemudian ia memilih untuk mencari buku lain untuk dibaca.

Sambil mengetuk-ngetuk pelan bibir tipisnya, Baekhyun mengamati beberapa buku di rak. Ada sebuah buku yang sangat menarik perhatiannya, tapi berada di tempat yang sangat tinggi. Sungguh hal mustahil jika ia harus menjangkau buku itu dengan tubuh kecilnya ini.

Ketika sedang mengerutkan kening memikirkan bagaimana cara mengambil buku itu, tangan Kai sudah terangkat dan mengambilnya, lalu menyerahkan pada Baekhyun.

"Ini buku yang kau inginkan?" tanya Kai datar.

Baekhyun hanya mengangguk terdiam, menatap buku di tangan Kai sesaat sebelum mengambilnya dengan malu-malu.

"Terima kasih sekali lagi." Kata Baekhyun pada si lelaki pirang.

"No problem," gumam Kai, "tak perlu memaksakan diri. Kau masih dalam tahap pemulihan."

Baekhyun tercengang oleh kata-kata tak terduga Kai.

"Kau baik sekali. Terima kasih." Kata Baekhyun.
"Lagipula ini juga sebagian salahku." Kai mengangkat bahunya.
"Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, itu bukan salahmu, itu hanya kecelakaan. Kakiku akan baik-baik saja dalam beberapa hari." Tukas Baekhyun.
"Jadi kau akan bergabung dengan klub Basket."

Itu bukan-lah sebuah pertanyaan, tapi sangat mengejutkan Baekhyun.

"Ba... Bagaimana kau tahu?"

Anehnya, ada sedikit semburat merah di pipi lelaki pirang itu, yang dengan cepat segera menghilang tak lama setelah muncul, namun Baekhyun sudah menyadarinya.

"Klub Judo tepat ada di seberang ruang klub basket." jawab Kai. "Aku selalu melihatmu pergi ke sana setiap hari untuk berlatih," tambahnya.

Baekhyun menggosok di tengkuknya dengan canggung.

"Yeah. Sedikit membuat frustasi karena tak bisa bermain untuk beberapa saat karena cidera ini. Basket selalu menjadi gairahku dalam hidup selain belajar." Ungkap Baekhyun.

SM AcademyWhere stories live. Discover now