Prolog

18 0 0
                                    

Di pagi yang cerah, semilir angin bertiup disekitaran taman didekat salah satu SMA negri favorit di Bandung. Banyak siswa/i berseragam putih abu berlalu lalang disekitarnya, terlihat juga dua insan sedang bercengkrama ria ditengah taman itu, sang pria duduk melipat kakinya sembari meneguk air minum, dan sang wanita terlihat tengah bergumam membicarakan sesuatu dengan wajah agak sedikit sedih.

"Ka, kayaknya aku harus pindah ke Jakarta akhir semester ini, aku sama adiku bakal tinggal sama keluarga tanteku disana," Ujar wanita itu dengan wajah muram, setelah beberapa hari ia menyimpan fakta ini sendirian, akhirnya ia berani mengungkapkannya pada sang pria.

"Kenapa?" Tanya pria itu berusaha tetap santai.

"Mungkin almarhum ayah udah pesan ke tante untuk ambil aku sama adiku, lagipula bakal lumayan ribet juga sih menurutku kalau aku tinggal cuma sama Jo dirumah, kita masih butuh orangtua asuh," Jawabnya menunduk sembari memainkan dasi abunya.

Pria didepannya tersenyum sembari mengacak-acak rambutnya, "kenapa muram banget? Kamu gak akan pergi ke ujung dunia kan, Masih ada sosmed bukan? Atau mau hibernasi?" Ucapnya berusaha menghibur wanita itu.

Wanita itu mengangkat kepalanya melirik pria disebelahnya ini, senyumnya ikut mengembang, "Pokoknya kita harus terus kabar-kabaran! Aku gamau tau kamu harus sering telfon aku! Kalau bisa tiap minggu kita harus ketemu!!" Pekiknya dengan ekspresi yang lucu, pria didepannya hanya tertawa, tanpa wanita itu tau sebenarnya ia tidak benar-benar tertawa.

"Kalau ada cewe cantik disana, kenalin ke aku ya"

"Ishh centil banget sih! Arifa tuh nungguin kamu! Malah cari cewe lain."

"Males ah, dia mulu—"

"Aska! Dea! Ayo masuk, ngapain disana, sebentar lagi gerbang mau ditutup!"

"Eh iyaa pak!" Jawab mereka berbarengan menanggapi panggilan pak satpam didepan gerbang sekolah.

TO BE CONTINUED!

DEALOVAWhere stories live. Discover now