20.

7.5K 927 267
                                    

Guanlin menggeliat pelan dalam tidurnya ketika bunyi nada dering dari ponsel yang berada diatas nakas mengganggunya secara terus menerus.
Ia berdecak pelan sebelum meraih ponselnya dan siap mengumpat seseorang yang sudah mengganggu tidur siangnya diatas ranjang warna baby pink ini.

"Siapa sih gang—

"Ini aku. Kamu jadi ke Texas kan? Aku bener-bener mau ngomong penting sama kamu."

Guanlin terdiam, menjauhkan sebentar ponselnya dan mendapati nama 'Chaeyeon' disana. Ia menghela nafas berat dan kembali mendekatkan ponselnya ke telinga.

"Iya, aku berangkat jam sepuluh malem nanti. Kamu tenang aja. Aku jadi kok."

Guanlin dapat mendengar chaeyeon menghembuskan nafasnya lega. Mungkin lega karena guanlin bisa datang menemuinya. Yang jelas tidak ada yang berbicara lagi, hening. Mereka terdiam beberapa saat, sampai akhirnya guanlin terpaksa memutuskan panggilannya tanpa sepatah katapun pada chaeyeon ketika pekikan suara yang tiba-tiba membuatnya terkaget.

"Daddy!!!!!"

itu pekikan Zhian dan Zhua yang beberapa hari ini tinggal bersama orang tua jihoon. Dan tadi siang setelah menjemput jihoon dari rumah sakit dan mengantarnya pulang, Guanlin memilih tawaran jihoon untuk mampir dirumahnya mengingat sore nanti juga mereka akan berangkat bersama untuk pesta pernikahan hyungseob dan woojin, lagipula Guanlin juga bosan sendirian di apartemen. Padahal hampir satu tahun ia sendirian di apartemen, tapi semenjak jihoon dan zhizhu juga ikut menemaninya diapartemen selama empat hari itu, kini terasa membosankan jika dokter dan si kembar itu tidak ada disana.

"Hey, udah bangun? gimana tinggal sama grandpi dan grandmi?" tanya Guanlin ketika ia sudah kembali berbaring akibat tubrukan dari Zhian dan Zhua yang terlalu kencang menghantam tubuhnya yang belum sepenuhnya terbangun.

"Seru kok!! Grandpi dan grandmi ngajarin Zhizhu belajar menghitung sama mewarnai." celetuk Zhua dengan mulut kecilnya yang bergerak-gerak lucu membuat Guanlin ikut terkekeh.

Guanlin mendudukkan dirinya membuat zhizhu melepaskan pelukan mereka dan duduk dihadapan Guanlin. "Diajarin grandpi sama grandmi gimana?hm?"

"Diajarin menghitung daddy. Ada dua versi, versi grandmi dan versi grandpi." Jawab zhua senang sembari jarinya membentuk angka dua yang sudah diajarkan baekhyun padanya.

Guanlin mengangguk antusias, menunggu Zhian dan Zhua menceritakan apa yang mau mereka ceritakan. Meski agak sedikit kurang fokus dengan adanya seseorang yang baru saja masuk dan duduk di depan cermin. Entah sedang apa.

"Kalau versi grandmi, satu tambah satu sama dengan dua." jawab Zhua sembari mendekatkan jari telunjuk dari kedua tangannya.

Guanlin mengusak surai hitam Zhua diiringi kekehan. "Pinter. Terus kalau versi grandpi?"

Kali ini zhian mengangkat tangannya, memberitahukan kalau biar dia saja yang menjawab. "Kalau versi grandpi. Aku ditambah kamu sama dengan kita."

Guanlin terkekeh pelan, dan jihoon, yang sepertinya sedang memakai lotion juga terkekeh dan sedikit menoleh. Menatap pemandangan menyejukkan yang diciptakan Guanlin dan Zhizhu.

"Terus apa lagi?" tanya Guanlin menyamankan duduknya menjadi telungkup menghadap kedua anaknya yang mengikuti gerakannya dan ikut telungkup.

"Makan dulu, Guan. Kamu belum makan siang." tegur jihoon saat tidak melihat tanda bahwa perbincangan seru itu akan berakhir, dan sepertinya terus berlanjut.

Jihoon hanya memutar bola matanya malas saat ucapannya tidak digubris Guanlin, bahkan sikembar saja tidak.

"Zhian ditambah Zhua sama dengan dua." ujar Zhua dengan suara cerianya khas anak-anak dan memamerkan gigi kecilnya.

Captain • PanwinkWhere stories live. Discover now