Epilog

1.3K 155 15
                                    

Tuhan itu baik. 

Tuhan mengerti apa kebutuhan hamba-Nya dibanding apa permintaan hamba-Nya. Tuhan mendengar apa keinginan hamba-Nya , namun lebih tahu apa sebenenarnya hamba-Nya lebih butuhkan.


Sudah satu tahun berlalu. 

Sejak Jungkook menutup mata dan Hyeri membuka mata. 

Rumah yang dibangun penuh cinta itu semakin bertabur cinta. Rasa cinta yang tumbuh begitu subur seperti taman indah yang menghiasi bagian halaman yang cukup luas. 

Ada satu hal yang membuat rumah yang dibangun atas dasar rasa cinta dari seorang ayah yang bisu kepada putra semata wayangnya yang sakit-sakitan. Ada sebuah ukiran cantik membentuk kata Love menghiasi teras, terpajang berdampingan dengan tanaman-tanaman gantung yang menjuntai beberapa centi dari atas tanah. 

Indah, penuh dengan cinta  membuatnya, dan disertai dengan jejak tinta pembuatnya.

Rumah itu terletak cukup strategis, berada di tengah perumahan yang memiliki halaman luas. Hampir semuanya terbuat dari kayu kokoh dengan dua lantai, warna cokelat mengkilap yang membuat setiap mata yang datang ke sana berdecak kagum. 

Tragedi di ruko membuat Love ikut hancur tak bersisa, sehingga kini Love dihidupkan kembali di lantai bawah rumah penuh cinta yang dibangun seorang ayah yang memiliki terlalu banyak cinta untuk putranya. 

Rumah itu menjelma menjadi sebuah kafe yang memiliki banyak pengunjung, kagum dengan desain nan indah sekaligus potret yang terjejer di dinding-dinding kayu, yang bahkan tak berdebu sama sekali. 

Di sana pelanggan akan dilayani oleh siapa saja, baik itu Jihyun , Jaehyun dan Haechan yang merupakan dokter, Hoseok , Jinwoo dan Junsu sang pengusaha hebat, Yoojung , Ahra dan Eunmi yang merupakan owner restoran terkenal, atau sosok sederhana seperti Kihyung yang merupakan seorang ayah yang hebat. 

Ada yang spesial di dalam rumah penuh dengan cinta itu, sebuah perjalanan seorang anak manusia menghadapi kehidupan yang menurut orang lain sangat singkat, beberapa pengunjung menangis haru dan banyak yang terkagum. 

Hyeri adalah penceritanya, dongeng indah tentang perjuangan seorang ayah yang membesarkan putranya yang dikaruniai sebuah kesakitan. 

Potret perjuangan seorang Jeon Jungkook sejak dia masih menjadi bayi merah hingga dia bisa mengenal apa itu cinta dan sekolah. 

Biasanya rumah itu akan ramai oleh pengunjung dan mereka sibuk melayani, namun hari ini adalah hari spesial sehingga kafe di tutup dan mereka sibuk berkumpul menyiapkan acara memanggang daging dan memakan sop ayam buatan wanita-wanita hebat yang terampil di dapur. 

Hari ini adalah acara makan-makan dan tidak ada yang mau melewatkannya sedetik pun. 

Hoseok sudah memiliki sosok pendamping sekarang, sosok wanita yang ditemuinya di pemakaman. 

Kabar bahagia bukan hanya datang dari Hoseok, melainkan juga dari Yoojung yang tengah mengandung anak pertamanya dan Hyeri yang juga tengah mengandung anak pertamanya bersama Haechan. 

Berbeda dengan Hoseok yang mengeluh dengan mood swing istrinya yang sedang hamil, Jihyun dan Haechan justru overprotektif terhadap istri dan membuat mereka sebal sendiri. 

Yang hamil siapa, yang ribut siapa, begitu yang terlihat. 

Sehingga Ahra dan Junsu yang sudah pengalaman memiliki tiga orang putra hanya mampu tersenyum sembari mengingat saat Sehun, Eunwoo dan Yoongi masih berada di dalam rahim. 

Berbeda lagi dengan Eunmi yang memilih mengadopsi seorang anak dan merawat bersama Junsu. 

Eunwoo sudah sembuh dan mulai latihan basket lagi sekarang, Sehun yang sudah memegang salah satu cabang dan Yoongi yang masih bergelut dengan kuliahnya, mereka juga turut dalam hari spesial nan bahagia hari ini. 

Satu hal yang paling manis diantara kisah mereka adalah sosok Jimin dan Inna yang bergandengan tangan memasuki gerbang dan menyapa para orang tua yang tengah sibuk menyiapkan semuanya.

"Ini dia pengantin baru kita ... masuklah, eomma sudah menyiapkan makanan halal untuk kalian." Yoojung menyapa dengan riang, lama sekali tidak melihat keduanya membuat Yoojung merasakan rindu. 

Karena diantara perawat yang membantunya merawat Jungkook, hanya Jimin dan Inna yang berkesan di hatinya. 

Jimin dan Inna hanya tersenyum, lantas duduk bersama para orang tua yang sudah berkumpul dengan celotehannya masing-masing. 

Belum lengkap formasinya dan pemilik harinya juga belum menampakkan diri. 

Namun, meskipun seperti itu, bahagia itu seolah terbang dan terbagi ke seluruh penjuru dunia, bahagia sekali.


____Love


"Panggil aku sunbae!" 

Taehyung berkata sampai uratnya terlihat, matanya melotot tajam, namun lawan bicaranya tidak kunjung mengalah. 

"Tidak mau, lidahku kelu jika memanggilmu seperti itu." jawaban santai itu membuat Taehyung pada akhirnya menghembuskan napas panjang. 

"Jeon Jungkook ... hobaeku yang manis, kenapa kau selalu melawan kata-kata sunbaemu eoh?" Jungkook sebagai lawan bicara Taehyung hanya memutar bola matanya malas. 

"Terserah kau lah ... kau semakin lama semakin menyebalkan." Jungkook memilih berjalan lebih cepat, meninggalkan Taehyung yang kesulitan menuntun sepedanya. 

"Yak! Jeon Jungkook jangan berlari!" Taehyung menyusul dengan mengayuh sepedanya, lantas dua sahabat itu saling berboncengan. 

"Jungkook-ah ... jangan pernah mencoba pergi dariku lagi." Jungkook hanya tersenyum lantas merentangkan kedua tangannya. 

"Kau selalu bisa memastikan bahwa aku selalu di belakangmu, di sampingmu, di depanmu dan di semua sisi hidupmu."

"Kita pernah kena omel dua dokter karena aku mencoba menggapaimu. Lagi pula kenapa kata-katamu lebih mirip jika diartikan menjadi benalu yaa?"

"Sunbae durhaka!" Jungkook memukul kepala Taehyung, membuat Taehyung meringis kesakitan , lantas dua sahabat itu tertawa. Rasanya menyenangkan sudah melewati semuanya.


Saat sepeda berhenti di depan rumah yang sudah bertabur kehangatan itu, kebahagiaan itu semakin terasa. 

Jeon Jungkook berhasil melewati semuanya, dan angka 16 yang berada di atas kue ulang tahunnya membuat senyuman itu melebar. 

Lagu-lagu ulang tahun di nyanyikan dan Jungkook memiliki banyak kecupan di wajahnya, lantas remaja yang di hari itu berusia 16 tahun itu tersenyum lebar.

"Kau pasti sangat bahagia, hingga detak jantungmu berdetak sangat kencang, gwenchana?" 

Yoongi bertanya sembari meletakkan stetoskop di bagian dada Jungkook. Semua orang melihatnya dengan senyuman lantas menunggu Jungkook mengucapkan sesuatu. 

"Jantungku berdetak kencang karena cinta kalian kepadaku."

Mereka tertawa lepas, melupakan kenangan pahit satu tahun yang lalu tentang air mata yang mengalir tanpa henti. 

Detak jantung Jungkook sudah berhenti begitu lama satu tahun yang lalu, lantas kembali dengan kecupan penuh cinta dari Kihyung dan sebuah keajaiban yang selama ini diidamkan tiba-tiba datang. Jungkook masuk ruang operasi terakhir kalinya untuk memasang jantung barunya. 

Tidak ada yang lebih bahagia dari pada mendapat keajaiban bertubi, Tuhan hanya ingin melihat sejauh mana kesabaran manusia menghadapi ujian.

Jeon Jungkook adalah poros dari cinta mereka. Jika poros itu lepas, maka lenyaplah kata cinta itu dari kehidupan mereka.

Jungkook adalah poros dan malaikat yang sudah melahirkannya adalah keajaiban. 

____Love  

Love [COMPLETE]Where stories live. Discover now